AS Mengebom Fasilitas Nuklir Iran Yang Kosong?

AS Mengebom Fasilitas Nuklir Iran Yang Kosong?
FOTO SATELIT: Gambar satelit menunjukkan fasilitas pengayaan uranium Fordow setelah serangan udara AS menargetkan fasilitas tersebut, pada hari Minggu, 22 Juni 2025. [Planet Labs PBC via AP]

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Masyarakat yang mengikuti berita Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran bertanya-tanya sampai sejauh mana kerusakan yang ditimbulkan serangan itu karena pemerintah Iran setelah serangan itu tetap bersumpah akan melanjutkan program nukilir nya, kok bisa?. Sementara kata presiden AS Trump fasilitas nuklir Iran itu sudah diluluhlantakan. Badan Atom dunia pun mengatakan bahwa tidak ditemukan penyebaran radio aktif dari fasilitas nuklir yang di bom AS itu. Berarti gedung-gedung fasilitas nuklir itu kosong?.

Padahal AS sudah mengerahkan keperkasaan militernya dalam melakukan serangan itu. Menurut Jenderal AS Dan Caine, ketua kepala staf gabungan, mengatakan Operasi Midnight Hammer melibatkan 125 pesawat militer AS termasuk tujuh pembom siluman B-2. Tiga fasilitas nuklir menjadi sasaran – Fordo, Natanz dan Isfahan. Selama pengarahan Pentagon, Caine mengatakan pembom berangkat dari AS dalam penerbangan 18 jam, dengan beberapa menuju ke barat ke Pasifik sebagai “umpan”, sementara paket serangan utama yang terdiri dari tujuh pembom B-2 melanjutkan ke Iran.

Tepat sebelum pesawat memasuki wilayah udara Iran, lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk diluncurkan dari kapal selam AS ke target di situs Isfahan, katanya.
Ketika pembom memasuki wilayah udara Iran, AS mengerahkan “beberapa taktik penipuan, termasuk umpan,” dengan jet tempur membersihkan wilayah udara di depan mereka, memeriksa pesawat musuh dan rudal permukaan-ke-udara, kata Caine.

B-2 yang memimpin kemudian menjatuhkan dua GBU-57 Massive Ordnance Penetrators (MOPs) – juga dikenal sebagai bom “bunker buster” – (yang beratnya sekitar 15.000 kg) di situs nuklir di Fordo. Caine mengatakan total 14 MOP dijatuhkan di dua area target. Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya mengatakan militer AS telah menyerang tiga fasilitas nuklir utama di Iran. Trump mengatakan tak ada pilihan bagi Iran kecuali berdamai atau menghadapi tragedi.

Kendati begitu, kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan penduduk setempat tidak merasakan tanda-tanda ledakan besar setelah serangan AS di Fordow. Padahal, Trump mengatakan Fordow sudah tidak ada karena berhasil dibantai rudal AS. “Kondisi di area tersebut sepenuhnya normal,” kata kantor berita tersebut, dikutip dari Aljazeera, Minggu (22/6/2025). “Rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut akan dilaporkan oleh para ahli resmi,” tambahnya.

Pejabat Iran juga menyatakan bahwa uranium yang diperkaya di fasilitas bawah tanah Fordow telah dipindahkan dari lokasi yang diklaim telah dihancurkan AS.

Tidak jelas bagaimana serangan tersebut akan memengaruhi program nuklir Iran.
Manan Raisi, yang mewakili wilayah Qom tempat Fordow berada, mengatakan serangan terhadap situs nuklir bawah tanah itu “dangkal”. “Berdasarkan informasi yang akurat, saya nyatakan bahwa bertentangan dengan klaim presiden AS yang suka berbohong, fasilitas nuklir Fordow tidak mengalami kerusakan serius, dan sebagian besar kerusakan hanya terjadi di tanah, yang dapat dipulihkan,” kata Raisi, menurut kantor berita Tasnim. Ia juga menggemakan penilaian sebelumnya bahwa tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi setelah serangan AS.

Organisasi Energi Atom Iran mengatakan data sistem radiasi dan survei lapangan tidak menunjukkan tanda-tanda kontaminasi atau bahaya bagi penduduk di dekat lokasi Fordow, Isfahan, dan Natanz. “Pengumuman dari Pusat Sistem Keamanan Nuklir. Menyusul serangan ilegal AS terhadap lokasi nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan, survei lapangan dan data sistem radiasi menunjukkan: Tidak ada kontaminasi yang tercatat,” kata organisasi tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial. “Tidak ada bahaya bagi penduduk di sekitar lokasi ini. Keamanan dalam keadaan stabil,” tertulis dalam unggahan itu.

Komisi Pengawas Nuklir dan Radiologi Kerajaan Saudi mengatakan tidak ada dampak radioaktif yang terdeteksi pada lingkungan Arab Saudi dan negara-negara Teluk tetangga setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pun menyatakan tidak ada peningkatan tingkat radiasi di fasilitas nuklir Iran yang menjadi target serangan Amerika Serikat. IAEA memastikan hal ini setelah melakukan pemantauan dan menerima laporan dari otoritas Iran.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K