ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Selesai pemberian penghargaan BULOG kepada Polda Banten karena dianggap berhasil mengungkap mafia beras dalam penyaluran SPHP, Dirut BULOG Budi Waseso turun ke lantai pertama untuk menemui wartawan. Dilantai dua sebelumnya, acara pemberian penghargaan bersifat tertutup.
Kepada wartawan Budi Waseso mengatakan, penghargaan kepada Kapolda Banten sebagai bentuk apresiasi BULOG, karena keberhasilan Polda Banten dalam mengungkap dan mengawal proses hukum mafia beras.
Menurutnya, sebenanrnya mafia beras terjadi tidak hanya di Banten, tetapi terjadi di berbagai wilayah. Modusnya, para pedagang itu beli beras premium BULOG lalu menggantinya dengan bungkus baru.
“Mereka hanya mengganti bungkus saja. Beli dari BULOG seharga Rp 8000, diganti bungkusnya lalu dijual dengan harga Rp 12.000. Ini modusnya. KIta menjualnya dalam betuk curah karena untuk mempercepat disribusi, tetapi justru dipakai modus oleh mafia beras hanya dengan megganti bungkus saja mereka sudah dapat untung besar,” kata Dirut BULOG Budi Waseso di kantornya.
Budi Waseso menjelaskan kondisi produksi beras saat ini yang menurun akibat dampak musim yang ekstrim (Elnino). Akibatnya, wilayah lumbung beras seperti Sulawesi Selatan sudah “jebol”. Saat ini sekitar 70.000 ton beras impor sudah masuk di sana. Padahal Sulsel merupakan lumbung beras terbesar di Indonesia.
“Kita tinggal punya NTB yang masih bisa bertahan sebagai daerah lumbung beras mandiri. NTB satu-satunya propinsi yang tidak kemasukan beras impor. Kita masih cukup berbangga dengan NTB yang mampu mandiri. Sulawesi sebenanrnya produksinya masih tinggi, tetapi karena diserap oleh daerah sekitarnya, akhirnya menjadi kekuarangan beras. Terpaksa kita pasok beras impor 70.000 ton saat ini,” jelas Budi Waseso.
Untuk menjaga cadangan beras dan memastikan ketercukupannya, maka Indonesia sudah mendapatkan kepastian dari impor dari China sebanyak 1 juta ton. Realisasinya kita menunggu kontrak kerjasama, namun Presiden Jokowi dan Mneeru BUMN sudah berkunjung ke China beberapa waktu lalu.
“Jadi intinya Pak Presiden ingin memastikan cadangan beras kita aman. Bantuan pangan harus terus dijalankan, apalagi dalam kondisi produksi pertanian menurun. Karena itu tidak ada pilihan, pak Presiden menugaskan BULOG untuk impor beras. Tidak hanya dengan China, tetapi juga dengan Thailand, Vietnam, Laos, maupun negera lain,” ungkapnya.
Prinsipnya, kata Budi Waseso, pemerintah menjamin cadangan pangan nasional tercukupi hingga musim panen tahun depan.
“Sehingga masyarakat merasa tenang. Tidak perlu khawatir, karena pemerintah akan menjamin ketersediaan beras. Cadangan beras kita mencukupi,” tegas Budi Waseso. (BLG/31/60)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Amazon mendekati ‘titik tak bisa kembali,’ ilmuwan memperingatkan menjelang COP30

Konferensi iklim PBB di Brasil akan berfokus pada implementasi dengan perkiraan jumlah pemimpin yang terbatas

Whoosh Dan Komitmen Anti Korupsi Itu: Omon-Omon?

HCML Raih Penghargaan “Excellence in Strategic Communication and Public Engagement” di CNN Indonesia Awards 2025

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Maklumat Yogyakarta: Keprihatinan Atas Perkembangan Kelola Dan Penyelenggaraan Negara Yang Tidak Kunjung Membaik

Prabowo Akan Bayar Utang Kereta Cepat, Habib Umar Alhamid: Apakah Semua Korupsi Era Jokowi Ditanggung Negara?

Prabowo Tanpa Jokowers: Lemahkah?

Potret ‘Hutan Ekonomi’ Indonesia

Prof. Djohermansyah Djohan: Biaya Politik Mahal Jadi Akar Korupsi Kepala Daerah



No Responses