Oleh: Budi Puryanto
Jika banyak pemimpin nasional dikenang karena membangun negaranya, Soeharto punya satu dimensi tambahan: pengakuan internasional yang luas. Di panggung dunia, Soeharto dipandang sebagai pemimpin yang stabil, pragmatis, dan mampu menjaga keseimbangan geopolitik Asia–Pasifik pada masa yang penuh ketegangan.
Beberapa sejarawan luar negeri menyebut Soeharto sebagai “the stabilizer of Southeast Asia”—tokoh yang tidak hanya mempengaruhi Indonesia, tetapi juga arah perkembangan kawasan.
Pengakuan Besar dari Negara-Negara Dunia
Sepanjang masa kepemimpinannya, Soeharto menerima berbagai penghargaan tingkat negara dari berbagai belahan dunia. Penghargaan itu bukan hanya simbol, tetapi penanda bahwa Indonesia diperlakukan sebagai negara besar yang dihormati.
1. Jepang: Mitra Utama Ekonomi dan Politik
Pemerintah Jepang memberikan penghargaan Grand Cordon of the Order of the Rising Sun kepada Soeharto. Ini adalah salah satu penghargaan tertinggi Jepang, yang biasanya hanya diberikan kepada pemimpin yang dianggap berjasa besar dalam hubungan bilateral.
Sejarawan Jepang Prof. Koichi Kawamura menyebut hubungan Indonesia–Jepang era Soeharto sebagai “fondasi emas”—stabil, saling menguntungkan, dan penuh kepercayaan.
2. Korea Selatan dan Taiwan: Mengakui Peran Indonesia Sebagai Penopang Stabilitas Asia Pasifik
Korea Selatan memberikan berbagai penghargaan diplomatik, terutama atas peran Indonesia dalam menjaga perdamaian regional selama Perang Dingin.
Taiwan memberikan Order of Propitious Clouds, menandai hubungan erat dalam ekonomi dan teknologi, meski Indonesia secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Ini menunjukkan kemampuan Soeharto memainkan diplomasi ganda dengan cerdas.
3. Negara-Negara Timur Tengah: Pengakuan atas Kiprah Soeharto di Dunia Islam
Beberapa negara Timur Tengah memberikan penghargaan kenegaraan, termasuk: Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan juga Pakistan
Penghargaan ini terutama terkait kontribusi Soeharto dalam memperkuat solidaritas dunia Islam dan peran aktif Indonesia dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Pengaruh Indonesia di Mata Dunia
Soeharto tidak hanya menerima penghargaan, tetapi juga membangun posisi Indonesia dalam diplomasi global. Di bawah kepemimpinannya:
1. Indonesia Menjadi Negara Nonblok Terdepan
Dalam Gerakan Nonblok, Indonesia kembali menjadi pusat perhatian setelah era Sukarno. Soeharto mengarahkan kebijakan luar negeri menjadi moderat, tidak memihak, dan fokus pada stabilitas ekonomi kawasan. Indonesia dilihat sebagai negara besar yang menjadi “suara kewarasan” dalam perdebatan global.
2. Hubungan Baik dengan Semua Blok Kekuasaan
Di tengah Perang Dingin, Soeharto menjaga keseimbangan: Bersahabat dengan Amerika Serikat. Membangun hubungan ekonomi kuat dengan Jepang. Bersikap terbuka terhadap Eropa Barat. Menjaga dialog dengan Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok
Diplomasi ini membuat Indonesia dihormati sebagai negara yang dewasa dan tidak mudah ditarik ke dalam perang ideologi.
3. Indonesia Menjadi Negara Kunci di APEC
Pada awal 1990-an, Soeharto membawa Indonesia masuk ke APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation). Ketika Indonesia menjadi tuan rumah APEC 1994 di Bogor, Soeharto melahirkan Bogor Goals—sebuah dokumen yang hingga kini menjadi pilar liberalisasi perdagangan kawasan Asia Pasifik.
Banyak analis, termasuk dari CSIS Washington, menganggap Bogor Goals sebagai “salah satu kontribusi Indonesia paling signifikan dalam ekonomi internasional.”
Reputasi Pribadi Soeharto di Mata Pemimpin Dunia
Beberapa pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Jepang Ryutaro Hashimoto dan PM Singapura Lee Kuan Yew, pernah secara terbuka memuji Soeharto.
Lee Kuan Yew, salah satu pemimpin paling berpengaruh di Asia, menulis dalam memoarnya:
“Soeharto adalah pemimpin yang tenang, penuh kebijaksanaan, dan tidak suka menonjolkan diri. Ia memainkan peran besar dalam stabilitas ASEAN.”
Pujian ini jarang diberikan Lee Kuan Yew kepada pemimpin lain di Asia Tenggara.
Diplomasi Yang Tidak Berisik, Tetapi Efektif
Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang minim retorika namun maksimal dalam aksi. Ia tidak mencari panggung internasional, tetapi membangun kepercayaan antarnegara melalui konsistensi, stabilitas, dan penghormatan pada kedaulatan.
Kontribusinya—baik dalam APEC, ASEAN, OKI, maupun Nonblok—menjadi jejak diplomasi yang jarang dimiliki pemimpin manapun di Asia.
Pengakuan dunia atas Soeharto bukan kebetulan, tetapi buah dari kebijakan luar negeri yang stabil, diplomatik, dan mampu menjaga martabat Indonesia di panggung global.
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Baca juga:
Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia
Related Posts

Apa Mungkin Selama Ini Negara Tidak Tahu?

Buntut Pemusnahan Dokumen, Taufiq Ancam Laporkan Semua Komisioner KPU Surakarta

Kasus Lapangan Terbang Morowali Hanya Kasus Kecil

Habib Umar Alhamid Ingatkan Jangan Ada UU dan Kebijakan “Banci” di Pemerintahan Prabowo

Bravo, Prasiden Prabowo Beri Rehabilitasi ke Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi!

Agar Tidak Jadi Korban Kriminalisasi, Faizal Assegaf Sarankan Tempuh Mediasi Dalam Kasus Ijazah Jokowi

Gibran Diarena KTT G-20 : Adakah Dialog?

Ijazah Jokowi Sebagai Barang Langka dan Politik Konservasi Dokumen

Akhir Skandal Ijazah Jokowi, Mediasi Atau Revolusi?

Sidang Kedua Mediasi Kasus Perangkat Desa Tirak Temui Jalan Buntu


No Responses