Oleh: Muhammad Chirzin
Tuhan menyeru untuk membaca, kita menyahutnya dengan menulis. Itulah salah satu motivasi untuk menghidupkan grup kepenulisan Sahabat Pena Kita (SPK), metamorphosis dari grup Sahabat Pena Nusantara (SPN) beberapa tahun yang lalu.
Anggota grup WA ini, sebagaimana grup-grup WA yang lain, mengalami pasang-surut, datang dan pergi, tetapi sebagian dari mereka memilih untuk bertahan, dan terus menulis, bahkan setiap hari.
Pepatah mengatakan, “Burung sejenis akan hinggap di dahan yang sama.” Pelajar berkumpul dengan pelajar, pedagang berkumpul dengan pedagang, politisi berkumpul dengan politisi, buruh berkumpul dengan buruh, pejuang berkumpul dengan pejuang, pecundang akan berkumpul dengan pecundang, dan penulis berkumpul dengan penulis. 
Ada ungkapan, tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan. Perubahan selalu berlangsung, bahkan pada setiap diri pribadi, dari hari ke hari. Tak ubahnya seperti tanaman, yang akan terus tumbuh setiap saat, diperhatikan ataupun tidak diperhatikan.
Tanaman akan tumbuh mekar, berbunga, dan berbuah lebat bila dipelihara dengan saksama. Disiangi, disiram, dipupuk, dan disayangi. Begitu pula sebuah gagasan. Ia akan terus bertumbuh apa pun rintangan yang menghadang.
Langkah-langkah kecil grup literasi kepenulisan dapat mempertahankan eksistensinya, dengan komitmen untuk selalu menulis. Salah seorang anggota grup WA SPK mengabadikan idenya dalam buku Sapa Ora Sibuk: Menulis di Tengah-tengah Kesibukan. Benar, selama hayat masih dikandung badan, semua orang punya kesibukannya sendiri-sendiri. Bahkan, maaf, pengangguran pun punya kesibukan tersendiri, hingga melahirkan istilah “pengacara” – pengangguran banyak acara.
Ng. Tirto Adi M.P., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo; Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang, yang notabene salah seorang penyangga keberadaan grup WA Sahabat Pena Kita, menulis opini di Jawa Pos, Rabu, 27 Agustus 2025, “Scapegoat Mechanism dalam Kebijakan Pendidikan.” Ia merespon tulisan Profesor Toni Toharudin (Jawa Pos, 4 Agustus 2025) berjudul “Mengakhiri Schooling without Learning, Memulai Pembelajaran Mendalam.”
Salah satu poin dalam tulisan tersebut, sebagaimana dikutip Pak Tirto Adi, “banyak siswa hadir di sekolah, tetapi tidak benar-benar belajar. Salah satu buktinya fenomena gunung es, siswa SMA tidak bisa menjawab pertanyaan matematika dasar; mengikuti Pendidikan formal, tapi gagal menguasai keterampilan dan pengetahuan esensial yang relevan dengan kehidupan nyata.”
Pak Tirto Adi mengajukan pertanyaan skeptis, “Benarkah dunia persekolahan di Indonesia sebagaimana yang digambarkan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen RI yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran itu?
Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Scapegoat Mechanism dalam Kebijakan Pendidikan maksudnya mekanisme mengkambinghitamkan kebijakan Pendidikan oleh rezim baru atas kebijakan rezim lama; ganti meteri ganti kebijakan, sekalipun kebijakan Menteri terdahulu tidak semuanya buruk, dan kebijakan Menteri baru bukan jaminan seluruhnya baik, sebelum diuji oleh waktu.
Setiap pembaca akan memperoleh insight, yaitu pemahaman atau kesadaran yang mendalam dan tajam tentang sesuatu. Insight seringkali diperoleh melalui pengalaman, refleksi, atau analisis. Insight membantu seseorang memahami pola, hubungan, atau makna yang tidak terlihat sebelumnya, untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mengambil tindakan yang lebih efektif.
Membaca dapat membantu seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru tentang berbagai topik, termasuk diri sendiri, masyarakat, dan dunia sekitar. Melalui membaca, seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru tentang perspektif dan pengalaman orang lain, mengembangkan kemampuan analisis dan kritis, meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosial dan politik, serta memperoleh inspirasi dan motivasi untuk mencapai tujuan.
Membaca menjadi salah satu cara untuk memperoleh insight dan meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan dunia sekitar.
Berikut kata-kata bijak dari berbagai belahan dunia yang patut dibaca sebagai nutrisi untuk menjadi salah satu dari yang seribu.
Verba volant, scripta manent – Kata-kata lisan lenyap menguap, sementara tulisan abadi menetap. (Kearifan Yunani).
Para penulis dari semua negara adalah para penerjemah keabadian.” (Helen Keller).
Jika tak ingin dilupakan setelah meninggal dunia, lakukanlah apa yang patut ditulis atau tulislah sesuatu yang patut dibaca. (Benjamin Franklin).
Sebuah peluru hanya bisa menembus satu kepala, sedangkan sebuah buku dapat menembus ribuan, bahkan jutaan kepala. (Sayyid Quthb).
Menulislah, jika tidak menulis, engkau akan tersingkir dari panggung peradaban dan dari pusaran sejarah. (Pramoedya Ananta Toer).
Hidup ini seperti orang naik sepeda. Supaya terjaga keseimbangannya, Anda harus terus berjalan. (Albert Einstein).
Jangan pernah berhenti meyakini bahwa hidup ini akan menjadi lebih baik, bagi kehidupan Anda sendiri maupun bagi kehidupan orang lain. (Andre Gide).
Permata kehidupan yang Anda cari tidak terdapat di puncak-puncak gunung atau di tengah lautan, tetapi di dalam diri Anda; yang Anda butuhkan hanyalah menggalinya. (Russel H. Conwell).
Dengan sarana kebebasan, toleransi, dan pendidikan, orang-orang hebat serta bijak telah membuka jalan untuk menyelamatkan seluruh dunia. (Helen Keller).
Tiba-tiba Anda memahami sesuatu yang telah Anda mengerti sepanjang hidup, tetapi dengan cara berbeda. Itulah artinya belajar. (Doris Lessing).
Menulis menyentuh keabadian.
Menulis tanda cinta kepada sesama.
Menulis meninggalkan warisan untuk dunia.
Menulis menebar pengetahuan dan kebenaran.
Menulis adalah belajar. Jadi, sangat menyenangkan.
Menulis buku tanda syukur dan terima kasih kepada guru.
Penulis tahu betapa banyak kehidupan berubah karena buku.
Penulis menciptakan haus pengetahuan dan memandu pemenuhan.
Penulis membantu pembaca menemukan rencana Tuhan untuk maju.
Buku adalah guru.
Buku adalah sumber ilmu.
Buku adalah jendela dunia.
Buku adalah barometer zaman.
Buku adalah penggerak perubahan.
Buku adalah kepanjangan tangan guru.
Buku yang bervisi tak akan pernah mati.
Buku adalah teman di setiap ruang dan waktu.
Hidup laksana sebuah buku. Halaman depan tanggal lahir, halaman belakang tanggal pulang. Tiap lembarnya hari-hari dalam hidup ini. Ada buku yang tebal, ada pula yang tipis. Ada yang menarik untuk dibaca dan ada pula yang tidak sama sekali. Seburuk apa pun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman berikutnya yang baru. Putih, bersih, dan tanpa cacat. (Anonim).
Kita belajar berjalan dengan berjalan.
Kita belajar berenang dengan berenang.
Kita belajar bersepeda dengan bersepeda.
Kita belajar menulis dengan menulis.
PIKIRAN membuahkan perkataan.
PERKATAAN membuahkan perbuatan.
PERBUATAN membuahkan kebiasaan.
KEBIASAAN membuahkan kepribadian.
KEPRIBADIAN membuahkan nasib.
NASIB BAIK/BURUK seseorang di dunia dan akhirat
Buah pemikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaaan, dan kepribadian.
Berhenti, tak ada tempat di jalan ini.
Sikap lamban berarti mati.
Siapa bergerak, dialah yang maju ke depan.
Siapa berhenti, sejenak sekali pun, pasti tergilas.
(Mohammad Iqbal)
Kesadaran adalah matahari.
Kesabaran adalah bumi.
Keberanian menjadi cakrawala.
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.
(WS Rendra)
Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga, Dosen S3 Psikologi Pendidikan Islam UMY, S3 Studi Islam UAD, dan S3 Akidah-Filsafat Islam UNIDA Gontor, penulis 66-an buku.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Whoosh Dan Komitmen Anti Korupsi Itu: Omon-Omon?

HCML Raih Penghargaan “Excellence in Strategic Communication and Public Engagement” di CNN Indonesia Awards 2025

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Maklumat Yogyakarta: Keprihatinan Atas Perkembangan Kelola Dan Penyelenggaraan Negara Yang Tidak Kunjung Membaik

Prabowo Akan Bayar Utang Kereta Cepat, Habib Umar Alhamid: Apakah Semua Korupsi Era Jokowi Ditanggung Negara?

Prabowo Tanpa Jokowers: Lemahkah?

Potret ‘Hutan Ekonomi’ Indonesia

Prof. Djohermansyah Djohan: Biaya Politik Mahal Jadi Akar Korupsi Kepala Daerah

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Purbaya Dimakan “Buaya”


No Responses