JAKARTA – Ketegangan antara Israel dan Iran saat ini telah melesat ke level berbahaya, memasuki fase konfrontasi langsung — bukan lagi perang bayangan — yang bisa memicu konflik regional atau global. Berikut adalah artikel mendalam, orisinal, dan berbobot yang menggali potensi letupan besar dari konfrontasi dua kekuatan ini, termasuk analisis map visual, komentar pakar, serta strategi yang belum banyak dibahas penulis lainnya.
Pemandangan yang menunjukkan dampak serangan Israel terhadap Penjara Evin yang terjadi pada 23 Juni di Teheran, Iran, 29 Juni 2025. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/File Photo

Bekas kawah sedalam puluhan kaki muncul di dekat kantor Mossad di Tel Aviv, menandakan serangan rudal Iran yang berhasil menerobos pertahanan Israel .
Fragmentasi bangunan akibat serangan, kemungkinan dari drone atau rudal presisi yang merusak bagian kantor intelijen di Israel .
Dari Bayangan ke Benteng Udara: Gelombang Serangan Langsung
Terhitung sejak 13 Juni 2025, Israel melancarkan Operation Rising Lion: gelombang serangan ke situs nuklir dan militer Iran di Tehran, Isfahan, dan Natanz
Aksi itu didukung oleh operasi Mossad secara intensif: penyusupan drone serta intelijen canggih telah menonaktifkan peluncur rudal permukaan-ke-permukaan (SSM) Iran .
Balasan Iran: Lautan Rudal dan Korban Sipil
Iran merespons dengan peluncuran lebih dari 500 rudal balistik ke wilayah Israel, meskipun sistem pertahanan Israel (Iron Dome dan Patriot) berhasil mencegat sebagian senjata itu. Namun sebagian besar rudal masih berhasil menerjang sasaran sensitif, termasuk rumah sakit Soroka di Beersheba, instalasi minyak, yang menyebabkan kerusakan serius dan kebocoran bahan kimia, serta menghancurkan kantor intelijen Israel Mossad dan kantor Perdana Menteri Netanyahu.
Gencatan Senjata Rapuh: Breathing Spell atau Persiapan Kedua?
Peperangan ini berhenti sejenak setelah 12 hari intensitas tinggi yang menewaskan ratusan warga Iran (610–1.060) dan puluhan di Israel
. 
Meski US–mediated ceasefire tegang ini memberi jeda, kondisi ini justru membuka peluang skenario eskalasi berikutnya. Terbukti serangan Isarel maupun Iran kembali meletus saat dunia berharap gencatan senjata itu dipertahankan.
Tim Penyelamat di Tel Aviv
Foto AP menggambarkan pasukan pemadam kebakaran dan tentara Israel di lokasi langsung setelah rudal menerjang Tel Aviv. Tampak puing berserakan dan gedung rusak saat mereka mengevakuasi korban dan menilai kerusakan
Pakar: Spektrum Akhir Konflik
Mari kita dengarkan pakar global:
Heather Williams (RAND): Israel ingin memanfaatkan momentum pasca serangan Hamas dan Hezbollah untuk melumpuhkan militer Iran & strategi nuklirnya
Raphael Cohen (RAND): Keyakinan Israel adalah, “waktu hampir habis” untuk mencegah bom nuklir Iran
Kenneth Pollack (MEI): Menyebut intervensi AS “taruhan besar,” fokusnya mencegah Iran bikin bom dalam 3–5 tahun ke depan
.
Chatham House (Sanam Vakil dkk.): Serangan Israel mengguncang prinsip Preemption dalam hukum internasional; respons Iran pun menegangkan ‘pahit dan menyakitkan’ dari Khamenei
Kerusakan di Ramat Gan (Pinggiran Tel Aviv)
Foto dari Times of Israel menunjukkan blok apartemen hancur total dan kendaraan hangus tertimbun puing di Ramat Gan. Akibat gelombang rudal hari 14 Juni, setidaknya tiga warga tewas dan puluhan luka-luka
Risiko Domino Regional
Dinamikanya tidak hanya Israel–Iran. Proxy di seluruh Timur Tengah — Hezbollah, Hamas, Houthi, dan milisi Syiah di Irak — berada di ujung tali. Menurut Atlantic Council, militansi Iran sedang melemah, tapi ancaman tambahan terhadap Gaza bisa timbul jika Israel melebar
Lebih lanjut, New Lines Institute menekankan perang ini adalah model “perang jarak jauh” (long-range conflict), bukan lagi perang konvensional kontingen
Hal ini membuat negara-negara di kawasan — Teluk, Turki, Syria — juga ikut tertekan.
Ekonomi Global: Terguncang Hingga Resesi?
Rand expert Howard Shatz memperingatkan efek jangka panjang: blokade di Selat Hormuz atau serangan terhadap infrastruktur Teluk bisa memicu lonjakan harga minyak global, bahkan mengancam resesi .
Wikipedia dan Roubini memperkirakan beban perang bagi Iran dan Israel di atas US$6 miliar . Namun, Israel juga mengalami apresiasi mata uang dan rekor saham meski bawah tekanan perang .
Politik dan Perselisihan AS–Israel
Meskipun Donald Trump dan Netanyahu tampak “bersatu di permukaan,” Reuters mengungkap tren strategi Inkonklik: AS cenderung mengedepankan diplomasi terbatas (prevent nuklir saja), sementara Israel bersikeras ingin melemahkan program nuklir Iran secara tuntas — bahkan membuka opsi “regime change” jika diperluka
UK, Perancis, Jerman (E3) juga mengancam kian keras dengan “snapback sanctions” jika Iran tidak rekonsiliasi nuklir
Apa Selanjutnya? Skenario “Negara Dua atau Dua Negara”
Berikut skenario paling relevan:
Skenario Deskripsi Potensi Risiko
1. Ventilasi regional Konflik merambah ke Teluk atau Lebanon via proxy Serangan di infrastruktur minyak, diteruskan ke perdagangan global
2. Perang penuh Israel menggempur lagi saat Iran tak puas dengan pacification Bisa memicu perang AS–Iran, bahkan global
3. Locker dikunci Gencatan senjata lama, diplomasi kembali jalan Risiko preseden perang luar hukum dan ketidakpastian nuklir
4. Rusaknya rezim Jika rezim Iran runtuh, Occam’s blade muncul: konflik siapapun. Perlu dibayangkan: kekosongan kekuasaan bisa menjerumuskan kawasan ke kekacauan
Teknologi di Balik Perangnya
Al Jazeera menyebut adaptasi modern ini: F‑35, drone AI, rudal presisi telah mengubah “rules of war”
Israel mampu membuat lubang pertahanan udara Iran, tapi teknologi tinggi ini juga mempercepat eskalasi tiba-tiba.
FOTO SATELIT: Gambar satelit menunjukkan fasilitas pengayaan uranium Fordow setelah serangan udara AS menargetkan fasilitas tersebut, pada hari Minggu, 22 Juni 2025. [Planet Labs PBC via AP]
Ilustrasi Eksklusif
Bayangkan sebuah peta tebal, dengan garis-garis merah melintasi atena rakit nuklir bawah tanah Natanz dan Fordow — dilapisi lapisan udara yang terbakar rudal — dengan radar dan satelit yang melacak, serta gedung-gedung penyelamat di tengah puing. Di pojok, wajah pakar RAND & MEI komentari risiko pergeseran politik global: bukan hanya bom, tetapi ideologi yang meledak.
Kesimpulan: Api Instan dengan Damai Terbatas
Konflik ini bukan hanya tentang dua negara. Ini ujian terhadap struktur geopolitik global — sistem hukum internasional, rantai energi dunia, dan politik hakiki Amerika ke Timur Tengah. Risiko meledaknya tidak hanya militer, tapi juga ideologis dan finansial.
Setiap napas panjang dalam gencatan ini juga bisa menjadi busur yang siap melepaskan busurnya pada saat tertentu. Dan jika kita absen dalam memahami kompleksitas ini, kita mungkin tak siap saat percikan kecil mendekati ambang termonuklir.
Fasilitas nuklir Fordo adalah fasilitas pengayaan uranium Iran yang dijaga paling ketat dan menjadi target prioritas tinggi untuk serangan Israel
Untuk Menghindari Letupan Selanjutnya:
Diplomasi multilateralisme (AS, E3, PBB) perlu kembali ke meja pembicaraan
Kontrol teknologi militer agar tidak lagi jadi alat untuk eskalasi liar
Peran warga sipil dan media meningkatkan tekanan publik agar medan perang disudahi
Tantangannya nyata: apakah dunia siap jika perang ini kembali meledak lebih besar?
EDITOR: REYNA
Related Posts

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih

Rupiah Menguat Tipis, Tapi Harga Sembako Naik: Fenomena Ekonomi Dua Wajah

Koalisi Retak di Tengah Jalan: Sinyal Panas dari Istana Menjelang Reshuffle Kabinet

Air minum di Teheran bisa kering dalam dua minggu, kata pejabat Iran







No Responses