Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Saya sejak sekolah SR (Sekolah Rakyat) tahun 1960 an sampai kuliah di Perguruan Tinggi tahun 1970 an mendapatkan pelajaran Sejarah Indonesia, Pancasila dan UUD 1945. Dari situ saya memahami bahwa pengalaman Indonesia yang dijajah bangsa-bangsa asing ratusan tahun, dihina, dibunuh, diperkosa, kekayaan alamnya dicuri, Rakyat secara umum tidak diperbolehkan sekolah oleh penjajah, hanya boleh sekolah di kelas 2 saja membuat Indonesia ini sangat concern atau menaruh perhatian yang tinggi atas pentingnya kemerdekaan bagi suatu banga itu. Indonesia bahkan sjauh sebelum merdeka Agustus 1945, mengalami penderitaan dimana ratusan tokoh dan ulama dibuang oleh Belanda ke Ceylon (Srilangka sekarang), Suriname di Amerika Latin dan Afrika Selatan karena mereka menggaungkan semangat untuk merdeka.
Pengalaman sejarah seperti itu membuat para pendiri bangsa yang terdiri dari berbagai latar belakang suku dan agama sepakat mencantumkan sikap Indonesia terhadap kemerdekaan itu di Mukadimah UUD 1945 dengan mencantumkan kalimat: “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebabitu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Dibawah kepemimpinan presiden RI pertama Ir. Haji Ahmad Soekarno, Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang bertujuan untuk menggalang persatuan negara-negara miskin dan berkembang Asia, Afrika dan Amerika Latin untuk menyuarakan soal hak merdeka suatu bangsa dari penjajah, dan sikap tidak berpihak pada kubu kiri atau kanan di dunia ini. Peristiwa di Bandung itu membuat Ir. Soekarno terkenal dinegara-negara miskin dan berkembang di dunia ini yang selalu memperjuangkan kemerdekaan suatu bangsa. Dia sering mengungkapkan kata-kata dalam bahasa Perancis “Exploitation de L’homme par L’homme” atau “Penghisapan Manusia Atas Manusia”. Saya ketika sekolah di London Inggris dan keliling dunia beberapa kali, kalau bertemu dengan orang yang seusia saya dan menanyakan saya dari mana, begitu saya jawab “Indonesia”, maka mereka menjawab “oh Soekarno”.
BACA JUGA:
- Ahmad Cholis Hamzah: Menpora Dihukum Cambuk
- Ahmad Cholis Hamzah: TKN Prabowo-Gibran Didominasi Konglomerat
- Ahmad Cholis Hamzah: Arek-Arek Suroboyo Itu Bukan Sekelompok Preman
Sejarah perjuangan tokoh-tokoh pahlawan bangsa dan pengalaman pahit bangsa akibat penjajahan itu membuat kami-kami – bukan sok Pancasialis – namun sedikit banyak faham akan nasionalisme, kebangsaan, Pancasila, UUD 1945 dan sejarah bangsa. Sehingga menghadapi kejadian pembunuhan brutal yang dilakukan Israel kepada warga Gaza Palestina maka sikap kami-kami ini sama dengan sikap negara yaitu langsung mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan Israel selama 75 tahun itu.
Lalu kita terkejut akan berita Valencia Tanoesoedibjo dan Wareen Tanoesoedibjo kepergok menyukai unggahan Gal Gadot berdarah Yahudi dan berasal dari Israel. Artis ini mengajak audience sosial medianya mendukung Israel. “Warren Tanoe dan Valencia Tanoe, bagian dari keluarga Hary Tanoe yang “like” status Gal Gadot tentang keberpihakan pada Israel,” kata Pegiat Media Sosial Lukman Simandjuntak, Kamis (2/10/2023). Karena itu, dua putri Hary Tanoesoedibjo tersebut dianggap tidak layak lagi menjadi Calon Legislatif (Caleg). Ia dinilai melupakan Undang Undang Dasar 1945.
Seperti diketahui, Valencia Tanoesoedibjo saat ini berstatus sebagai Caleg dari Partai Perindo. Ia bertarung di Dapil DKI Jakarta III. Begitu pula dengan Wareen Tanoesoedibjo. Ia terdaftar sebagai Caleg di Dapil Jateng I dari Partai Perindo. Atas ulah anak-anaknya yang bisa membuat reputasi Harry Tanoe dengan partainya jatuh, dia sebagai Ketua Umum Partai Perindo mengucurkan bantuan Rp1 miliar pada Palestina. Pegiat Media Sosial Lukman Simandjuntak menilai, bantuan itu diberikan sebagai kompensasi. Atas ulah dua anaknya, Warren Tanoesoedibjo dan Valencia Tanoesoedibjo.
Karena itu saya berpendapat bahwa seluruh Partai Politik di Indonesia ini harus hati-hati dan tegas dalam merekrut orang – terutama kaum muda untuk dipilih menjadi Calon Legislatif dalam Pemilu nanti. Para Caleg ini wajib mengetahui Sejarah Bangsa Indonesia, Pancasila dan UUD 1945 agar mereka memiliki jiwa kebangsaan dan memahami sikap Indonesia tentang kemerdekaan suatu bangsa. Karena mereka ini nanti yang akan menyetir kemudi negara ini akan dibawa kemana.
EDITOR: REYNA
Artikel sama dimuat di Optika.id
Related Posts

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang

“Purbayanomics” (3), Tata Kelola Keuangan Negara: Terobosan Purbaya

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon




No Responses