Dr. Anton Permana: Ada Upaya Sistematis Mengadu Domba Rakyat dengan TNI

Dr. Anton Permana: Ada Upaya Sistematis Mengadu Domba Rakyat dengan TNI
Dr Anton Permana, Pengamat Ekonomi dan Geopolitik

JAKARTA – Dalam pernytataan eksklusif di kanal YouTube Bang Edy Channel berjudul “ANTON PERMANA: PARA BANDIT MEMPR0V0K4S1 RAKYAT AGAR B3NCI TNI”, pengamat geopolitik Dr. Anton Permana menyampaikan pandangan kritis mengenai situasi sosial politik yang tengah berkembang di Indonesia. Ia menegaskan adanya pihak-pihak tertentu yang secara sistematis berupaya memprovokasi masyarakat agar membenci Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurut Anton, pola provokasi ini sengaja dibangun dengan memanfaatkan berbagai isu, termasuk kerusuhan dan konflik sosial, sehingga seolah-olah TNI adalah aktor utama di balik kerusakan yang terjadi. “Ada pihak yang sengaja mengarahkan opini publik agar rakyat melihat TNI sebagai biang masalah. Padahal, TNI adalah alat pertahanan negara yang tugas utamanya menjaga kedaulatan bangsa,” ujarnya.

Musuh Utama: TNI dan Umat Islam

Lebih jauh, Anton menguraikan bahwa tujuan utama provokasi ini bukan sekadar membentuk citra buruk TNI, melainkan melemahkan institusi yang selama ini menjadi penghalang bagi pihak-pihak tertentu dalam menguasai Indonesia. Ia menegaskan, musuh utama kelompok tersebut adalah TNI, kemudian umat Islam sebagai kekuatan mayoritas rakyat.

Menurutnya, melemahkan TNI berarti membuka jalan bagi kelompok oligarki atau “bandit” untuk leluasa menjarah kekayaan sumber daya alam Indonesia. “Kalau TNI berhasil dilemahkan citranya, rakyat akan terpecah. Saat itu, mereka yang selama ini ingin mencengkeram negeri ini bisa dengan mudah melancarkan aksinya,” papar Anton.

Strategi Adu Domba

Anton menilai strategi adu domba ini bukanlah hal baru dalam sejarah politik Indonesia. Pola serupa pernah digunakan pada masa-masa sulit bangsa, di mana rakyat diprovokasi untuk saling curiga dan bertikai, sementara kekuatan eksternal atau segelintir elite memanfaatkan situasi tersebut untuk meraup keuntungan.

“Inilah strategi klasik: divide et impera, pecah belah dan kuasai. Kalau rakyat dan TNI dibuat saling curiga, maka bangsa ini akan sibuk dengan konflik internal. Pada saat yang sama, aset-aset nasional bisa dikuras oleh kelompok yang sudah mengincarnya,” kata Anton.

Ia juga memperingatkan bahwa dampak adu domba ini bisa sangat destruktif. Jika dibiarkan, rakyat bisa kehilangan kepercayaan pada institusi pertahanan negara, sementara hubungan sipil-militer yang harmonis justru dibutuhkan dalam menjaga stabilitas nasional.

Rakyat Tidak Boleh Kalah

Dalam pernyataannya, Anton menegaskan bahwa rakyat Indonesia tidak boleh kalah oleh skenario semacam ini. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali bersatu dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi yang menyesatkan.

“Rakyat tidak boleh kalah lagi. Kita harus bangkit bersama. Jangan biarkan mereka mengadu domba kita dengan TNI. Justru kita harus memperkuat solidaritas, menjaga persatuan, dan mengawal agar sumber daya alam negeri ini dikelola untuk kepentingan rakyat, bukan segelintir kelompok,” tegasnya.

Anton juga menekankan pentingnya peran umat Islam dalam menjaga persatuan bangsa. Sebagai mayoritas, umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk tidak terjebak dalam provokasi yang mengarah pada perpecahan.

TNI sebagai Pilar Kedaulatan

Di akhir pernytaan, Anton kembali menekankan bahwa TNI adalah pilar pertahanan negara yang harus dijaga kehormatannya. Ia menolak keras tuduhan-tuduhan yang menyudutkan institusi TNI dalam berbagai peristiwa politik maupun sosial.

“TNI adalah benteng terakhir bangsa. Kalau benteng ini berhasil diruntuhkan lewat opini, lewat stigma negatif, maka kedaulatan bangsa ini akan goyah. Karena itu, rakyat justru harus berdiri di samping TNI, bukan sebaliknya,” tutup Anton.

Peringatan Keras

Pernyataan Dr. Anton Permana tersebut menyoroti adanya upaya sistematis dari kelompok tertentu untuk melemahkan TNI dan mengadu domba rakyat dengan militer. Tujuannya, agar mereka dapat dengan mudah menguasai dan menjarah sumber daya alam Indonesia. Anton menyerukan agar rakyat tidak terjebak dalam provokasi, melainkan bangkit bersama, memperkuat persatuan, dan menjaga TNI sebagai garda terdepan pertahanan negara.

Dengan peringatan keras ini, Anton berharap publik semakin waspada dan tidak mudah dipengaruhi oleh narasi yang bisa merusak keutuhan bangsa.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K