Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Akhirnya terjawab pertanyaan masyarakat dunia apakah Israel akan melakukan balas dendam terhadap Iran atas serangan ratusan drone dan peluru kendalinya ke Israel beberapa waktu lalu. Berbagai media cetak dan elektronik melaporkan pada hari Saptu pagi tanggal 26 Oktober 2024.
Tentara Israel IDF mengatakan pihaknya melakukan serangan terhadap sasaran militer di Iran sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai serangan berbulan-bulan oleh Iran dan proksinya di wilayah Israel. Belum ada komentar langsung dari Iran. Beberapa ledakan telah dilaporkan di sekitar Teheran. Sistem pertahanan udara diaktifkan di ibu kota ketika media Iran melaporkan tidak ada situs militer milik Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang terkena. Namun tidak diberitakan apakah Israel dalam serangannya itu mentargetkan fasilitas nuklir dan kilang-kilang minyak Iran, karena sebelumnya banyak pihak memprediksi bahwa Israel akan mengebom fasilitas-fasilitas strategi situ.
Media pemerintah Iran juga melaporkan beberapa ledakan di ibu kota Sabtu pagi waktu setempat. Seorang penduduk mengatakan kepada media bahwa dia “terbangun dengan suara ledakan di kejauhan” dan menggambarkan kehadiran Korps Pengawal Revolusi Islam yang banyak di kota sepanjang hari.
Media Amerika Serikat melaporkan bahwa AS tidak berpartisipasi dalam operasi militer Israel, kata seorang pejabat senior pemerintahan pada hari Jumat. Namun sebenarnya Israel memang memberi tahu Gedung Putih sebelum serangan itu, menurut sumber yang akrab dengan pemberitahuan itu. Seorang professor Iran waktu diwawancarai media asing mengatakan bahwa serangan Israel itu dilakukan setelah ada kunjungan menteri luar negeri Amerika Serikat Anthony Blinken ke Tel Aviv dan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu. Selain itu diberitakan bahwa pihak Israel sudah memberi tahu wakil presiden AS sekaligus calon presiden Kamala Haris rencana serangan ke Iran itu.
Keputusan Israel untuk menyerang apa yang digambarkannya sebagai target militer Iran pada Sabtu pagi datang setelah berminggu-minggu pertimbangan dalam kabinet keamanannya tentang sifat dan ruang lingkup serangan semacam itu, kata pejabat Israel. Pada akhirnya, Israel memilih untuk hanya menyerang target militer. Seorang pejabat Israel mengatakan mereka adalah target “yang menimbulkan ancaman atau dapat menimbulkan ancaman.” Seorang pejabat Israel kedua menggambarkan keputusan itu sebagai hasil dari “proses pengambilan keputusan yang sangat rajin.”
Proses itu juga mencakup beberapa putaran konsultasi dengan pejabat AS, termasuk panggilan telepon antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Joe Biden. Pejabat Israel belum mengungkapkan rincian tambahan tentang jumlah dan sifat target militer, tetapi militer Israel diperkirakan akan membagikan rincian tambahan setelah operasi selesai.
Iran belum mengomentari serangan itu. Namun sebelumnya Irang sering mengatakan bahwa Iran akan membalas dengan serangan yang lebih brutal apabila Israel melakukan serangan balas dendam. Kalau hal ini terjadi maka perang Israel melawan Hamas dan Hesbollah Lebanon akan meluas ke seluruh wilayah Timur Tengah.
EDITOR: REYNA
Related Posts
 - Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza
 - Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita
 - Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang
 - “Purbayanomics” (3), Tata Kelola Keuangan Negara: Terobosan Purbaya
 - Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza
 - Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran
 - Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB
 - Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui
 - Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon
 - Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

 
	

No Responses