Pemimpin oposisi Israel: Netanyahu ‘tidak layak’ memimpin perang Gaza

Pemimpin oposisi Israel:  Netanyahu ‘tidak layak’ memimpin perang Gaza
Yair Lapid: Pemimpin oposisi Israel

Yair Lapid mengatakan siap memberikan suara mendukung pemerintahan alternatif yang dipimpin oleh perdana menteri lain

YERUSALEM – Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak layak memimpin perang Gaza, kata pemimpin oposisi Yair Lapid pada Senin (15/1).

“Negara Israel membutuhkan perubahan sekarang, dan tidak ada kemungkinan untuk menunggu lebih lama lagi,” kata Lapid pada X, seperti dilansir Anadolu Agency.

“Pemerintah ini tidak tahu bagaimana mengelola perang, dan hal ini mendorong kita ke dalam krisis ekonomi yang parah yang merugikan kantong setiap warga negara, dan telah membuat kita berada di Den Haag,” tambahnya.

Afrika Selatan telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional dengan tuduhan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza selama serangan militer mematikannya. Mereka juga meminta tindakan sementara dari pengadilan untuk melindungi rakyat Palestina, termasuk dengan menyerukan Israel untuk segera menghentikan serangan militernya.

“Pemerintahan ini tidak cocok untuk mengatur perang, dan Netanyahu tidak cocok untuk menjalankan negara,” kata Lapid.

Pemimpin oposisi mengatakan bahwa partainya siap untuk memilih pemerintahan alternatif yang dipimpin oleh perdana menteri lain.

Seruan untuk menyelenggarakan pemilu baru di Israel semakin meningkat di tengah kritik terhadap Netanyahu atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh media Israel dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa jika pemilu dini diadakan sekarang, Netanyahu tidak akan dapat membentuk pemerintahan, sementara mantan Menteri Pertahanan dan anggota kabinet perang Benny Gantz dianggap paling mungkin untuk berhasil.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 24.100 orang dan melukai 60.834 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas.

Serangan mematikan ini telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.

Editor: Reyna

Last Day Views: 26,55 K