PBB ‘menekankan perlunya otoritas Israel untuk memfasilitasi pergerakan kemanusiaan di dalam Gaza,’ kata juru bicara
HAMILTON, Kanada – PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa 70% Jalur Gaza berada di dalam zona militerisasi Israel, di bawah perintah pengungsian, atau di daerah-daerah yang tumpang tindih.
Menekankan hambatan berkelanjutan terhadap upaya bantuan karena pembatasan Israel, juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pada konferensi pers bahwa “mitra PBB yang bekerja untuk mendukung telekomunikasi di Gaza memberi tahu kami bahwa kabel serat optik telah rusak selama lebih dari enam minggu, sementara otoritas Israel terus menolak permintaan koordinasi untuk mengizinkan kami memperbaikinya.”
“Penolakan terakhir terjadi pagi ini, karena kabel tersebut merupakan sumber konektivitas data yang penting bagi responden kemanusiaan,” kata Haq.
Ia menambahkan bahwa tim PBB masih berjuang untuk mengamankan akses yang konsisten terhadap bahan bakar, dan melaporkan bahwa: “Hari ini, tim PBB yang dipimpin oleh OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan) mengambil beberapa pasokan dari sebuah stasiun bahan bakar di Rafah setelah otoritas Israel memfasilitasi upaya rekan-rekan kami untuk mencapainya.”
“Ini adalah hari kedua berturut-turut kami diizinkan untuk mengambil bahan bakar dari Rafah setelah hampir tiga minggu penolakan,” kata Haq.
Namun, ia mencatat bahwa pasokan ini “hanya sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang sangat besar,” menekankan bahwa “OCHA PBB menekankan perlunya otoritas Israel untuk memfasilitasi pergerakan kemanusiaan di dalam Gaza.”
“70% dari Jalur Gaza berada di dalam zona militer Israel, di bawah perintah pengungsian, atau di daerah-daerah yang tumpang tindih dengan kedua hal ini,” katanya.
Ketika ditanya tentang diskusi mengenai rencana pengiriman bantuan Israel yang didukung AS, Haq menginformasikan bahwa OCHA dan mitra kemanusiaannya “menghadiri pertemuan dengan Amerika Serikat beberapa hari yang lalu sebagai bagian dari dialog berkelanjutan kami tentang cara memastikan bahwa bantuan mencapai masyarakat Gaza sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.”
SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA
Related Posts

Potret ‘Hutan Ekonomi’ Indonesia

Prof. Djohermansyah Djohan: Biaya Politik Mahal Jadi Akar Korupsi Kepala Daerah

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Purbaya Dimakan “Buaya”

Pengakuan Kesalahan Oleh Amien Rais Dalam Amandemen Undang‑Undang Dasar 1945

Menemukan Kembali Arah Negara: Dari Janji Besar ke Bukti Nyata

Informaliti

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia



No Responses