Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Media internasional ramai membicarakan ancaman presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang negara Nigeria di Afrika karena banyak orang Kristen yang dibunuh. Presiden Donald Trump telah memerintahkan Departemen Perang untuk mempersiapkan kemungkinan aksi militer di Nigeria, menuduh negara Afrika Barat itu mengizinkan pembunuhan orang Kristen oleh militan Islamis.
Seperti diketahui Nigeria, adalah negara yang terpecah antara wilayah utara yang mayoritas Muslim dan selatan yang sebagian besar Kristen, telah lama menghadapi teror kekerasan dari kelompok-kelompok seperti Boko Haram, yang bertanggung jawab atas pembantaian, penculikan, dan pemboman di seluruh negeri. Serangan, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengungsi lebih dari dua juta orang sejak sekitar 2009, menargetkan orang Kristen dan Muslim. Meskipun sering dipandang sebagai sektarian, para analis mengutip sengketa lahan, persaingan sumber daya, dan ketegangan etnis sebagai pendorong utama kekerasan.
Dalam sebuah posting Truth Social pada hari Sabtu, Trump menuduh Nigeria gagal melindungi orang Kristen dan memperingatkan AS “mungkin akan masuk ke negara yang sekarang dipermalukan itu, dengan senjata api, untuk benar-benar memusnahkan Teroris Islam.” “Saya dengan ini menginstruksikan Departemen Perang kami untuk mempersiapkan kemungkinan tindakan,” tulis Trump. “Jika kita menyerang, itu akan cepat, kejam, seperti teroris menyerang orang Kristen kita yang sayangi!” Dia tidak menawarkan bukti dugaan penargetan orang Kristen tetapi memperingatkan bahwa “pemerintah Nigeria lebih baik bergerak cepat” dalam menghadapi pemberontakan. Kepala Pentagon Pete Hegseth membalas perintah Trump tentang X, mengatakan bahwa departemennya “sedang bersiap untuk bertindak.”
Nigeria, yang hampir terbagi rata antara utara mayoritas Muslim dan selatan yang sebagian besar Kristen, terlibat dalam banyak konflik yang menurut para ahli telah membunuh orang Kristen dan Muslim tanpa perbedaan. TV Rusia – Russian Today dalam tayangannya tentang acaman Trump ini menjelaskan bahwa sebenarnya jumlah terbesar korban yang terbunuh oleh kelompok teroris ini adalah beragama Islam.
Masyarakat lalu bertanya, kalau tentara Israel dalam melakukan genosida di Gaza juga membunuh warga Gaza beragama Kristen, Katolik, menembak wartawan-wartawan Palestina yang beragama Kristen serta membom gereja-gereja; kenapa presiden Trump tidak mengancam menyerbu negara Israel karena membunuh orang – orang Kristen.
Konflik berdarah seperti di Palestina itu bukanlah soal agama, karena Israel membunuh semua warga Palestina apapun agamanya. Karena itu jutaan orang di berbagai kota besar didunia turun ke jalan memprotes tindakan keji Israel itu dengan mengatakan bahwa kita tidak perlu menjadi Muslim dalam membela Palestina, yang dibutuhkah kita menjadi “manusia” untuk membela kemanusiaan.
Kalau kita jujur, bukankah semua bentuk penjajahan dimuka bumi ini dilakukan oleh negara-negara barat yang beragama non-Muslim terhadap negara-negara miskin dan berkembang seperti di benua Afrika, Asia Tengah, Timur Tengah dan Asia Tenggara – yang nota bene mayoritas penduduknya beragama Islam.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Air minum di Teheran bisa kering dalam dua minggu, kata pejabat Iran

Forum Bhayangkara Indonesia DPC Ngawi Layangkan Somasi ke Camat Kwadungan Soal Pengisian Calon Sekdes Desa Tirak

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Study Tour ke Jogja Diduga Buat Ajang Bisnis, Kepala SMAN 1 Patianrowo Nganjuk Diduga Langgar Hukum

Dari Api Surabaya ke Api Perubahan: Anies Baswedan dan Gerakan Mencerdaskan Bangsa

Sudah Bayar 200 Juta, Tidak Lulus Seleksi Calon Perangkat Desa Tirak, Uang Ditagih

Dari Api Surabaya ke Api Perubahan: Anies Baswedan dan Gerakan Mencerdaskan Bangsa

Warna-Warni Quote

Kunjungan Jokowi Dan Gibran Ke Keraton Kasunanan Mataram Surakarta Hadiningrat


No Responses