Oleh: Muhammad Chirzin
Pada hari Selasa, tanggal 28 Oktober 2025, bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda menjelang ke-100.
Sumpah Pemuda
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang Jakarta).
Tokoh-tokoh penting dalam Sumpah Pemuda antara lain, Mohammad Yamin: Perumus teks Sumpah Pemuda, Soegondo Djojopoespito: Ketua Kongres Pemuda II, dan Djoko Marsaid: Wakil Ketua Kongres Pemuda II.
Orang bijak berkata, “Sesungguhnya di tangan para pemuda urusan umat, dan hidup mati umat tergantung pada keberaniannya.”
“Pemuda yang sesungguhnya dialah yang berkata, Inilah aku, bukan yang berkata, Itulah bapakku.”
Para pemuda masa kini perlu memiliki soft skill dan hard skill untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing mereka. Beberapa soft skill yang penting adalah sebagai berikut.
Pertama, komunikasi efektif, kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
Kedua, kepemimpinan, yakni kemampuan untuk memimpin dan menginspirasi orang lain.
Ketiga, kerja sama tim, yaitu kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan.
Keempat, manajemen waktu, yakni kemampuan untuk mengatur waktu dengan efektif.
Kelima, adaptabilitas, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi baru.
Hard skill yang diperlukan antara lain, pertama, kemampuan menggunakan teknologi dan perangkat lunak yang relevan.
Kedua, kemampuan untuk menganalisis data dan informasi.
Ketiga, kemampuan untuk memecahkan masalah dengan efektif.
Keempat, kemampuan untuk berbicara dan menulis dalam bahasa yang relevan.
Kelima, kemampuan untuk mengelola keuangan dengan efektif.
Untuk meningkatkan soft skill maupun hard skill, pemuda dapat melakukannya dengan mengikuti pelatihan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, membaca buku dan artikel, berlatih dan mempraktikkan kemampuan, serta mencari mentor dan bimbingan.
Narasi Al-Quran tentang eksistensi pemuda
Pertama, para pemuda penghuni gua.
Ingatlah tatkala para pemuda itu pergi ke gua lalu mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, anugerahilah kami rahmat dari pihak-Mu, dan berikanlah jalan yang benar.” Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, untuk Kami uji mana dari kedua golongan yang menghitung lebih baik berapa lama mereka tinggal. Kami kisahkan kepadamu, Muhammad, cerita ini dengan benar. Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan, dan Kami pun memberi tambahan petunjuk kepada mereka. (QS Al-Kahfi/18:10-13)
Kedua, pemuda teman Nabi Musa.
Ingatlah ketika Musa berkata kepada pemuda yang membantunya: “Aku tidak akan berhenti sebelum mencapai tempat pertemuan kedua lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” Tatkala mereka sampai ke pertemuan kedua lautan, mereka lupa akan ikan yang lalu meluncur ke dalam laut. Ketika mereka berjalan lebih jauh, Musa berkata kepada pemuda pembantunya: “Bawakanlah sarapan kita. Kita telah letih karena perjalanan ini.” (QS Al-Kahfi/18:60-62)
Ketiga, pemuda Ibrahim.
Kami telah anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum Musa dan Harun, dan Kami mengetahui keadaannya. Ingatlah, ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?” Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.”
Ibrahim berkata: “Sungguh, kamu dan bapak-bapakmu dalam kesesatan yang nyata.”
Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami sungguh-sungguh ataukah kamu bermain-main?”
Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu. Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.”
Maka Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu berpotong-potong, kecuali yang terbesar, agar mereka kembali untuk bertanya kepadanya.
Mereka berkata: “Siapa yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, dia termasuk orang yang zalim.”
Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.”
Mereka berkata: “Kalau demikian bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan.”
Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”
Ibrahim menjawab: “Patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.”
Setelah mereka kembali sadar, lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri.”
Kepala mereka pun menunduk lalu berkata: “Sesungguhnya kamu, hai Ibrahim, telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.”
Ibrahim berkata: “Maka, mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak pula memberi mudharat kepada kamu? Ah, celakalah kamu, dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka, apakah kamu tidak memahami?”
(QS Al-Anbiya`/21:51-67)
… Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS Al-Maidah/5:2)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kesederhanaan dan Keteladanan Sri Sultan HB X

Siapa Yang Gila (1)

Tirak Gate: Pengamat Kebijakan Publik Ngawi, Agus Fatoni Menilai Ada Keculasan Nyata Dan Brutal Dalam Kasus Tirak

Soal Seleksi Perangkat Desa Tirak, Camat Kwadungan Tegaskan Akan Mengambil Langkah Sesuai Aturan

Oligar Hitam Harus Dipenggal Kepalanya

“Whoosh” Cermin Buruknya Duet Kebijakan Luhut–Jokowi

Woosh: Satu dari Banyak Jejak Kejahatan Ekonomi dan Konsitusi Jokowi

Kepala Sekolah SMAN 1 Patianrowo Nganjuk Disinyalir Paksa Murid Ikut Study Tour ke Jogja, Buat Ajang Bisnis

Umat manusia gagal menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C, kata Sekjen PBB, desak perubahan arah

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon



No Responses