Daniel M Rosyid: Melepas Pliket Petruk

Daniel M Rosyid: Melepas Pliket Petruk
Ilustrasi Petruk dadi ratu dalam dunia pewayangan, sangat kejam, banyak penindasan, rakyatnya menjadi korban perang dan pembunuhan atas nama pembangunan

Oleh: Daniel Mohammad Rosyid @KITA

UUD 2002 has failed the reform agenda. Reformasi telah dibegal oleh anak kandungnya sendiri, yaitu UUD 2002. Namun para penyusun UUD 2002 masih tidak mau mengakui kegagalan agenda reformasi ini. Perlu dicermati bahwa norma-norma dasar UUD 18/8/1945 sudah dikubur di bawah kaki kaum sekuler liberal dan kiri radikal yang memanfaatkan kaum nasionalis sebagai useful idiots melalui 4 kali perubahan ugal-ugalan selama 1999-2002. Kemunculan Petruk out of nowhere melesat dari Solo ke Jakarta 10 tahun lalu adalah buah dari Pilpres langsung sebagai the most iconic symbol of the failed agenda.

UUD 18/8/1945 adalah karya para ulama dan cendekiawan dari berbagai kalangan -kecuali komunis yg tidak pernah menginginkan kemerdekaan RI- yg terbaik di zamannya – they were of the best minds in their era -. UUD 18/8/1945 dirumuskan sebagai pernyataan perang melawan semua bentuk penjajahan, sekaligus strategi untuk memenangkan perang tersebut. Mengubahnya secara besar2an terbukti telah membuka penjajahan dalam berbagai bentuknya yg baru.

MPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat dalam UUD 18/8/1945 digusur oleh partai-partai politik yang ujug-ujug (tiba-tiba) muncul dalam UUD 2002. Kedaulatan – kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan – yang semula jelas siapa pelaksananya, dibuat kabur dengan kekuasaan pemerintahan melalui partai politik. Semula presiden adalah mandataris MPR yang melaksanakan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), lalu diganti oleh presiden petugas partai yang menjalankan agenda oligarki ekonomi melalui para elite partai sebagai kaki tangannya. Lalu jagad politik dipenuhi oleh para bandit, badut dan bandar politik dengan beragam aksi glembuk, gendham dan copet politik.

Aksi masa di akhir Agutus 2025 mencerminkan kehilangan harapan rakyat dan generasi muda atas jagad politik episode Petruk Dadi Ratu. Mereka mulai melihat tanda bahwa Pemilu 2024 malah memilukan nasib mereka. Lalu kekuatan-kekuatan lama dan didukung kekuatan-kekuatan nekolimik yang telah berkuasa selama 10 tahun terakhir telah menunggangi kerusuhan massa itu untuk melakukan upaya mengulang skenario reformasi 1998. Jika Presiden Prabowo tidak bertindak lugas dan cepat, nasibnya akan berakhir seperti mertuanya sendiri, Soeharto .

Eksperimen 20 tahun lebih reformasi ini telah gagal namun pliket Petruk masih melekat pekat di kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kekuatan-kekuatan lama yang telah menikmati jagad politik mbelgedhes di rumah UUD 2002 terus berusaha menambah daftar kegagalannya dengan terus mliketin kaki dan tangan Prabowo. Rakyat, terutama ummat Islam sebagai mayoritas, mulai menyadari bahwa mereka telah diglembuk, digendham dan dicopet hak-hak politiknya. Tidak ada jalan lain : kedaulatan rakyat harus dikembalikan ke MPR sebagaimana rumusan UUD 18/8/1945 sebagai norma dasar dalam praktek berbangsa dan bernegara. Monopoli politik partai-partai politik yang merampas kedaulatan rakyat harus segera diakhiri. Time is running thin. Jika ini dilakukan presiden Prabowo, rakyat akan mendukungnya dan Garuda bisa terbang tinggi, selamat dari Naga dan Gajah yang terus mengincar untuk menerkamnya.

KITA bersama rakyat semesta akan mengambil peran Kresno untuk membujuk Bagong agar berani bersih-pliket-pliket yang ditinggal Petruk.

Wonosalam, Jombang 14 September 2025

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K