Dekarbonisasi, upaya mengurangi emisi karbon untuk mengatasi perubaan iklim karena pemanasan global

Dekarbonisasi, upaya mengurangi emisi karbon untuk mengatasi perubaan iklim karena pemanasan global
Foto: PGN Saka Terapkan Program Dekarbonisasi untuk Dukung Net Zero Emission

JAKARA – Dekarbonisasi adalah proses mengurangi atau menghilangkan emisi karbon, khususnya karbon dioksida (CO₂), dari atmosfer untuk mengatasi perubahan iklim. Teknologi dekarbonisasi digunakan dalam berbagai sektor seperti energi, industri, transportasi, dan pertanian. Berikut adalah beberapa jenis teknologi dekarbonisasi:

1. Energi Terbarukan

Menggantikan bahan bakar fosil dengan sumber energi bersih yang tidak menghasilkan emisi karbon.

Tenaga Surya: Menggunakan panel fotovoltaik untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik.

Tenaga Angin: Menggunakan turbin untuk menghasilkan listrik dari angin.

Tenaga Air: Menggunakan aliran air untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik.

Bioenergi: Menggunakan biomassa (seperti kayu atau limbah organik) sebagai sumber energi terbarukan.

2. Teknologi Penyimpanan Energi

Membantu menyimpan energi dari sumber terbarukan agar dapat digunakan secara konsisten.

Baterai: Lithium-ion dan baterai solid-state untuk kendaraan listrik dan grid energi.

Penyimpanan Energi Termal: Menyimpan panas atau dingin untuk aplikasi energi.

3. Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture and Storage – CCS)

Menangkap CO₂ yang dihasilkan dari proses industri atau pembakaran bahan bakar fosil dan menyimpannya di bawah tanah.

Direct Air Capture (DAC): Menangkap CO₂ langsung dari atmosfer.

Post-Combustion Capture: Menangkap CO₂ dari gas buang pembakaran.

4. Hidrogen Hijau

Menghasilkan hidrogen menggunakan elektrolisis air dengan energi terbarukan. Hidrogen hijau dapat digunakan sebagai bahan bakar tanpa emisi karbon.

5. Efisiensi Energi

Mengurangi konsumsi energi dengan teknologi yang lebih efisien.

Bangunan Hemat Energi: Menggunakan isolasi termal, pencahayaan LED, dan perangkat hemat energi.

Industri Efisien: Optimalisasi proses industri dengan teknologi otomatisasi dan pemrosesan ulang panas.

6. Teknologi Elektrifikasi

Menggantikan proses berbasis bahan bakar fosil dengan listrik yang berasal dari energi terbarukan.

Kendaraan Listrik (Electric Vehicles – EVs): Menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil.

Pemanas Listrik: Menggantikan pemanas berbahan bakar minyak/gas dengan pemanas berbasis listrik seperti pompa panas.

7. Teknologi Berbasis Alam (Nature-Based Solutions)

Memanfaatkan ekosistem alami untuk menyerap CO₂.

Reforestasi dan Afforestasi: Penanaman kembali hutan untuk menyerap karbon.

Pengelolaan Lahan Berkelanjutan: Memperbaiki tanah untuk meningkatkan penyimpanan karbon.

8. Material dan Produksi Ramah Lingkungan

Mengurangi jejak karbon dalam pembuatan bahan dan produk.

Baja dan Semen Rendah Karbon: Menggunakan proses produksi inovatif yang mengurangi emisi.

Material Berbasis Biomassa: Mengganti bahan berbasis fosil dengan material organik.

9. Teknologi Pertanian dan Peternakan

Mengurangi emisi dari sektor pertanian.

Pupuk Rendah Emisi: Mengurangi emisi nitrous oksida.

Makanan Ternak Inovatif: Mengurangi emisi metana dari ternak.

Pertanian Presisi: Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi jejak karbon.

10. Rekayasa Iklim (Geoengineering)

Teknologi untuk mengelola dan mengurangi dampak perubahan iklim secara langsung.

Solar Radiation Management (SRM): Memantulkan sebagian sinar matahari untuk mengurangi pemanasan global.

Ocean Fertilization: Meningkatkan kemampuan laut untuk menyerap CO₂.

11. Teknologi Daur Ulang dan Ekonomi Sirkular

Mengurangi kebutuhan produksi baru dengan daur ulang dan penggunaan ulang material.

Plastik Daur Ulang: Mengubah limbah plastik menjadi bahan baru.

Ekonomi Sirkular: Memperpanjang masa pakai produk untuk mengurangi limbah.

Setiap teknologi memiliki potensi dan tantangan tersendiri, serta efektivitasnya tergantung pada konteks penerapan dan dukungan kebijakan.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K