Oleh: Sutoyo Abadi
Dengan Rahmat Tuhan YME , dan dengan perjuangan yang sangat besar akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Tapak sejarah perjuangan yang sangat panjang berganti ganti generasi dengan pertumpahan darah para syuhada untuk meraih kemerdekaan.
Dalam perjalanan waktu etos, nafas, jiwa perjuangan kemerdekaan gagal dihayati generasi mbelgedes ( hedonis ), bahkan kembali menjual kedaulatan negara kepada bangsa asing.
Puncaknya ketika muncul generasi sok jagoan sebagai ahli tata negara dengan label profesor setingkat dewa ternyata Dewa Durgogini pemakan bangkai busuk dengan berbagai dalih sebagai antek kapitalis mengandemen tanpa Referendum dengan mengubah UUD’45 aseli dari 37 Pasal menjadi 117 Pasal. Inilah generasi paling dungu dan tolol merusak konstitusi.
Mereka telah berbuat makar terhadap negara Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ), bergelimang nikmat sebagai budak, jongos, boneka, badut kapitalis sebagai penjajah gaya baru
Berdalih sebagai tokoh gerakan reformasi useful idiots : “istilah menghina untuk seseorang yang mendukung tujuan politik tanpa sepenuhnya memahami tujuan tersebut atau menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi, karena ketololannya”.
Kaum reformis berubah menjadi pengemis kapitalis mengubah atau mengganti UUD 1945 melalui serangkaian perubahan ugal – ugalan dan sadis menjadi UUD 2002.
EDITOR: REYNA
Related Posts

PBB meluncurkan proses formal untuk memilih sekretaris jenderal berikutnya

Kecerdasan Spiritual Fondasi Kebahagiaan

Kubu Jokowi TawarkanMediasi Kepada Roy cs

Bukan Sekadar Layar: Kehadiran yang Membentuk Hati Anak

TNI AL Amankan Dua Kapal Pengangkut Nikel Ilegal di Perairan Morowali–Konut

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (8) : Penghargaan Dunia Dan Jejak Diplomasi Global Indonesia

Apa Mungkin Selama Ini Negara Tidak Tahu?

Buntut Pemusnahan Dokumen, Taufiq Ancam Laporkan Semua Komisioner KPU Surakarta

Kasus Lapangan Terbang Morowali Hanya Kasus Kecil

Habib Umar Alhamid Ingatkan Jangan Ada UU dan Kebijakan “Banci” di Pemerintahan Prabowo



No Responses