“God Bless Israel, God Bless Iran”

“God Bless Israel, God Bless Iran”

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Judul tulisan saya diatas itu adalah penggalan kata-kata yang diucapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kata-kata yang mengejutkan masyarakat dunia dan kelihatan aneh karena sebelumnya Donald Trump ini selalu mengeluarkan kata-kata keras yang penuh ancaman dan kebencian terhadap Iran agar menghentikan program nuklirnya bahkan secara terbuka mengancam akan “membunuh” pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei (hampir tidak ada pemimpin negara di dunia ini yang melakukan ancaman membunuh pemimpin negara lain secara publik).

Lalu dengan kekuatan militernya Donald Trump melakukan Operasi Midnight Hammer melibatkan 125 pesawat militer AS termasuk tujuh pembom siluman B-2. Tiga fasilitas nuklir menjadi sasaran – Fordo, Natanz dan Isfahan. Trump meng-klaim pesawat-pesawat tempurnya sudah meluluhlantakan ketiga fasilitas nuklir Iran itu. Trump dan Perdana Menteri Israel berkali-kali mendesak rakyat Iran untuk menggulingkan pemerintahannya yang dianggap menyengsarakan rakyatnya. Iran membalas semua serangan Israel maupun AS dengan meluncurkan ratusan drone dan peluru kendali canggih seperti hipersonik ke Israel dan mengancam semua fasilitas militer AS di Timur Tengah akan menjadi sasaran serangan Iran.

Lalu, dunia terkejut dengan pernyataan Trump di akun media sosial nya yang seperti berbalik arah dari kata-kata yang penuh ancaman menjadi kata-kata “pujian” dan secara sepihak memutuskan adanya gencatan senjata antara Israel dan Iran. Tepatnya pernyataan Trump itu sbb: “CONGRATULATIONS TO EVERYONE! It has been fully agreed by and between Israel and Iran that there will be a Complete and Total CEASEFIRE (in approximately 6 hours from now, when Israel and Iran have wound down and completed their in progress, final missions!), for 12 hours, at which point the War will be considered, ENDED! Officially, Iran will start the CEASEFIRE and, upon the 12th Hour, Israel will start the CEASEFIRE and, upon the 24th Hour, an Official END to THE 12 DAY WAR will be saluted by the World. During each CEASEFIRE, the other side will remain PEACEFUL and RESPECTFUL. On the assumption that everything works as it should, which it will, I would like to congratulate both Countries, Israel and Iran, on having the Stamina, Courage, and Intelligence to end, what should be called, “THE 12 DAY WAR.” This is a War that could have gone on for years, and destroyed the entire Middle East, but it didn’t, and never will! God bless Israel, God bless Iran, God bless the Middle East, God bless the United States of America, and GOD BLESS THE WORLD!”

(SELAMAT UNTUK SEMUANYA! Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada gencatan senjata Lengkap dan Total (dalam waktu sekitar 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah berakhir dan menyelesaikan misi terakhir mereka yang sedang berlangsung!), selama 12 jam, di mana Perang akan dipertimbangkan, BERAKHIR! Secara resmi, Iran akan memulai gencatan senjata dan, pada Jam ke-12, Israel akan memulai Gencatan SENJATA dan, pada Jam ke-24, AKHIR PERANG 12 HARI Resmi akan disambut hormat oleh Dunia. Selama setiap gencatan senjata, pihak lain akan tetap DAMAI dan HORMAT. Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, yang akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua Negara, Israel dan Iran, karena memiliki Stamina, Keberanian, dan Intelijen untuk mengakhiri, apa yang harus disebut, “PERANG 12 HARI.” Ini adalah Perang yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tetapi tidak, dan tidak akan pernah terjadi! Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN MEMBERKATI DUNIA!”)

Kata-kata Trump dalam tautan di media sosialnya itu sangat berbeda dengan kata-kata yang sebelumnya diucapkan dengan penuh ancaman dan kebencian terhadap Iran itu meng-konfirmasi banyak pendapat yang mengatakan bahwa kepribadian Donald Trump itu “unpredictable” atau sulit diduga – yang dalam ungkapan bahasa Jawa disebutkan sebagai “Isuk Tempe, Sore Kedele”. Hampir seluruh pemimpin di dunia ini sekarang memahami karakter Trump seperti itu sehingga selalu “cautious” atau berhati-hati kalau berhadapan dengan Trump, sebab omongannya tidak bisa dipegang.

Pengumuman gencatan senjata Trump itu ditolak oleh Iran; Menteri Luar Negerinya Abbas Araghchi mengatakan bahwa tidak ada gencatan senjata antara negaranya dengan Israel. Bahkan Iran meluncurkan peluru-peluru kendalinya menyerang pangkalan Angkatan Udara AS Al Udeid di Qatar. Yang mengherankan dikabarkan Iran sudah memberi tahu lebih dahulu kalau akan melakukan serangan. Trump mengatakan Iran memperingatkan AS sebelum menargetkan pangkalan militer, berterima kasih kepada para pemimpinnya atas “pemberitahuan awal.” Dia juga mengatakan dia berharap itu satu-satunya tanggapan terhadap serangan Amerika di situs nuklir Iran.

Kenapa Presiden Donald Trump balik badan dalam mensikapi situasi konflik dengan Iran?; apakah Trump menyadari bahwa Iran tidak bisa dianggap remeh atau lemah karena kenyataannya Iran berani melawan negara Adi Kuasa ini dengan senjata berteknologi canggih, bahkan ada laporan serangan AS ke fasilitas nuklir Iran itu sia-sia; atau Trump melihat kenyataan bahwa sekutu abadinya Israel sudah “keteteran” atau sudah “keok” menghadapi Iran sehingga perang harus dihentikan; atau juga Trump menyadari bahwa bila konflik Israel (AS) Vs Iran ini berlangsung akan menyeret negara-negara kuat seperti Rusia dan Cina untuk ikut berperang melawan AS; selain itu mungkin Trump menyadari bahwa bila Iran mengancam menutup laut di selat Hormuz maka harga minyak dunia akan melambung tinggi dan ini akan berdampak negative pada perekonomian AS sendiri; dan Trump mungkin akhirnya menyadari bahwa ribuan rakyatnya sendiri turun kejalan menentang keputusannya untuk ikut Israel menyerang Iran dan mendesak Trump di makzulkan.

Wallahu Alam.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K