JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia pada tanggal 29 hingga 30 April 2025.
Fenomena ini ditandai dengan kemungkinan hujan lebat, angin kencang, petir, hingga potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Dalam keterangan resminya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kondisi atmosfer saat ini menunjukkan adanya dinamika cuaca yang cukup signifikan, didukung oleh berbagai faktor, termasuk adanya gelombang atmosfer Rossby Equatorial dan Kelvin yang aktif di wilayah Indonesia.
“Kami memantau adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di banyak wilayah dalam dua hari ke depan. Angin kencang dan petir juga berpotensi terjadi, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring yang digelar Selasa pagi.
Wilayah Terdampak
Menurut analisis BMKG, wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem meliputi:
Sebagian besar wilayah Sumatra, terutama Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, dan Bengkulu.
Wilayah pesisir barat Pulau Jawa, termasuk Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Sebagian besar Kalimantan, terutama Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Sulawesi bagian utara dan tengah, termasuk Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Wilayah Papua bagian barat.
Selain hujan lebat, beberapa wilayah juga diprediksi mengalami angin kencang dengan kecepatan lebih dari 30 km/jam, yang dapat berpotensi menyebabkan kerusakan ringan hingga sedang pada bangunan, infrastruktur, serta mengganggu aktivitas penerbangan dan pelayaran.
Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem
Dalam penjelasannya, BMKG menyebutkan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa faktor meteorologi utama:
Aktivitas Gelombang Atmosfer: Gelombang Rossby Equatorial dan gelombang Kelvin yang aktif memperkuat potensi pertumbuhan awan hujan.
Siklus Monsun: Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (masa pancaroba) sering kali ditandai dengan kondisi cuaca yang tidak stabil.
Kelembapan Udara Tinggi: Lapisan atmosfer yang sangat lembap di beberapa wilayah mendukung pertumbuhan awan cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan lebat dan angin kencang.
“Masa pancaroba ini memang dikenal sebagai masa yang rawan, dengan kondisi cuaca yang cepat berubah-ubah. Dalam sehari, cuaca bisa berganti dari cerah menjadi hujan lebat disertai angin dalam waktu singkat,” tambah Dwikorita.
Imbauan dan Tindakan Kesiapsiagaan
BMKG mengimbau masyarakat untuk:
Memperhatikan prakiraan cuaca harian yang dikeluarkan oleh BMKG melalui berbagai platform resmi.
Waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir bandang, longsor, dan genangan air terutama di wilayah-wilayah rawan.
Menghindari berlindung di bawah pohon besar saat terjadi angin kencang atau petir.
Menunda perjalanan laut atau udara jika terdapat peringatan adanya gelombang tinggi atau cuaca buruk.
Memastikan saluran air di sekitar rumah tetap bersih untuk menghindari genangan.
Khusus bagi pemerintah daerah, BMKG meminta agar seluruh perangkat siaga bencana seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meningkatkan kesiapan, termasuk menyiapkan jalur evakuasi, tempat pengungsian, dan logistik darurat.
“Kami berharap sinergi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, relawan, dan masyarakat bisa meminimalkan dampak dari potensi cuaca ekstrem ini,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Tanggapan Masyarakat
Di berbagai daerah, peringatan ini disambut dengan langkah antisipatif. Misalnya di Kabupaten Bogor, pemerintah setempat sudah mengaktifkan posko siaga bencana dan menyiagakan alat berat untuk antisipasi longsor.
Sementara itu, warga di Jakarta mulai mengantisipasi dengan membersihkan saluran air di lingkungan masing-masing. Beberapa komunitas bahkan menginisiasi program “Giat Bersih Drainase” untuk mencegah banjir akibat hujan deras.
Rika Setiawan (34), warga Bekasi, mengatakan, “Kami sudah terbiasa dengan imbauan dari BMKG saat musim pancaroba. Tapi tahun ini terasa lebih sering hujan lebat. Makanya kami lebih waspada, terutama menjaga rumah dan kendaraan agar aman.”
Data Historis: April dan Cuaca Ekstrem
Dalam 10 tahun terakhir, bulan April di Indonesia memang kerap diwarnai oleh cuaca ekstrem. Data BMKG menunjukkan, setidaknya 30% kejadian banjir besar dan tanah longsor di Indonesia terjadi dalam periode Maret–Mei, bersamaan dengan transisi musim.
Sebagai contoh, pada April 2021, hujan deras menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, yang menewaskan lebih dari 150 orang. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem bukan hal sepele dan perlu diantisipasi secara serius.
“Setiap tahun, pola ini hampir berulang. Itulah mengapa kita harus terus meningkatkan literasi bencana di masyarakat,” kata ahli klimatologi Universitas Indonesia, Dr. Eko Prabowo.
Prediksi Jangka Menengah
BMKG juga menyampaikan prediksi cuaca jangka menengah, memperkirakan bahwa kondisi tidak stabil ini masih mungkin berlanjut hingga pertengahan Mei 2025. Setelah itu, sebagian besar wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
Namun, perubahan iklim global juga turut memengaruhi ketidakpastian musim. Pola La Nina lemah yang masih bertahan diprediksi akan memperlama masa hujan di sebagian wilayah Indonesia, terutama di bagian timur. “Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan pola musiman klasik. Dampak perubahan iklim membuat segala prediksi harus disertai skenario adaptif,” tambah Dwikorita.
Waspada info cuaca hoaks
BMKG kembali menegaskan bahwa informasi cuaca yang akurat dan cepat harus menjadi perhatian semua pihak. Masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya pada informasi cuaca yang tidak resmi atau hoaks yang beredar di media sosial.
“Cek selalu informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi InfoBMKG, website, media sosial resmi BMKG, atau melalui kanal resmi pemerintah daerah masing-masing,” tutup Dwikorita.
Dengan meningkatnya kesadaran dan kesiapsiagaan bersama, diharapkan dampak dari potensi cuaca ekstrem yang sedang dan akan berlangsung dapat diminimalisasi, sehingga keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat tetap terjaga.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Ach. Sayuti: Soeharto Layak Sebagai Pahlawan Nasional Berkat Jasa Besarnya Dalam Fondasi Pembangunan Bangsa

SPPG POLRI Lebih Baik Dibanding Yang Lain Sehingga Diminati Sekolah

Pak Harto Diantara Fakta Dan Fitnah

Surat Rahasia Bank Dunia: “Indonesia Dilarang Membangun Kilang Minyak Sendiri”

Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Mengaku Ditekan 2 Tokoh (PY) dan (HR) Untuk Memperhatikan Perusahaan Riza Chalid

Prabowo Melawan Akal Sehat atas Dugaan Ijazah Palsu Jokowi dan Kereta Cepat Whoosh

Pangan, Energi dan Air

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

NKRI Sesungguhnya Telah Bubar

Dalang Lama di Panggung Baru



No Responses