Investasi Asing Yang Merusak

Investasi Asing Yang Merusak
Farid Gaban, Jurnalis Senior

Oleh: Farid Gaban, Jurnalis

 

Tesla menolak berinvestasi di Indonesia, meski Presiden Jokowi sudah sowan ke Elon Musk. Apple juga pekan lalu mengumumkan pembatalan rencana investasinya di sini.

Pertanyaan yg perlu diajukan adalah kenapa perusahaan internasional, yang punya reputasi bagus seperti Tesla dan Apple, memilih berinvestasi di Malaysia dan Vietnam ketimbang Indonesia?

Menurutku, alasan utamanya adalah mereka tak mau reputasinya rusak (dan harga sahamnya rontok) karena praktek usaha pertambangan yang buruk.

Perusahaan multinasional kini peduli dg standard ESG (environmental, social and governanve): pengelolaan bisnis yg sustainable dengan mempertimbangkan standard perlindungan lingkungan dan sosial yang baik.

Pertambangan nikel di Morowali dan Halmahera serta tambang timah di Bangka tak hanya mengesampingkan aspek lingkungan dan sosial, tapi juga sarat praktek korupsi.

Investasi Hilirisasi yg digenjot di masa pemerintahan Jokowi adalah investasi bermutu rendah yang akan merugikan bangsa dan negara kita dalam jangka panjang.

Kampanye obsesif menarik investasi pada zaman Pemerintahan Jokowi ini hanya akan menarik terutama investor China yang tidak peduli keberlanjutan, merusak alam dan berkonflik dengan masyarakat sekitar.

Bukan berarti bahwa perusahaan Amerika selalu lebih baik dari China. Di seluruh dunia, banyak perusahaan tambang multinasional menjalankan praktik ala kolonialisme di dunia berkembang.

Itulah kenapa, menurutku, kita sebaiknya tidak terlalu mengandalkan investasi asing dalam membangun. Investasi asing kita pilih secara sangat selektif. Kita perkuat potensi sumber daya manusia dan alam lokal.

Transfer teknologi dan manajemen yang dijanjikan investasi asing (foreign direct investment) adalah fatamorgana. Lihat bagaimana kita terus memperpanjang konsesi tambang emas Freeport sampai 2061.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K