Kasus Yang Memalukan Itu Sengaja Ditutup-tupi

Kasus Yang Memalukan Itu Sengaja Ditutup-tupi

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Judul dalam tulisan saya diatas itu bukanlah kasus hukum yang sengaja ditutup-tutupi di Indonesia, namun kejadiannya di Amerika Serikat dimana beritanya mendominasi semua media di negara Adidaya ini dan diseluruh dunia. Berita itu menggegerkan jagad dalam negeri Amerika Serikat karena Elon Musk orang kaya didunia dan pernah menjadi sohib nya presiden Donald Trump dan sekarang menjadi musuh, membuka informasi bahwa Donald Trum ada di “client list” atau daftar pelanggan yang dimiliki almarhum Jeffrey Epstein dimana salah satu usahanya itu adalah kegiatan sex ilegal termasuk “menyuguhkan” gadis-gadis dibawah umur kepada para tokoh-tokoh nasional Amerika Serikat.

Pada 1990-an, Epstein membangun perkebunan dan apartemen di beberapa negara, menurut dokumen pengadilan – bahkan sebuah pulau pribadi di Karibia – dan bergaul dengan beberapa orang terkaya dan paling berkuasa di dunia. Orang-orang itu termasuk Pangeran Andrew, mantan Presiden Bill Clinton dan Donald Trump serta para selebriti bintang film Hollywood terkenal.

Rincian dugaan kehidupan rahasia Epstein pertama kali muncul pada tahun 2005 ketika beberapa gadis di bawah umur menuduhnya menawari pekerjaan pijat atau tindakan seks di rumahnya di Palm Beach. Kesaksian dewan juri yang dibuka bertahun-tahun kemudian termasuk tuduhan bahwa Epstein, yang saat itu berusia 40-an, telah memperkosa gadis-gadis remaja berusia 14 tahun.

Pada tahun 2005, polisi di Palm Beach, Florida, mulai menyelidiki Epstein setelah orang tua melaporkan bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap putrinya yang berusia 14 tahun. Pejabat federal mengidentifikasi 36 gadis, beberapa berusia 14 tahun, yang diduga dilecehkan Epstein secara seksual. Epstein mengaku bersalah dan dihukum pada tahun 2008 oleh pengadilan negara bagian Florida karena mendapatkan seorang anak untuk prostitusi dan meminta seorang pelacur. Dia dihukum hanya karena dua kejahatan ini sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan yang kontroversial, dan menjalani hampir 13 bulan dalam tahanan tetapi dengan pembebasan kerja yang luas.

Epstein ditangkap lagi pada 6 Juli 2019, atas tuduhan federal atas perdagangan seks anak di bawah umur di Florida dan New York. Ia meninggal di sel penjaranya pada 10 Agustus 2019. Pemerintah menyatakan bahwa Epstein meninggal karena bunuh diri, tapi banyak yang percaya bahwa dia sengaja dilenyapkan dari muka bumi ini.

Situasi politik di Amerika Serikat geger ketika Jaksa Agung AS Pam Bondi awal tahun ini ketika dia mengatakan dia memiliki dokumen tentang kasus sex, perdagangan anak Epstein itu. Bondi mengatakan kepada Fox News pada bulan Februari 2025 bahwa dokumen itu “ada di mejanya sekarang untuk dikaji”.

Tetapi pada hari Senin 7 Juli 2025, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dan Juru Bicara Departemen Kehakiman Chad Gilmartin berusaha menutupi untuk membatalkan pernyataan ini, dengan mengatakan bahwa Bondi telah mengacu pada keseluruhan file kasus Epstein. Departemen Kehakiman juga menolak teori konspirasi sentral seputar Epstein dengan mengonfirmasi bahwa kematiannya pada Agustus 2019 dalam tahanan federal adalah karena bunuh diri. Intinya pemerintah AS membantah bahwa apa yang disebut “daftar pelanggan” (yang menyebut nama tokoh-tokoh besar termasuk Donald Trump) itu tidak ada.

Beberapa teori konspirasi seperti pemerintahan Donald Trump membatalkan kasus Epstein, namanya ada dalam file seperti yang diklaim oleh Elon Musk, atau karena Jeffrey Epstein adalah agen mata-mata Israel Mossad, telah beredar di media sosial. Berita seperti ini mempertegas kepercayaan masyarakat bahwa Israel yang negaranya kecil itu menguasai jagad politik Amerika Serikat, atau negara Paman Sam itu dibawah kendali Israel.

Politisi dan komentator politik terkenal didunia maya dari Inggris George Galloway dalam podcast nya menyatakan bahwa almarhum Jeffrey Epstein memiliki banyak rakaman video tindakan asusila para tokoh-tokoh nasional itu wanita-wanitanya Epstein termasuk gadis dibawah umur – karena Epstein memasang video kamera di kamar-kamar di Penthouse nya di kawasan Manhattan New York dimana tindakan asusila para tokoh itu terjadi. Kalau hal ini dibuka di publik maka situasi politik dalam negeri AS akan geger.

Perlu diketahui bahwa apa yang disebut file Epstein mengacu pada ribuan halaman catatan yang telah dirilis melalui tuntutan hukum, dokumen pidana Epstein, pengungkapan publik, dan permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi selama bertahun-tahun.

Kasus tentang “daftar pelanggan” kegiatan sex Epstein ini seperti film tentang konspirasi politik yang melibatkan wanita, spionase atau mata-mata dan uang.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K