Kenapa PCR Mahal? Ternyata Paling Banyak Diimpor dari Korea Selatan dan China

Kenapa PCR Mahal? Ternyata Paling Banyak Diimpor dari Korea Selatan dan China
Dua petugas medis melakukan SWAB PCR terhadap dua siswa di SMA Muhammadiyah, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (24/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

ZONASATUNEWS.COM–Masyarakat mengeluhkan soal mahalnya harga tes PCR di Indonesia. Kementerian Kesehatan menjelaskan salah satu alasan tes PCR mahal karena alatnya masih impor.

Berdasarkan data BPS, nilai impor PCR selama Januari-Juni 2021 memang cukup besar, yakni USD 362,02 juta atau senilai Rp 5 triliun (kurs Rp 14.000).

Impor alat PCR dilakukan dari berbagai negara, antara lain dari Argentina, Australia, Austria, Bangladesh, Belgia, Brasil, Kanada, China, Korea Selatan, Denmark, Jerman, Guatemala, Hong Kong, India, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Amerika Serikat.

Namun yang paling banyak, alat PCR diimpor dari Korea Selatan dan China. BPS mencatat selama periode tersebut total impor PCR dari Negeri Ginseng nilainya mencapai USD 144,2 juta. Sementara impor PCR dari China yang nilainya USD 99 juta.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan saat ini seluruh alat PCR dipasok dari impor. Berbeda dengan India yang merupakan penyuplai alat PCR.

Kudarmakan, Darma Kubaktikan.
Selamat Hari Pramuka 2021. Jayalah selalu Gerakan Pramuka Indonesia!
AA LANYALLA MAHMUD MATTALITTI
KETUA DPD RI

“Karena semua untuk masih impor,” katanya singkat kepada kumparan, Sabtu (14/8).

Kemenkes sendiri telah menentukan batas harga tertinggi tes PCR COVID-19 saat ini di kisaran Rp 900 ribu. Ketentuan tersebut tertuang dalam Surat Edaran nomor Kemenkes HK.02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Surat edaran tersebut disahkan oleh Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Prof. dr. Abdul Kadir, Senin 5 Oktober 2020.

Wanita yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes ini menambahkan, untuk bisa menekan biaya tes PCR maka perlu adanya banyak komunikasi dengan berbagai pihak.

“Perlu dilakukan pembahasan dengan berbagai pihak tentunya,” imbuhnya.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah supaya lebih transparan mengenai harga pokok pembelian alat tes PCR (Polymerase Chain Reaction) COVID-19.

“Sebenarnya biaya pokok test PCR, berikut keuntungan yang wajar, termasuk untuk biaya tenaga medis, dan lain-lain,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, seperti dikutip kumparan, Sabtu (14/8).

Tulus juga meminta supaya ada pihak yang melakukan audit mengenai biaya pembelian atau impor PCR. Hal ini untuk membantu masyarakat agar mengetahui secara detail mengenai biaya tes PCR.

EDITOR : SETYANEGARA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. เน็ตบ้าน aisNovember 21, 2024 at 12:09 pm

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/nasional/kenapa-pcr-mahal-ternyata-paling-banyak-diimpor-dari-korea-selatan-dan-china/ […]

  2. รถ4ล้อใหญ่December 11, 2024 at 7:41 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 57741 more Info on that Topic: zonasatunews.com/nasional/kenapa-pcr-mahal-ternyata-paling-banyak-diimpor-dari-korea-selatan-dan-china/ […]

Leave a Reply