“Persoalan Palestina adalah inti dari setiap harapan stabilitas jangka panjang di Timur Tengah,” kata Anita Anand
HAMILTON, Kanada – Menteri Luar Negeri Kanada, Anita Anand, menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap solusi dua negara bagi Israel dan Palestina pada hari Senin, menyebutnya penting bagi stabilitas dan perdamaian jangka panjang di Timur Tengah.
“Persoalan Palestina adalah inti dari setiap harapan stabilitas jangka panjang di Timur Tengah,” kata Anand dalam konferensi tingkat tinggi PBB tentang penyelesaian damai persoalan Palestina.
“Terlepas dari kompleksitas situasi, kehadiran kolektif kita di sini hari ini mencerminkan dukungan internasional yang kuat untuk solusi yang dinegosiasikan, yang menjamin penentuan nasib sendiri Palestina dan keamanan Israel,” tambahnya.
Anand menegaskan kembali dukungan Kanada terhadap kenegaraan Palestina, dengan mengatakan bahwa “Kanada tetap berkomitmen teguh pada solusi dua negara – sebuah negara Palestina yang merdeka, layak, dan berdaulat yang hidup berdampingan dengan Israel dalam damai dan aman.”
Ia juga menekankan pentingnya reformasi di dalam Otoritas Palestina, terutama dalam persiapan untuk memerintah Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza.
“Yang sangat penting adalah komitmen Otoritas Palestina untuk melakukan reformasi komprehensif yang diperlukan untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat,” ujarnya.
Mengenai situasi “bencana” di Gaza, Anand mengutuk apa yang ia gambarkan sebagai penderitaan kemanusiaan yang “tidak dapat diterima”.
“Banyak warga Palestina yang sekarat karena kelaparan. Mereka terbunuh saat berusaha mendapatkan makanan dan air, atau selama operasi militer, yang mengakibatkan banyak korban. Mereka yang selamat terpapar penyakit dan kematian yang sebenarnya dapat dihindari,” ujarnya.
Mengecam perluasan dan kekerasan permukiman ilegal Israel, Anand menekankan bahwa “kami mengutuk pembunuhan tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak. Kami mengutuk perluasan permukiman dan kekerasan pemukim yang sedang berlangsung di Tepi Barat, dan kami mengutuk pemindahan paksa penduduk Palestina.”
“Tindakan-tindakan yang diuraikan tadi merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional,” tambahnya.
Kanada selanjutnya mengumumkan bantuan baru sebesar $40 juta, $10 juta untuk mendukung reformasi Otoritas Palestina, dan $30 juta untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza.
“Kanada memandang konferensi ini sebagai penegasan kembali prinsip-prinsip dan ajakan untuk bertindak,” ujar Anand, seraya menambahkan bahwa “solusi politik yang langgeng membutuhkan gencatan senjata permanen untuk memulai kerja keras membangun kembali institusi, memulihkan kepercayaan, dan kondisi bagi solusi dua negara yang layak.”
SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA
Related Posts

Laporan rahasia AS menemukan ‘ratusan’ potensi pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza

Prancis dan Spanyol menuntut pembatasan hak veto PBB untuk memastikan keadilan di Gaza

Mesir sepakat dengan Iran, AS, dan IAEA untuk melanjutkan perundingan guna menemukan solusi bagi isu nuklir Iran

Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencalonkan diri sebagai Sekretaris Jenderal PBB

Laporan PBB: Sebagian besar negara gagal dalam rencana iklim yang diperbarui

Rencana Tersembunyi Merobohkan Masjidil Aqsa, Klaim Zionis Menggali Kuil Sulaiman, Bohong!

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa

Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta : Mr Trump, Tidak Adil jika Pejuang Palestina Dilucuti Senjatanya Sementara Israel Dibiarkan Menembaki Gaza

AS Tolak Peran Hamas dan UNRWA di Gaza, Blokade Bantuan Israel Berlanjut

Pemerintahan Trump akan membuka suaka margasatwa Alaska untuk pengeboran



No Responses