SUMENEP – Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Muslimat NU Sumenep, Kauna Bismie Abargiel, menjadi salah satu peserta asal Indonesia yang lolos dalam program bergengsi Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship Program (AFP), yang didanai oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Program tersebut berlangsung selama lima pekan, mulai 25 September 2025 hingga 31 Oktober 2025. Kegiatan diikuti oleh ratusan pemimpin muda dari negara-negara Asia Tenggara, dengan tingkat kelolosan hanya sekitar 1–2 persen dari total pendaftar di Indonesia.
“Untuk musim gugur kemarin, dari Indonesia hanya sekitar 44 orang yang berangkat,” ujar Kauna Bismie Abargiel saat diwawancarai, Jumat, 7 November 2025.
Kauna mengikuti program dengan tema civic engagement atau keterlibatan masyarakat, dan ditempatkan di Northern Arizona University, Amerika Serikat.
Ia menjelaskan, peserta lain tersebar di berbagai universitas sesuai tema masing-masing, seperti natural resources di Hawaii, innovation and entrepreneurship di New York, serta society and governance di Oregon.
Selama tiga minggu, peserta mengikuti pembelajaran di kampus sekaligus kunjungan ke berbagai lokasi bersejarah. Kauna sempat mengunjungi Grand Canyon, sejumlah museum nasional, serta Independence Hall di Pennsylvania.
“Kami belajar tentang sejarah dan nilai-nilai demokrasi Amerika, sekaligus berdiskusi bagaimana hal itu bisa diterapkan di negara kami masing-masing,” tuturnya.
Di akhir program, seluruh peserta yang berjumlah lebih dari 200 orang dari berbagai negara di Asia Tenggara berkumpul di Washington D.C. untuk melakukan presentasi akhir dan prosesi kelulusan.
Kauna mengaku bersyukur bisa membawa nama PKBM Muslimat NU Sumenep dalam forum internasional tersebut.
“Ada banyak PKBM di Indonesia, tapi saya salah satu yang lolos. Saya ingin memberi contoh kepada para siswa bahwa pendidikan bisa membawa kehidupan yang lebih baik dan membuka kesempatan luas,” ujarnya.
Menurut Kauna, pengalaman selama mengikuti program YSEALI memberinya banyak pelajaran tentang kepemimpinan dan kolaborasi.
“Saya belajar bahwa pemimpin yang sukses adalah mereka yang mau terjun langsung, memberi contoh, dan membangun kepercayaan di tengah komunitasnya,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya membangun jaringan dan keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan.
“Program yang baik tidak hanya butuh ide dan semangat, tapi juga dukungan dari orang lain. Itu hanya bisa didapat kalau kita aktif menunjukkan diri dan membangun koneksi,” ujarnya menambahkan.
Kauna berharap pengalaman ini dapat menginspirasi peserta didik di PKBM Muslimat NU Sumenep untuk terus belajar dan berani bermimpi besar.
“Saya tidak mungkin bisa ke Amerika kalau tidak belajar dengan gigih. Saya ingin membuktikan bahwa pendidikan bisa mengubah hidup,” pungkasnya.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Rekom Dari Camat Kwadungan Sudah Keluar: Rizky Gugur!

Giat BSPS Kementerian Perumahan, Merenovasi Rumah sekaligus Menumbuhkan Semangat Swadaya Masyarakat

Misteri Kebahagiaan

Diduga Ada Oknum ASN Melakukan Penipuan Jual Beli “Kursi” Calon Perangkat Desa Tirak

“Ratu Pupuk Indonesia”: Ucok Khadafi Soroti Keistimewaan Istri Dirut Pupuk Indonesia

Hakim Perlu Dilindungi

Masa Depan ITS

Gubernur Riau Ditangkap KPK: “Taring Kekuasaan Tumpul di Balik Uang Proyek”

Ubaedillah Badrun: Presiden Tak Bisa Tutupi Korupsi dengan Nama Rakyat, Harus Diberi Peringatan Keras

Ketika ‘Taring Purbaya’ Dicabut: Siapa yang Sebenarnya Menanggung Utang Whoosh?



No Responses