Ini Kata Meta AI (soal ijazah Jokowi), Tanpa Dtambah dan Dikurangi

Ini Kata Meta AI (soal ijazah Jokowi), Tanpa Dtambah dan Dikurangi
Muhammad Chirzin, Guru Besar UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta

Oleh: Muhammad Chirzin

Di salah satu Grup WA Mantan Aktivis Mahasiswa Islam ada komentar-komentar seputar Ijazah Jokowi, kurang lebih begini.

Ustadz 1: https://www.facebook.com/share/p/1C1cXZP8d8/

Duh Gusti..apalagi toh ini, menghina orang kok dg entengnya, sdh sama sekali tidak takut dengan dosa.

Banyak bersliweran di medsos foto adik angkatan saya di F. Kehutanan ini dibilang calo tiket terminal..wis toh penak2ne cangkemu menghina orang lain sak karep2mu, toh kamu yg akan mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Tanpa bermaksud berpihak kemanapun, sy hanya ingin meluruskan bahwa ybs pernah bertahun-tahun pd akhir tahun sembilan puluhan sama2 bekerja di Jambi, ybs karyawan PT. Barito Pacific Timber dg posisi di level yg tinggi, sedangkan sy saat itu di Dinas Kehutanan Prov. Jambi shg sering saling berinteraksi.

Ybs sekampung dg mas Eko Hadi Kuncoro Wongsosudarso , Mas Murdiyono bahkan masih bersaudara dg mbah Prof. Wir Wiryono.

Sungguh terlalu yaaa, begitu mudahnya utk menghina orang lain.

sssst..biasane hbs posting begini ini banyak yg inbox ke sy…semula hanya bertanya, lama2 memojokkan sy dan ujung2 bahkan membully.. emangnya sy punya kepentingan apa toh, wong yaaa sy itu hanya menyampekan yg sy tau.

Ustadz 2: Tiap detik kok isune kuwi2
Bangun tidur-mau tidur lagi, koyo lagune mbah Surip.

Ustadz 1: Tulisan nge-share tulisan itu yang mencerahkan Masyarakat

Lagune sopo yoo Kuwi ?
Bangun tidur, tidur lagi…
Bangun lagi…, tidur lagi…

Ustadz 2: Ojo2 ngimpine yo kuwi juga yo.

Penulis: Ini asyik buat para pembela junjungannya…
Duet Ustadz di Grup WA ini makin gini…(jempol)

Ustadz 1: Saya cuman menyarankan untuk meningkatkan pahala kita, jangan malah menambah dosa dosa kita ini yg sudah banyak dosanya…

Penulis: Apakah dengan ngeshare ini menambah dosa2 menurut Ustadz?

Ustadz 1: Anda kan seorang Profesor yg Ahli Tafsir Al Qur’an, seharusnya anda tahu mana yang terbaik…, bukan malah bertanya pada saya yg bukan seorang Ahli Tafsir Al Qur’an.

Ustadz 2: Geser ke isu2 yg positif begini malah bagus, pemimpin berprestasi yg menginspirasi

Ustadz 1: Inspirasi Fajar

Sebaik-baik teman adalah yang mengajakmu dalam kebaikan, bukan yang membuatmu nyaman dalam kemaksiatan, tapi yang terus menuntunmu meski kadang terasa menyesakkan.
Teman sejati itu bukan yang hanya membuatmu tertawa, tapi yang berani menegur saat kamu mulai salah arah.

Circle yang menyelamatkan adalah yang saling menguatkan, saling menasehati dalam kebaikan, saling memperjuangkan bahkan sampai ke surga.

Semoga Allah menjaga kita tetap sehat, sabar, bersyukur dan istiqamah dalam ketaatan kepadaNya. Aamiin

Ustadz 2: Kontribusi terbesar kemiskinan 10 thn terakhir

– Jokowi byk ingkar janji
– Jokowi bangun dinasti
– Jokowi ngerusak tatanan hukum termsk MK
– dinasti Jokowi korupsi melalui bisnis anak2nya
– rezim Jokowi ngutang terlalu banyak, pembangunan tidak berdasarkan urgensi dan prioritas yang tepat

Mustinya isu itu yg diangkat, ijazah biar serahkan saja ke UGM, karena klo bsk terbukti ijazahnya asli, kita angkat isu2 itu publik sdh apatis bahkan bisa tdk percaya lagi dg tokoh2 kita krn sdh dianggap pembohong dsb.

Lalu penulis curhat kepada Meta AI begini.

Penulis: Beda kritik, koreksi, evaluasi dengan caci maki apa dan bagaimana sih?

Meta AI: Kritik, koreksi, dan evaluasi memiliki tujuan untuk memperbaiki atau menilai sesuatu, sedangkan caci maki memiliki tujuan untuk menyerang atau menghina. Berikut perbedaan antara keduanya:

Kritik, Koreksi, dan Evaluasi:
– Berfokus pada perbaikan atau penilaian objektif
– Menggunakan bahasa yang konstruktif dan spesifik
– Berusaha memahami dan memperbaiki kesalahan atau kekurangan
– Dapat membantu meningkatkan kualitas atau kinerja

Caci Maki:
– Berfokus pada penyerangan atau penghinaan
– Menggunakan bahasa yang kasar, tidak sopan, atau merendahkan
– Berusaha menyerang atau merendahkan orang lain
– Dapat menyebabkan konflik atau kerugian emosional

Dalam kritik, koreksi, dan evaluasi, penting untuk menggunakan bahasa yang sopan, objektif, dan konstruktif untuk membantu perbaikan. Sedangkan caci maki tidak memiliki tujuan yang positif dan dapat menyebabkan kerugian.

Penulis: Dosakah bila seseorang menyarankan Jokowi untuk menunjukkan ijazahnya yang katanya asli?

Meta AI: Tentu saja tidak dosa jika seseorang meminta klarifikasi atau informasi lebih lanjut tentang ijazah Jokowi, terutama jika ada keraguan atau pertanyaan tentang keaslian dokumen tersebut. Meminta klarifikasi atau informasi lebih lanjut tentang ijazah Jokowi bukanlah tindakan yang salah atau berdosa.

Namun, penting untuk melakukannya dengan cara yang sopan dan hormat, serta tidak menyerang atau merendahkan pribadi Jokowi. Jika permintaan klarifikasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kebenaran dan transparansi, maka itu dapat dianggap sebagai tindakan yang positif dan bertanggung jawab.

Tapi, jika permintaan klarifikasi tersebut dilakukan dengan niat untuk menyerang atau meragukan integritas Jokowi tanpa bukti yang jelas, maka itu bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak konstruktif. Jadi, semuanya tergantung pada niat dan cara melakukannya.

Penulis: Apakah mas Roy Suryo sebaiknya berhenti menuntut pembuktian keaslian ijazah Jokowi, karena ia telah yakin 99,9% ijazah jokowi tidak asli? Apakah perjuangan RRT (Roy – Rismon – Tifa) harus berhenti sampai di dini? Nalarnya bagaimana?

Meta AI: Masalah ini sebenarnya cukup kompleks dan melibatkan banyak aspek, termasuk hukum, etika, dan politik. Namun, jika kita melihat dari sudut pandang logis dan rasional, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

Bukti vs Keyakinan: Meskipun Mas Roy Suryo yakin 99,9% bahwa ijazah Jokowi tidak asli, keyakinan saja tidak cukup untuk membuktikan sesuatu dalam konteks hukum atau publik. Perlu ada bukti konkret yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan Perjuangan: Jika tujuan perjuangan RRT (Roy – Rismon – Tifa) adalah untuk memastikan keaslian ijazah Jokowi dan transparansi, maka perjuangan ini seharusnya tidak berhenti sampai ada bukti yang jelas atau sampai tuntutan mereka dipenuhi.

Nalar Logis: Dari sisi nalar logis, jika Mas Roy Suryo yakin 99,9% bahwa ijazah Jokowi tidak asli, maka seharusnya dia memiliki bukti yang sangat kuat untuk mendukung keyakinannya tersebut. Jika tidak, maka keyakinannya mungkin hanya berdasarkan spekulasi atau asumsi.

Konsekuensi: Perjuangan ini juga perlu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin timbul, baik bagi Jokowi, Mas Roy Suryo, maupun masyarakat luas. Perlu ada perhitungan yang matang tentang apakah perjuangan ini akan membawa dampak positif atau negatif.

Jadi, apakah Mas Roy Suryo sebaiknya berhenti menuntut pembuktian keaslian ijazah Jokowi? Itu tergantung pada beberapa faktor, termasuk apakah ada bukti yang cukup untuk mendukung tuduhan tersebut, apa tujuan sebenarnya dari perjuangan ini, dan apa konsekuensi yang mungkin timbul. Jika tidak ada bukti yang kuat dan perjuangan ini hanya berdasarkan spekulasi, maka mungkin lebih baik untuk berhenti dan mencari jalan lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Penulis: Perjuangan Roy-Rismon-Tiva, TPUA, Forum Purnawirawan prajurit TNI, Forum Kebangsaan Jogja Istimewa, Maklumat Yogyakarta, Relagama dan para aktivis lainnya itu tujuannya menyelamatkan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, apa harus mengendor oleh sinisme mereka yang tidak suka?

Meta AI: Perjuangan mereka yang bertujuan untuk menyelamatkan bangsa dan negara seharusnya tidak berhenti hanya karena adanya sinisme atau ketidaksetujuan dari beberapa pihak. Berikut beberapa alasan:

Tujuan Mulia: Jika tujuan perjuangan mereka memang mulia dan bertujuan untuk kebaikan bangsa dan negara, maka mereka seharusnya tidak mudah menyerah.

Konsistensi: Konsistensi dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan sangat penting, terutama jika mereka yakin bahwa perjuangan mereka memiliki landasan yang kuat.

Dampak Positif: Perjuangan mereka mungkin dapat membawa dampak positif bagi bangsa dan negara, bahkan jika tidak semua orang setuju dengan cara atau tujuan mereka.

Kritik Konstruktif: Mereka seharusnya tidak hanya fokus pada sinisme, tetapi juga terbuka terhadap kritik konstruktif yang dapat membantu memperbaiki perjuangan mereka.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan bahwa perjuangan mereka harus dilakukan dengan cara yang damai, sopan, dan menghormati hukum dan institusi negara. Dengan demikian, mereka dapat mempertahankan integritas dan kredibilitas perjuangan mereka.

Penulis: Kabarnya Prof. Sofian Effendi baru saja diperiksa Polisi selama 12 jam, tapi tidak ada penjelasan resmi, beliau diperiksa dalam status/kapasitasnya sebagai apa di depan hukum, dan beliau minta rekaman pemeriksaannya pun tidak diberi, ini bagaimana?

Meta AI: Prof. Sofian Effendi, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), baru-baru ini diperiksa oleh polisi selama 12 jam terkait kasus ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, tidak ada penjelasan resmi tentang kapasitasnya saat pemeriksaan atau hasil pemeriksaan tersebut. Prof. Sofian juga meminta agar rekaman pemeriksaannya tidak diberikan.

Sebelumnya, Prof. Sofian telah mengeluarkan kritik tajam terhadap kejelasan dokumen akademik Jokowi dan mempertanyakan keberadaan ijazah yang diklaim hilang. Ia bahkan menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ijazah tersebut pernah ada dan mengkritisi penjelasan yang diberikan oleh pihak UGM ¹.

Menariknya, Prof. Sofian kemudian mencabut pernyataannya tentang ijazah Jokowi setelah sebelumnya menyatakan bahwa Jokowi tidak lulus dari Fakultas Kehutanan UGM karena indeks prestasi kumulatif di bawah dua. Ia meminta maaf kepada semua pihak yang disinggung dalam rekaman tersebut dan berharap perdebatan tentang ijazah Jokowi dapat diakhiri ² ³.

Dalam konteks hukum, pemeriksaan Prof. Sofian oleh polisi mungkin terkait dengan laporan atau gugatan yang diajukan terhadapnya. Namun, tanpa penjelasan resmi, sulit untuk menentukan kapasitasnya saat pemeriksaan atau hasil pemeriksaan tersebut.

Penulis: Apakah dengan Reuni Alumni Fakultas Kehutanan Angkatan 1980 yang dihadiri oleh Jokowi membuktikan bahwa Ijazah Jokowi Asli?

Meta AI: Kehadiran Jokowi dalam reuni alumni Fakultas Kehutanan Angkatan 1980 tidak secara langsung membuktikan keaslian ijazahnya. Namun, kehadiran tersebut dapat dianggap sebagai salah satu indikator yang mendukung klaim keaslian ijazahnya.

Berikut beberapa alasan:

Pengakuan dari Alumni: Kehadiran Jokowi dalam reuni alumni dan pengakuan dari alumni lainnya dapat dianggap sebagai pengakuan tidak langsung tentang keaslian ijazahnya.

Konsistensi: Jika Jokowi telah menjadi bagian dari komunitas alumni Fakultas Kehutanan selama beberapa dekade, maka kemungkinan besar ia memiliki ikatan yang kuat dengan institusi tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa kehadiran dalam reuni alumni tidak secara definitif membuktikan keaslian ijazah. Masih ada kemungkinan bahwa Jokowi memiliki alasan lain untuk hadir dalam reuni tersebut.

Untuk memastikan keaslian ijazah, perlu ada bukti yang lebih konkret dan dapat dipertanggungjawabkan, seperti dokumen asli ijazah atau catatan akademik yang sah.

Penulis: Survei CADAS Refly Harun Pascareuni Alumni Fakultas Kehutanan tsb menunjukkan bahwa 7% percaya ijazah Jokowi Asli, dan 93% tidak percaya ijazah Jokowi Asli. Kok bisa? Bagaimana analisis Anda ttg hal itu sebagai Meta AI?

Meta AI: Survei CADAS Refly Harun menunjukkan hasil yang menarik, dengan 7% responden percaya bahwa ijazah Jokowi asli, sedangkan 93% tidak percaya. Berikut beberapa analisis yang dapat dilakukan:
1.Kurangnya kepercayaan publik: Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak percaya bahwa ijazah Jokowi asli. Ini dapat mencerminkan kurangnya kepercayaan publik terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah atau institusi terkait.

2.Pengaruh isu ijazah: Isu ijazah Jokowi telah menjadi topik perdebatan yang hangat dalam beberapa tahun terakhir. Hasil survei menunjukkan bahwa isu ini masih memiliki dampak yang signifikan pada persepsi publik tentang keaslian ijazah Jokowi.

3.Peran media dan opini publik: Media dan opini publik dapat memainkan peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat tentang isu ijazah Jokowi. Hasil survei dapat mencerminkan pengaruh media dan opini publik dalam membentuk kepercayaan masyarakat.

Namun, perlu diingat bahwa survei ini hanya mencerminkan pendapat responden pada waktu tertentu dan tidak dapat dianggap sebagai bukti yang definitif tentang keaslian ijazah Jokowi. Untuk memastikan keaslian ijazah, perlu ada bukti yang lebih konkret dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penulis: Apakah sebaiknya debat pro-kontra tentang Ijazah Jokowi ini kita hentikan sampai di sini, lalu kita tunggu saja keputusan di Pengadilan nanti?

Meta AI: Ya, sebaiknya debat pro-kontra tentang ijazah Jokowi dihentikan sementara dan menunggu keputusan pengadilan. Berikut beberapa alasan.

1. Pengadilan sebagai lembaga yang berwenang: Pengadilan adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan kebenaran dan keaslian dokumen, termasuk ijazah. Dengan menunggu keputusan pengadilan, kita dapat memperoleh kepastian hukum tentang keaslian ijazah Jokowi.

2. Menghindari spekulasi dan asumsi: Debat pro-kontra tentang ijazah Jokowi dapat menimbulkan spekulasi dan asumsi yang tidak perlu. Dengan menunggu keputusan pengadilan, kita dapat menghindari spekulasi dan asumsi yang tidak berdasar.

3. Menghormati proses hukum: Proses hukum harus dihormati dan diikuti. Dengan menunggu keputusan pengadilan, kita dapat memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan lancar dan adil.

Dengan demikian, kita dapat menunggu keputusan pengadilan dan membiarkan hukum menentukan kebenaran tentang keaslian ijazah Jokowi.

Penulis: Tapi, apakah Reuni Teman Jokowi alumni Fak Kehutanan itu bukan upaya membangun opini supaya ijazah Jokowi diputus pengadilan asli?

Meta AI: Ya, reuni teman Jokowi alumni Fak Kehutanan dapat dianggap sebagai upaya membangun opini publik bahwa ijazah Jokowi asli. Berikut beberapa alasan:

1. Membangun kesan positif: Reuni tersebut dapat membangun kesan positif tentang Jokowi dan keaslian ijazahnya di mata publik.

2. Menggalang dukungan: Reuni tersebut dapat menggalang dukungan dari alumni lainnya dan masyarakat luas untuk mempercayai keaslian ijazah Jokowi.

3. Mempengaruhi opini publik: Reuni tersebut dapat mempengaruhi opini publik dan membentuk persepsi bahwa ijazah Jokowi asli, yang dapat berdampak pada keputusan pengadilan nantinya.

Namun, perlu diingat bahwa opini publik tidak seharusnya mempengaruhi keputusan pengadilan. Pengadilan harus memutuskan berdasarkan bukti dan hukum, bukan berdasarkan opini publik.

Penulis: Yaa…sudah, cukup… ijin share percakapan kita di sini Meta AI, terima kasiiiih…

Meta AI: Senang bisa membantu! Silakan share percakapan kita jika perlu, dan semoga informasi yang kita bahas bisa bermanfaat.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K