Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Kalimat yang bernada sombong dan tidak berperikemanusiaan itu berasal dari mulut Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada tanggal 5 Agustus 2024 lalu. Dia mengucapkan kalimat itu pada konferensi Yad Benyamin yang diselenggarakan oleh Israel Hayom dimana dia berucap bahwa memblokir bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza bisa “dibernarkan dan bermoral” bahkan jika itu mengakibatkan kelaparan sekitar dua juta warga sipil di jalur Gaza.
Bulan lalu Program Pangan Dunia PBB (WFP) sudah memperingatkan bahwa hampir setengah juta orang di Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang dahsyat. Menurut laporan IPC yang bermitra dengan PBB bahwa tingkat kelaparan 96% dari populasi Gaza – sekitar 2,15 juta jiwa – menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih tinggi dari tingkat itu. Kelaparan di jalur Gaza telah menyebar dari utara ke seluruh wilayah Gaza.
Sudah lama dunia mengecam pemerintah Israel yang menggunakan kelaparan warga Gaza sebagai senjata dalam melawan pasukan Hamas dengan cara menghentikan pasokan makanan dan minuman, aliranlistrik, mem-bom fasilitas Rumah Sakit dsb. Ini menyebabkan malapetakan kemanusiaan yang terhebat di dunia ini. Selain itu para pejabat pemerintahan dan militer Israel secara terang-terangan menyebut warga Gaza Palestina itu adalah “binatang” dan karena itu layak untuk dibunuh dan dihapuskan dari muka bumi, dan membuat warga Gaza itu mati kelaparan adalah sesuatu yang sah-sah saja dan bermoral.
Francesca P. Albanese, seorang akademisi dan pengacara internasional yang ditunjuk PBB sebagai Pelapor Khusus PBB atau “United Nations Special Rapporteur on the occupied Palestinian territories” mempertanyakan bagaimana dunia bisa tetap “diam” atau “acuh tak acuh” tentang kondisi yang memprihatikan di Gaza dimana serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah membunuh lebih dari 39.600 warga Palesitna (sebagian besar anak-anak, wanita dan orang tua), dan membuat sebagian besar penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.
Dunia barat sepertinya mempunyai sikap yang diskriminatif karena selalu menyuarakan pendapatnya yang keras soal serangan Rusia ke negara Ukraina, soal penderitaan yang dialami oleh warga Ukraina. Tapi mereka diam ketika dihadapkan pada kenyataan genosida atau pembunuhan massal yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Mereka juga diam ketika di Palestina terjadi bencana kemanusiaan yang gawat. Dunia barat malah terang-terangan membantu Israel dengan uang dan senjata dalam upayanya menghancurkan bangsa Palestina. Setiap ada usulan gencatan senjata di Palestina, negara-negara barat itupun banyak yang tidak setuju; bahkan negara Amerika Serikat sebagai sekutu abadi Israel selalu mem-veto segala usulan gencatan senjata di sidang-sidang Dewan Keamanan PBB.
Pertanyaan Francesca P. Albanese diatas tentang kenapa dunia diam dan acuh tak acuh terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza itu – sebenarnya juga tertuju keorganisasi Islam terbesar di Indonesia seperti NU dan Muhammadiyah yang saat ini sibuk dan lebih fokus pada kepentingannya untuk bagaimana mendapatkan jatah izin pertambangan dari penguasa.
Editor : Reyna
Related Posts

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Presiden Pasang Badan Untuk Jakowi Dan Luhud B. Panjaitan

Saya Muslim..

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya


No Responses