“Bersama 113 rekan kami yang bekerja di Gaza, warga Gaza berjuang untuk bertahan hidup di lingkungan di mana hak asasi mereka untuk hidup secara langsung ditargetkan oleh Israel,” kata Anadolu.
ISTANBUL – Anadolu menyerukan kepada komunitas internasional pada hari Rabu untuk mengambil tindakan segera karena para jurnalis di Gaza, termasuk 113 stafnya sendiri, terus menghadapi kondisi yang mengancam jiwa di tengah krisis kemanusiaan yang semakin dalam di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Anadolu mengatakan perang genosida Israel di Gaza telah berkembang menjadi “genosida yang disengaja dan sistematis,” dengan puluhan ribu warga sipil, termasuk anak-anak, terbunuh.
“Penduduk Gaza telah menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi,” kata kantor berita Turki tersebut. “Saat ini, masuknya makanan dan obat-obatan ke Gaza diblokir, konvoi bantuan menjadi sasaran, akses ke pasokan makanan pokok dibatasi, dan rakyat Gaza secara sengaja dan terencana dikutuk untuk kelaparan.”
Anadolu menyampaikan keprihatinan khusus bagi para jurnalis yang bekerja di Gaza, yang terus meliput dalam kondisi ekstrem sembari berjuang untuk bertahan hidup.
“Para jurnalis yang terjebak di zona deprivasi yang sedang dibangun oleh pemerintah Israel menjalankan tugas mereka sembari berjuang untuk bertahan hidup.
“Bersama 113 rekan kami yang bekerja di Gaza, rakyat Gaza berjuang untuk bertahan hidup di lingkungan di mana hak asasi mereka untuk hidup secara langsung diincar oleh Israel. Kami sangat prihatin bahwa kondisi seperti kelaparan dan kekurangan makanan serta air secara langsung memengaruhi rekan-rekan kami di lapangan,” kata Anadolu.
Anadolu menyerukan kepada komunitas internasional, organisasi hak asasi manusia, asosiasi jurnalis, dan “semua orang yang berhati nurani” untuk bersuara bersama melawan “kegelapan ini.”
Sejak 2 Maret, Israel menunda pelaksanaan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan kelompok Palestina Hamas serta menutup perlintasan perbatasan Gaza, sehingga truk-truk bantuan kemanusiaan terlantar di sepanjang perbatasan.
Israel telah menewaskan lebih dari 59.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer telah menghancurkan daerah kantong tersebut, melumpuhkan sistem kesehatan, dan menyebabkan kekurangan pangan yang parah.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di daerah kantong tersebut.
SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA
Related Posts

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa

Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta : Mr Trump, Tidak Adil jika Pejuang Palestina Dilucuti Senjatanya Sementara Israel Dibiarkan Menembaki Gaza

AS Tolak Peran Hamas dan UNRWA di Gaza, Blokade Bantuan Israel Berlanjut

Pemerintahan Trump akan membuka suaka margasatwa Alaska untuk pengeboran


No Responses