ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA–Berhubungan dengan Kamus Sejarah Indonesia yang tidak memasukan nama tokoh pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari, Ketua Harian PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah) mengingatkan untuk mewaspadai upaya adu domba NU dengan Muhammadiyah oleh Hilmar Farid Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
”Sebagai ahli sejarah sangat aneh bila berbicara tentang sejarah NU tidak mengikutkan nama besar pendirinya almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari, dengan keberadaan puteranya KH Wahid Hasyim dan KH Yusuf Hasyim, juga KH Abdurrahman Wahid. Ini tidak boleh dianggap sepele bisa jadi disengaja untuk mengaburkan sejarah. Jawaban Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid yang mengungkit Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang yang didirikan oleh Kemendikbud, bukanlah alasan tepat.
“Itu bukan jawaban yang baik. Dia Hilmar Farid ini ahli sejarah, mestinya tahu bahwa beredarnya Kamus Sejarah Indonesia yang ngawur ini bisa berakibat fatal. Karena menjadi materi ajar dan menjadi referensi nasional bagi anak-anak kita. Rekam jejak Hilmar Farid ini adalah aktivis PRD yang ekstrem kiri dan juga ada bukti pernyataannya yang membela PKI yang patut diduga ada niat sengaja hendak memutarbalikkan sejarah” jelas Gus Yasin, yang juga alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
”Bahwa pernyataan Hilmar Farid yang mengatakan buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Itu hanya alibi saja. Apapun bentuknya, mau tidak resmi, masih softcopy, masih perlu penyempurnaan, ini menunjukkan kecerobohan yang nyata yang sangat mungkin disengaja,” kata Gus Yasien.
“Bisa jadi kalau kita diam, semua akan berjalan biasa-biasa saja. Pelan-pelan habislah peran tokoh-tokoh ulama NU dalam Sejarah Indonesia. Sangat sadis bukan ? Masak sebagai ahli sejarah Hilmar Farid tidak paham yang demikian dan yang anehnya dalam Kamus Sejarah Indonesia dimana Hilmar Farid yang menandatangi Kata Pengantarnya ada nama – nama tokoh PKI yang tidak dikenal malah muncul seperti profil Henk Sneevliet, profil Darsono, profil Semaoen, sampai profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit. Dari bukti video pembelaan Hilman Farid kepada PKI dalam usaha makarnya dan menghubungkan dengan adanya Kamus Sejarah Indonesia, saya mencurigai adanya agenda terselubung dari Hilman Farid” lanjut Gus Yasin dengan nada serius.
Kita semua harus waspada akan kemungkinan upaya adu domba NU dengan Muhammadiyah oleh Hilmar Farid Dirjen Kebudayaan berhubungan dengan Kamus Sejarah Indonesia. Dari pernyataan Hilmar Farid, Kamus Sejarah Indonesia ini disusun pada tahun 2017 sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim yang artinya di tahun 2017 itu mendikbudnya adalah Prof Muhajir Effendy salah satu pengurus Muhammadiyah.
“Selanjutnya naskah buku diupload tahun 2019. Saya khawatir ini modus operandi kesengajaan Hilmar Farid untuk mengacak-acak hubungan NU-Muhammadiyah.
Sementara itu Hilmar Farid saya patut menduga dalam pernyataannya tidak menyebutkan kalau dia sebagai ahli sejarah dan dia yang menandatangani Kata Pengantar di buku Sejarah Kamus Indonesia yang sudah tentu secara hukum dan moral Hilma Farid yang harus bertanggungjawab.”
“Jelas ini patut saya duga dan harus kita waspadai bersama akan adanya upaya jahat Hilmar Farid yang patut diduga ada kesengajaan untuk mengadu domba NU dengan Muhammadiyah. Kita harus ingat sejarah bahwa fitnah dan adu domba dalam sejarah Pancasila dan sejarah NKRI adalah bagian yang tidak terpisahkan dari strategi culas kader – kader PKI dengan simpatisannya yang beridiologi komunis.”
“Sampai kapanpun kita harus waspada akan bahaya laten PKI setidaknya bahaya laten komunis. Hanya kader PKI atau kader komunis, atau anak PKI yang belum sadar atau setidaknya simpatisan PKI atau simpatisan komunis yang mengatakan PKI dan komunis bukan bahaya laten bagi NKRI”.
Gus Yasin sepakat dengan pernyataan sikap Pondok Pesantren Tebuireng, yang menyebut masalah ini bukan sekedar salah atau alpa belaka. Ini sudah terstruktur, ada unsur kesengajaan untuk melenyapkan tokoh-tokoh yang sudah berjibaku untuk negeri dan bangsa ini. (AFAM/22 April 2021).
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts

Ach. Sayuti: Soeharto Layak Sebagai Pahlawan Nasional Berkat Jasa Besarnya Dalam Fondasi Pembangunan Bangsa

SPPG POLRI Lebih Baik Dibanding Yang Lain Sehingga Diminati Sekolah

Pak Harto Diantara Fakta Dan Fitnah

Surat Rahasia Bank Dunia: “Indonesia Dilarang Membangun Kilang Minyak Sendiri”

Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Mengaku Ditekan 2 Tokoh (PY) dan (HR) Untuk Memperhatikan Perusahaan Riza Chalid

Prabowo Melawan Akal Sehat atas Dugaan Ijazah Palsu Jokowi dan Kereta Cepat Whoosh

Pangan, Energi dan Air

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

NKRI Sesungguhnya Telah Bubar

Dalang Lama di Panggung Baru




รับทำ SEOOctober 22, 2024 at 10:56 pm
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/nasional/gus-yasin-waspada-upaya-adu-domba-nu-dengan-muhammadiyah-oleh-hilmar-farid-dirjen-kebudayaan-dalam-kamus-sejarah-indonesia/ […]
Free Stripchat coinsNovember 15, 2024 at 9:30 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/gus-yasin-waspada-upaya-adu-domba-nu-dengan-muhammadiyah-oleh-hilmar-farid-dirjen-kebudayaan-dalam-kamus-sejarah-indonesia/ […]
ทดลองเล่นสล็อต pgJanuary 8, 2025 at 8:35 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/nasional/gus-yasin-waspada-upaya-adu-domba-nu-dengan-muhammadiyah-oleh-hilmar-farid-dirjen-kebudayaan-dalam-kamus-sejarah-indonesia/ […]
Bauc ETJanuary 25, 2025 at 2:59 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/nasional/gus-yasin-waspada-upaya-adu-domba-nu-dengan-muhammadiyah-oleh-hilmar-farid-dirjen-kebudayaan-dalam-kamus-sejarah-indonesia/ […]