Laporan menyebutkan perubahan iklim merupakan salah satu penyebab utama terjadinya banjir besar di Nepal

Laporan menyebutkan perubahan iklim merupakan salah satu penyebab utama terjadinya banjir besar di Nepal

Laporan Atribusi Cuaca Dunia menyebutkan tantangan dalam penerapan dan penegakan kebijakan mitigasi risiko banjir

ISTANBUL – Sebuah penelitian menemukan bahwa perubahan iklim adalah salah satu penyebab utama banjir dahsyat yang melanda Nepal bulan lalu.

Negara di Himalaya ini mengalami curah hujan yang sangat deras pada akhir bulan lalu, yang menyebabkan sedikitnya 244 kematian dan kerusakan signifikan pada infrastruktur, termasuk jalan dan jembatan.

Ibu kota Kathmandu dan sekitarnya dilanda banjir bandang, tanah longsor, dan banjir sungai dari sungai-sungai seperti Bagmati, Sapakoshi, Narayani, Sardu, Rew, dan Nakkhu, beserta anak-anak sungainya.

Menurut penelitian yang dilakukan para peneliti dari Nepal, India, Swedia, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris, curah hujan terjadi pada akhir musim hujan ketika tanah sudah jenuh. Artinya, curah hujan yang sangat deras selama tiga hari menjadi penyebab utama dampaknya, demikian bunyi laporan yang dirilis World Weather Attribution.

Studi ini menyoroti bahwa urbanisasi yang pesat, yang menyebabkan peningkatan sebesar 386% pada kawasan terbangun antara tahun 1990 dan 2020, dan penggundulan hutan, serta pengurangan tutupan hutan sebesar 28% dari tahun 1989 hingga 2019 di Lembah Kathmandu, “mengganggu proses air alami, meningkatkan limpasan permukaan dan sistem drainase yang berlebihan, sementara pembangunan di dataran banjir dan dekat sungai telah meningkatkan risiko banjir bagi manusia dan aset.”

Laporan ini memperingatkan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah dan permukiman informal yang terletak di sepanjang tepi sungai “sangat terkena dampak banjir karena infrastruktur yang buruk, akses yang tidak memadai terhadap sumber daya, dan terbatasnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.”

“Populasi ini menghadapi risiko yang lebih tinggi, dengan tingkat melek huruf yang rendah, khususnya di kalangan perempuan, sehingga semakin membatasi akses mereka terhadap informasi dan sumber daya bencana,” katanya.

Meskipun kebijakan dan peraturan sudah ada, laporan tersebut mencatat bahwa “tantangan dalam penerapan dan penegakan hukum telah membuat lembah ini rentan terhadap meningkatnya dampak banjir.” Laporan ini menekankan bahwa “perencanaan tata ruang yang komprehensif, dipadukan dengan pengurangan dan adaptasi risiko bencana, penegakan kebijakan yang efektif, dan peningkatan kesadaran masyarakat, sangat penting untuk memitigasi risiko banjir” di seluruh Nepal.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K