Bayang-Bayang Bisnis di Lingkar Istana: Mencari Jejak Putra Jokowi dan Nadiem Makarim

Bayang-Bayang Bisnis di Lingkar Istana: Mencari Jejak Putra Jokowi dan Nadiem Makarim
Nadiem Makarim & Gibran Rakabuming pantau pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 4 Solo, Senin (13/9/2021). di Solo. Dok/Humas Pemkot Solo

JAKARTA – Di sebuah sore yang lembab di Jakarta, langit kelabu menggantung di atas gedung-gedung kaca. Di balik tirai tebal ruang rapat sebuah kafe mewah di kawasan SCBD, sejumlah orang duduk melingkar. Obrolan mereka terdengar sayup—tentang nama besar, teknologi, dan… politik. Nama Nadiem Makarim, mantan menteri muda yang kini terjerat kasus Chromebook, kembali mencuat. Dan seperti bayangan yang sulit diusir, muncul pula pertanyaan lama: apakah ada jejak bisnis yang menghubungkan Nadiem dengan putra-putra Presiden Jokowi?

Membongkar Jejak yang Tak Terlihat

Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, dua nama yang kini tak asing lagi di panggung politik dan bisnis Indonesia, sering disebut dalam bisik-bisik politik. Mereka adalah pengusaha—satu terjun ke politik tingkat nasional, satu lagi mengelola portofolio bisnis dari kuliner hingga klub sepak bola.

Di sisi lain, Nadiem Makarim adalah simbol generasi milenial sukses: mendirikan Gojek, mengubahnya menjadi raksasa teknologi, lalu meninggalkannya ketika dipanggil Presiden Jokowi untuk duduk di kursi menteri pada 2019.

Di titik ini, narasi mulai bercabang. Ada yang percaya hubungan mereka sekadar pertemanan sesama tokoh publik, namun ada pula yang menduga ada koneksi bisnis di belakang layar.

Fakta yang Tersisa di Permukaan

Penelusuran pada laporan publik dan arsip perusahaan menunjukkan satu hal jelas: tidak ada bukti resmi bahwa Gibran atau Kaesang pernah menjadi pemegang saham atau mitra bisnis langsung Nadiem, baik di Gojek, GoTo, maupun proyek pengadaan pemerintah.

Sejak 2019, Nadiem sudah mundur total dari Gojek. Ia meninggalkan kursi CEO, melepaskan kepemilikan aktif, dan fokus menjadi menteri. Sementara itu, bisnis keluarga Jokowi berjalan di jalurnya sendiri—kuliner, properti, dan hiburan—tanpa catatan publik yang menautkan secara langsung dengan bisnis Nadiem.

Gosip yang Tak Pernah Padam

Namun, gosip selalu menemukan celah. Di media sosial, potongan-potongan informasi—atau lebih sering, disinformasi—berseliweran. Salah satunya, video viral yang mengklaim Nadiem “mengirim uang 450 triliun ke rumah Jokowi” melalui jalur gelap. Klaim itu akhirnya terbukti palsu; dibantah habis oleh AFP Fact Check. Tapi, seperti asap yang tetap tercium setelah api padam, kabar itu tetap bergema di forum-forum daring.

Pengamat komunikasi politik menilai, gosip seperti ini subur karena publik sudah terlanjur melihat kedekatan simbolis antara Jokowi dan Nadiem. Penunjukan Nadiem sebagai menteri muda dianggap sebagian kalangan sebagai isyarat kedekatan istimewa, meski motif sebenarnya belum pernah diungkap tuntas.

Antara Fakta dan Imajinasi Publik

Di ruang publik, batas antara fakta dan asumsi sering kabur. Foto-foto pertemuan, potongan percakapan, atau bahkan rumor di kafe bisa tumbuh menjadi “narasi besar” yang dipercayai ribuan orang.

Seorang mantan staf kampanye 2019, yang meminta namanya dirahasiakan, bercerita kepada kami:

“Memang ada momen ketika Nadiem dianggap sebagai figur yang membantu citra Jokowi di kalangan anak muda. Tapi apakah itu diterjemahkan jadi bisnis keluarga? Saya belum pernah melihat bukti langsungnya.”

Pernyataan ini sekaligus menguatkan kesimpulan sederhana: mungkin ada kedekatan, tetapi tidak selalu berarti ada transaksi.

Kesimpulan yang Masih Menggantung

Hari ini, Nadiem menghadapi dakwaan berat. Dia ditahan Kejaksaan Agung. Gibran dan Kaesang sibuk dengan agenda politik dan bisnis masing-masing. Belum ada dokumen resmi atau investigasi kredibel yang menemukan kaitan bisnis mereka.

Namun, di negeri yang politik dan bisnisnya kerap bersilang, ruang untuk spekulasi selalu terbuka. Selama bukti tak muncul, semua ini tetap menjadi bagian dari kabut rumor yang menari di antara fakta dan imajinasi.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K