Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Almarhumah ibunda saya dulu sering menasihati saya agar jangan sekali-kali lupa mengucapkan doa “Hasbunallah Wanikmal Wakil” setiap hari, “karena apapun masalahmu, Allah akan menolongmu” – itu nasihat almarhumah. Kalau kita menghadapi suatu persoalan yang pelik, maka selain kita berikhtiar mencari jalan keluar, juga mengucapkan doa itu karena memang hanya Allah lah yang bisa memberika solusi terbaik. Hanya itu senjata kita dalam berperang melawan segala kesusahan.
Doa diatas tersebut dalam Al Qur’an surah Al Imran ayat 173 “…….Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung” (…”Sufficient for us is Allah, and [He is] the best Disposer of affairs.”).
Doa yang diajarkan Allah SWT dalam kitab suci dan yang diajarkan almarhumah ibu saya itu juga menjadi satu-satunya senjata warga bangsa Palestina di wilayah Gaza maupun Tepi Barat ketika mereka menghadapi penderitaan yang tidak ada ujungnya yaitu tindakan pembunuhan brutal yang dilakukan tentara zionis Israel. Saya sering mengikuti berita di beberapa TV internasional yang menayangkan pemboman, penembakan yang membabi buta tentara zionis terhadap warga Palestina banyak diantara korban baik itu dewasa maupun anak-anak mengucapkan kalimat Allah itu dengan tegar “Hasbunallah Wanikmal Wakil” – Cukuplah Allah menjadi penolong/pelindung kami”.
Doa itu menjadi satu-satunya senjata atau harapan bagi warga Palestina karena mereka betul-betul tidak memiliki daya dalam menghadapi kebrutalan zionis Israel karena seluruh tanah air mereka diluluhlantakan rata dengan tanah, tidak ada tempat tinggal, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, listrik dimatikan, fasilitas air juga dihancurkan dsb. Mereka dianggap “binatang” oleh Israel yang “layak” harus dilenyapkan dari muka bumi. Mereka berlarian mencari tempat berlindung, namun tempat berlindung seperti tempat pengungsian pun di bom dengan kejam oleh Israel bahkan ribuan warga yang sedang antri mendapatkan bantuan makananpun dibom oleh pesawat tempur. Warga yang mengalami luka-luka dan harus dioperasi terpaksa meninggal dunia karena tentara Israel menghancurkan alat-alat medis dan ruang operasi- bahkan ketika tindakan operasi sedang berjalan.
Doa itu menjadi satu-satunya harapan bagi bangsa Palestina karena hampir tidak ada negara yang menjadi penolong mereka. Negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan sekutunya yang selalu mengagung-agungkan demokrasi dan hak asazi manusia malah menyetujui Israel melakukan pembantaian dengan memberi bantuan dana dan senjata kepada Israel sekaligus membantu urusan diplomatik dengan cara melakukan veto di sidang Dewan Kemanan PBB manakala ada usulan resolusi gencatan senjata dari negara-negara anggota.
Doa Hasbunallah Wanikmal Wakil juga menjadi satu-satunya harapan karena negara-negara Arab yang kaya raya dan berada di wilayah Timur Tengah seakan diam seribu bahasa dalam menyaksikan pembantaian yang melanggar hukum internasional dan norma-norma kemanusiaan terhadap warga Arab Palestina – baik yang beragama Islam maupun Nasrani. Bahkan diantara negara-negara Arab itu sudah ada yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel (juga hubungan intelijen).
Pada saat saya menulis artikel ini tanggal 7 Juli 2025 tercatat lebih dari 57.000 warga Palestina terbunuh (sebagai syuhada) sejak 7 Oktober 2023. Angka itu belum termasuk ribuan yang luka-luka parah, cacat karena harus diamputasi. Kebanyakan korban itu adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
Dan sayapun ketika melihat tayangan di beberapa stasiun TV penderitaan bangsa Palestina itu hanya bisa ikut berdoa “Hasbunallah Wanikmal Wakil”.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih


No Responses