Oleh: Hamka Suyana, Motivator
Saya doakan, semoga pembaca yang sedang menjalani beratnya ujian, diberikan kemampuan sabar, syukur, ikhlas (SASYUIK).
Postingan ini saya tujukan kepada yang sedang mengalami kejadian yang mengecewakan atau menyedihkan.
Ujian berupa penyakit yang tak kunjung sembuh, suasana rumah tangga yang sedang tertimpa prahara, kesempitan rezeki sehingga hidup seolah terjepit, atau sedang mengalami buruknya nasib, memang berat memikulnya. Namun, jangan berkecil hati, dan jangan berputus asa.
Semua ada nilai dan harganya. Semua kesulitan adalah bernilai investasi. Semua kesedihan akan dibayar dengan kebahagiaan.
Tapi tunggu waktu, jangan tergesa-gesa ingin melihatnya. Semua ada prosesnya. Tunggulah tiba limit waktu penderitaan tergantikan kebahagiaan.
Mungkin ada yang bilang, “Ujianku datang silih berganti. Ujian yang satu belum ada titik terang, disusul kemudian ujian lain datang menghantam. Nasibku kok begitu malang.”
Wajar dan sangat manusiawi jika yang sedang mengalami bertubi-tubinya ujian akan menyebabkan gamang memandang masa depan dan nyaris putus harapan.
Bolehlah sedih dan duka menghadapinya. Tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Hidup tidak hanya sekarang. Masa depan masih panjang. Di sana cahaya terang sudah menanti yang perlu disambut dengan semangat dan penuh harapan.
Jika Anda merasa bahwa ujian datang silih berganti, berarti Anda sudah banyak berinvestasi.
Analoginya seperti petani menanam padi. Kalau sawahnya sempit, biaya, tenaga, dan waktu yang tersita tak seberapa. Tapi jika sawahnya luas dan tersebar di beberapa tempat, maka biaya, tenaga, waktu untuk berinvestasi jauh lebih besar. Ingatlah pula investasi ala petani. Untuk menikmati hasil jerih payahnya, petani harus SASYUIK menunggu beberapa bulan.
Dalam kurun waktu perkembangan tanaman, sang petani selalu bersikap tenang, senang, lapang meski jerih payahnya seolah hilang selama berbulan-bulan. Jika saatnya panen tiba, semua padi menguning pada masa yang sama. Cuma ada bedanya. Bagi yang sawahnya sempit, panen padi cuma sedikit. Bagi yang sawahnya luas, panen padinya melimpah ruah. Semua tergantung besar kecilnya investasi yang ditanam.
Semoga analogi di atas bisa dipahami dan mencerahkan. Bahwa ujian berat yang menghantam bertubi-tubi. Bersyukur dan berbahagialah, nilai dan nominal kebahagiaan yang akan Anda panen pasti luar biasa, sebanding dengan pengorbanan yang Anda lakukan.
Cuma ingat. Syarat tetap berlaku yaitu jalani saja proses investasi dengan SASYUIK. Tenang, senang, lapanglah menjalani ujian.
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ADA KEMUDAHAN, sesungguhnya bersama kesulitan ADA KEMUDAHAN”
Itu janji Allah di dalam Qur’an. Allah Maha Menepati Janji. Haqul yakinlah sepenuh jiwa raga.
Lihatlah dengan pandangan keyakinan, bahwa di masa depan sana, air mata kesedihan, haqul yakin, Allah gantikan dengan air mata kebahagiaan. Yakin, yakin, yakin!
Yogya, 11-5-2025
EDITOR : REYNA
Related Posts

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Purbaya Dimakan “Buaya”

Pengakuan Kesalahan Oleh Amien Rais Dalam Amandemen Undang‑Undang Dasar 1945

Menemukan Kembali Arah Negara: Dari Janji Besar ke Bukti Nyata

Informaliti

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk



No Responses