Oleh: Agus Mualif Rohadi, Penulis
Cara berfikirnya Megawati itu memang menyulitkan presiden.
Dia berusaha menjadikan presiden dalam model pemerintahan parlementer.
Akan berbenturan dengan kondisi riil tidak ada partai dominan dalam pemerintahan republik.
Di model parlementer, Perdana Menteri adalah ketua partai pemenang yang mampu membentuk pemerintahan koalisi sehingga menjadi pemimpin partai koalisi.
Kalau ketua partai pemenang oleh partainya diganti maka penggantinya otomatis jadi perdana menteri.
Maunya Megawati itu Jokowi harus nurut Megawati tapi kalau Jkw gak nurut Megawati nggak bisa ngganti Jkw.
Jadi akhirnya ya konflik.
Berdasar pengalaman dgn Jkw itu, Ganjar pasti diikat dengan perjanjian sangat ketat oleh Megawati.
Ganjar tidak bisa leluasa membentuk kabinet. Sedang MMD hanya votegetter saja. Nggak punya kuasa cawe cawe membentuk dan menjalankan pemerintahan. Dia hanya jadi penonton saja dalam operasional pemerintahan.
Kendali ketat Megawati akan membuat Ganjar menghadapi kerumitan dalam menjalankan pemerintahan nanti karena masih harus berkoalisi dengan partai lain.
Oleh karena itu, untuk menekan kerumitan, sejak awal dengan bekal PT yang memenuhi syarat maju sendiri, Megawati mengajak partai partai kecil untuk berkoalisi hanya untuk menciptakan image bahwa capresnya maupun partainya juga didukung partai lain.
Sejak awal partai menengah enggan berkoalisi dengan pdip.
Jika nanti menang, ketika membutuhkan partai lain untuk memperkuat pemerintah, maka pdip akan cenderung menambahnya dari partai menengah.
Partai yang mau gabung pasti membuat perjanjian dengan Megawati, bukan perjanjian dengan presiden.
Rumit dalam operasional pemerintahan.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Aliansi Masyarakat Tirak Nilai Seleksi Perangkat Desa Cacat Hukum, Akan Bawa ke DPRD dan PN

Isolasi Dalam Sunyi – Gibran Akan Membeku Dengan Sendirinya

Pertalite Brebet di Jawa Timur: Krisis Kepercayaan, Bukan Sekadar Masalah Mesin

Ini 13 Ucapan Kontroversial Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Bogor ke Kursi Keuangan — Jejak Seorang Insinyur yang Menjadi Ekonom Kontroversial

The Guardian: Ketika Bendera One Piece Jadi Lambang Perlawanan Generasi Z Asia

Kolaborasi Manusia Dan AI: Refleksi Era Digital di IdeaFest 2025

Digital Counter-Revolution: Mengapa Pemerintah Indonesia Berbalik Takluk pada Media Sosial?

Otonomi Yang Melayani : Menanggapi Cak Isa Anshori dengan Kacamata Tata Kelola Islam

Komik Edukasi Digital dari ITS Jadi “Senjata” Literasi Anak di Daerah Terpencil”



Dua Sais Dalam Kabinet Prabowo-Gibran - Berita TerbaruNovember 16, 2023 at 9:20 am
[…] Ganjar – Mahfud, Jika Menang Akan Memunculkan Pemerintahan Yang Rumit […]