Oleh: Sutoyo Abadi
Dada terasa makin sesak, melihat dan merasakan Penjajahan Gaya Baru menindas rakyat Indonesia makin arogan, sadis dan kejam, yang dilakukan oleh bangsanya sendiri. Sementara rakyat ( kaum pribumi ) makin melemah untuk sekedar bertahan atau mempertankan hidupnya.
Tidak ada jalan alternatif dan terbaik harus di lawan secara fisik – kalau tidak mampu melakukan perlawanan secara langsung – perlawanan perang gerilya adalah pilihan terahir
Kalau itu sudah muncul rezim oligar akan menumpas perlawanan fisik tersebut dengan dalih menumpas perbuatan makar – padahal perbuatan makar terhadap kedaulatan negara, rezim sendiri yang sedang melakukannya.
Hanya berdasarkan fakta riil saat ini kita juga sadar perlawanan fisik sangat sulit di wujudkan karena halangan :
Pertama, Sebagian besar masyarakat kita sangat mudah di lumpuhkan dengan senjata Angpao (uang)
Kedua, Negara sudah dikuasai dan atau menjadi milik para pemilik modal besar ( oligarki ).
Ketiga, Kekuatan rakyat terpecah belah karena sekedar mempertahankan bisa hidup terpaksa menyerah terhadap penderitaan keadaan apapun yang harus di alami.
Keempat, Pejabat penyelenggara negara sudah terjebak pada pola hidup enjoy life, karena semua pejabat negara sudah menjadi ternak oligar dari pusat sampai lini terbawah.
Perlawanan fisik untuk melaksanakan ketidakpastian dan ketidak adilan masih sulit terwujud karena untuk mengkonsolidasikan kekuatan kendalanya masih sangat besar dan berat.
Lebih sulit karena tidak ada atau belum terlihat tanda-tanda lahirnya pemimpin pergerakan fisik yang gagah berani dengan tekad keyakinan nurani baja untuk membela rakyat yang tertindas. Dan hambatan terahir perlawanan fisik tidak memiliki logistik yang memadai.
Kondisinya yang terus membelit rakyat dalam penderitaan justru diperparah pidato Presiden yang hanya omon – omon. Sinyal sangat kuat Presiden akan pasang badan mengamankan program oligarki termasuk sebagai bemper berlanjutnya oligar meneruskan program PIK 1 sampai 11,
Perampasan tanah rakyat, penguasaan dan pengurasan tanah rakyat, laut, sumberdaya alam akan terus berlangsung lama sampai sumber kekayaan alam akan habis bersamaan menyongsong Indonesia bubar.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Zohran Mamdani, Apakah Dia Syiah?

Anak Purbaya dan “Orang-Orang Mabuk Agama”

Novel “Imperium Tiga Samudra” (10) – Perang Para Dewa

Danantara & Uang Negara Penebus Dosa Oligarki

KPK Tetapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Tersangka Suap Promosi Jabatan dan Gratifikasi, Langsung Ditahan

Presiden Harus Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Mencuri Uang Rakyat Turun-Temurun

Pangan, Martabat, dan Peradaban: Membaca Kedaulatan dari Perspektif Kebudayaan

Prabowo Whoosh Wus

Jebakan Maut Untuk Presiden



No Responses