Kesederhanaan dan Keteladanan Sri Sultan HB X

Kesederhanaan dan Keteladanan Sri Sultan HB X

Hamka Suyana
(Motivator Cahaya Sasyuik)

Pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28-10-2025, diselenggarakan Dialog Nasional di Yogyakarta bertempat di Sasongko Hinggil Dwi Abad, yang dihadiri Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai narasumber.

Dalam dialog panjang, yang menarik adalah pertanyaan Rosi dari Kompas TV yang menyampaikan rasa terima kasih dan hormat kepada Sultan yang tidak pernah menggunakan mobil patroli pengawal (patwal).

Rosi mengungkapkan kebiasaan yang sudah lumrah ditemui di Jakarta. Bahwa pejabat yang sedang berkuasa memiliki hak istimewa di jalan raya. Dia mencontohkan, berangkat kerja dari rumahnya ke kantornya, minimal 5 kali bertemu dengan mobil patwal yang mengawal pejabat penting yang harus mendapatkan prioritas di jalan raya.

Menanggapi hal tersebut, Ngarso Dalem, Sri Sultan mengatakan secara diplomatis, “Kalau lampu merah ya harus berhenti. Tapi kalau lampu merah tetap jalan, saya anggap malah aneh. Makanya, saya tidak menggunakan Patwal. Kalau lampu merah ya tetap berhenti.”

Kalimat tersebut, secara implisit merupakan potret jatidiri seorang pemimpin yang mampu menunjukkan kesederhanaan dan keteladanan.

Menurut hemat saya, kesederhanaan dan keteladanan seorang Sultan sekaligus Gubernur itulah yang menjadi magnet spiritual, wilayah Yogyakarta tetap aman dan nyaman, walaupun, mungkin saja, daerah lain ada yang sedang terjadi ketidaknyamanan akibat sikap pemimpin yang kehilangan marwah keteladanan dan kesederhanaan.

Saya sangat bersyukur dihijrahkan Allah, tinggal di wilayah yang dipimpin oleh Gubernur Sultan yang senantiasa menebarkan kesederhanaan dan keteladanan yang menjadikan DIY, senantiasa aman, tenteram, dan nyaman.

Saya yakin, akan “segera” tiba waktunya, Indonesia dipimpin oleh Presiden yang memiliki jatidiri kesederhanaan dan keteladanan. Insya Allah.

Pringgondani, 29-10-2025

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K