Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Umumnya ibu negara atau istri seorang Presiden suatu negara tidak berbicara politik namun fokus pada kegiatan sosial dan kemasyarakatan seperti soal kesehatan, pendidikan, kepemudaan dsb. Seperti Ibu negara Turkiye yang biasanya tidak melibatkan dirinya dalam politik, lebih sering memilih untuk aktif dalam masalah lingkungan – yang telah mendapatkan pujian dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Namun kali ini Emine Erdogan, ibu negara Turkiye itu tidak bisa meluapkan perasaan politiknya karena menyaksikan ibu negara Amerika Serikat Melania Trump yang dianggap tidak adil dalam menyuarakan perasaannya soal korban perang. Ibu negara Turkiye itu mendesak Melania Trump untuk berbicara untuk anak-anak yang menderita dalam perang Israel di Gaza. Emine Erdogan memuji dukungan ibu negara AS untuk anak-anak yang terkena dampak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina, namun dia meminta Melania Trump untuk “memperluas advokasi” atau keprihatinannya juga kepada Palestina.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh kepresidenan Turki pada hari Sabtu tanggal 23 Agustus 2025, Emine Erdogan mengatakan Gaza telah menjadi “pemakaman anak-anak”, mengatakan kepada Melania Trump: “Kita harus menyatukan suara dan kekuatan kita melawan ketidakadilan ini.”Itu terjadi ketika para ahli ketahanan pangan yang didukung PBB telah menilai setengah juta orang menderita kelaparan di Kota Gaza – dan 132.000 nyawa anak-anak terancam oleh kekurangan gizi.
“Ungkapan ‘bayi tidak dikenal’ yang tertulis di kain kafan ribuan anak-anak Gaza membuka luka yang tidak dapat diperbaiki di hati nurani kita,” tulis Emine Erdogan. Surat itu menyerukan Melania Trump untuk “menunjukkan kepekaan yang sama terhadap Gaza seperti yang telah Anda tunjukkan kepada anak-anak Ukraina yang telah kehilangan nyawa mereka dalam perang”.
Istri Presiden Erdogan itu juga mendorong istri PresidenTrump untuk meminta langsung kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza”.
Seperti diketahui awal bulan Agustus 2025 ini, MelaniaTrump mengirim surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, memintanya untuk mempertimbangkan anak-anak korban perang di Ukraina.
Berbagai media dunia menyampaikan laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) atau Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) mengkonfirmasi kelaparan di dan sekitar Kota Gaza – memperingatkan bahwa lebih dari 640.000 orang akan menghadapi “kondisi bencana” antara pertengahan Agustus dan akhir September. Dalam laporan hari Jumat, IPC mencatat korban kekurangan pangan yang ditimbulkan pada anak-anak – sekitar satu dari tiga di Gaza kekurangan gizi akut. Laporan ini juga memproyeksikan bahwa hingga Juni 2026, kekurangan gizi akan mengancam kehidupan 132.000 anak berusia di bawah lima tahun.
Kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan 114 dari 281 orang yang meninggal karena kekurangan gizi adalah anak-anak. Tapi Israel membantah ada kelaparan di Gaza dengan menuduh para pejabatIPC bias, mengubah metodenya untuk menilai kelaparan, dan menggunakan data yang berasal dari Hamas. IPC telah menolak kritik ini.
Laporan itu muncul ketika Israel bersiap untuk meluncurkan serangan militer baru yang bertujuan untuk menduduki Kota Gaza. Kementerian kesehatan Gaza telah melaporkan 61 kematian dalam 24 jam terakhir setelah serangan Israel. Dikatakan delapan orang, termasuk dua anak-anak, telah meninggal akibat kekurangan gizi dalam periode yang sama.
Dalam satu serangan di sebuah kamp pengungsi di kota selatan Khan Younis, 19 orang tewas, menurut kantor berita Palestina Wafa.
Sedikitnya 62.122 orang telah tewas di Gaza sejak peristiwa 7 Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan. Sebagian besar penduduk Gaza juga telah mengungsi beberapa kali; lebih dari 90% rumah diperkirakan rusak atau hancur; dan sistem perawatan kesehatan, air, sanitasi dan kebersihan telah runtuh.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Sebuah Laporan Sebut Australia Pasok Mineral Vital ke Tiongkok untuk Produksi Rudal Hipersonik

Apa Presiden Akan Pasang Badan Untuk Oligar Hitam?

Zohran Mamdani, Apakah Dia Syiah?

Anak Purbaya dan “Orang-Orang Mabuk Agama”

Novel “Imperium Tiga Samudra” (10) – Perang Para Dewa

Danantara & Uang Negara Penebus Dosa Oligarki

KPK Tetapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Tersangka Suap Promosi Jabatan dan Gratifikasi, Langsung Ditahan

Presiden Harus Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Mencuri Uang Rakyat Turun-Temurun

Pangan, Martabat, dan Peradaban: Membaca Kedaulatan dari Perspektif Kebudayaan


No Responses