Kehancuran Matahari Dan Bintang-Bintang, Qs At – Takwir

Teleskop antariksa Hubble mengabadikan citra yang mengagumkan, pemandangan terjauh di jagat raya!  Pemandangan ini mengungkap ribuan galaksi berjarak miliaran tahun cahaya dari Bumi!!

Oleh : Agus Mualif Roehadi

Surah At – Takwir menggambar kan kondisi alam ketika kiamat dan bagaimana keadaan manusia dan bumi saat kiamat serta setelah kiamat.

Saya tidak ingin membuat tafsir karena saya bukan ahli tafsir. Tapi saya ingin membuat terjemahan bebas dengan cara mencari arti asal kata kemudian di cari terjemahannya pada kamus Al – Munawir. Disamping itu, saya perbandingkan dengan surah yang lain.

Kiamat adalah kondisi penghancuran. Dalam Surah At Takwir ini untuk menghancurkan matahari dan bintang – bintang (syamsu dan nujum jamak najm, lihat ayat 1 – 3) Allah sudah menyediakan alatnya yaitu khunnas ( pakai huruf khok, bintang bintang, ayat 15) yang mempunyai sifat al jawari (berasal dari kata ja’ra) yang punya arti beredar (bergerak cepat, al Munawir hal 1017) dan sifat kunnasi (pakai huruf kaf, menyapu, al Munawir hal 1233).

Menarik nya, untuk menghancurkan itu Allah tidak menggunakan bintang yang disebut al – najm. Dalam hal ini perlu di perbandingkan Qs At – Takwir 23 dengan Qs An – Najm 6 – 7, 13 – 17, dimana malaikat Jibril berada di situ (ufuk yang tinggi dan terang) yaitu di sidratul muntaha dan Nabi Muhammad melihat wujud asli malaikat jibril.

Kembali pada Qs At – Takwir. Ayat 1 – 2
Bagaimana matahari bisa digulung atau dilipat (kuwirrat, al – Munawir hal 1238) bintang bisa berjatuhan (kadarat, al munawir hal 1195) ?

Matahari dan bumi bisa selalu pada posisi edarnya karena berputar pada porosnya dan ada gaya tarik menarik antara bumi dan matahari (grafitasi).

Jika perputaran pada porosnya berhenti maka gaya tarik menarik akan hilang, kemudian berjatuhan.

Bagaimana bisa perputaran pada poros berhenti ? Hal itu akan terjadi bila ada gaya tarik (medan magnet) yang jauh lebih kuat.

Dari mana munculnya medan magnet yang lebih kuat itu muncul ?

Maka Qs At – Taqwir 15 – 16 adalah jawabannya.
Yaitu, bila berada didekat bintang bintang (tidak hanya satu) yang mempunya sifat al – jawari al – kunnasi. Khunnasi yang beredar (bergerak) dengan cepat dan menyapu (seperti penghisap debu).

Stepen Hawkins yang baru meninggal beberapa waktu yang lalu, menyebut bintang (khunnas) yang bergerak cepat yang kecepatannya melibihi kecepatan cahayanya sendiri sehingga tidak nampak (tersembunyi) yang dinamakannya blackhole.
Stephen tidak percaya ada trinitas, karena tidak mungkin ada khunnas berjumlah tiga yang menyatu. Kalau ada khunnas yang besarnya sama kemudian berdekatan secara teoritis pasti saling menghancurkan. Saya kira itu dasarnya dia nggak percaya ada trinitas. Hanya singular saja.

Khunnas bisa lebih dari satu bila besarannya berbeda jauh, yang bila berdekatan maka yang kecil akan dihisap yang besar.

Ditemukan blackhole ada 7 buah yang besarnya berbeda beda (sulit dibayangkan ya)

Jadi kiamat akan terjadi bila tata surya atau bahkan galaksi dimana bumi ini berada didekati oleh khunnas yang bergerak melintas didekat galaksi ini. Galaksi akan tersapu dan tersedot kedalamnya.

Khunnas ada 7 buah.

Kita ke Surah An – Najm.
Nabi Muhammad melihat Malaikat Jibril berada di ufuk yang paling tinggi (Nggak masalah kan bagi Nur Muhamnad untuk melihat ini). Saya kira malaikat Jibril berada di khunnas yang terbesar (sidratul muntaha). Sedang diatasnya lagi adalah Arsy.

Apakah kiamat nanti, Khunnas 1 sampai 6 juga di hisap oleh khunnas ke 7 ?

Kita kembali ke At – Takwir 11 – 14.
11. Apabila langit dilenyapkan.
12. Apabila neraka Jahim di nyalakan
13. Apabila surga di dekatkan.
14. Setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan.

Sampai saat ini saya yakin bahwa alam akhirat itu sudah disediakan (kita perlu juga memperhatikan peristiwa isra’ dan mikraj serta tempat asal Adam dan Hawa).

Bisa jadi khunnas ke 7 itu adalah alam akhirat.
Ada proses penghisapan dimulai dari khunnas ke 1 sampai ke 6 oleh khunnas ke 7, yang tidak diterangkan bagaimana kejadiannya.
Saya berpikir At – Takwir 11 – 14 terjadi di khunnas ke 7.

Sekali lagi, ini terjemahan bebas, bukan bermaksud membuat tafsir.

Allahu alam bishshawab.

Related Posts