MATINYA HATI
Karya: Muhammad Chirzin
Ilmu adalah cahaya kalbu
Ilmu itu bagaikan air
Ada yang turun dari atas
Ada yang memancar dari bawah
Jika ilmu yang turun dari atas tidak ditampung
Ia akan mencari tempatnya sendiri
Jika ilmu yang memancar dari bawah tidak berfungsi
Ia akan tersembunyi.
Jendela ilmu itu mata dan telinga
Jika mata tidak dibuka
Panorama akan lewat begitu saja
Jika telinga tidak dibuka
Suara apa saja akan sirna.
Pisau yang tumpul bila diasah menjadi tajam
Batu yang begitu keras
Kena tetesan air pun Bisa berlubang
Hati yang terbuka
Dapat menyerap kearifan
Dari mana saja datangnya.
Mengapa sebagian orang bermata
Memilih tidak melihat?
Mengapa banyak orang bertelinga
Tapi tidak mau mendengarkan?
Andai setiap orang beragama
Memegang teguh ajarannya
Andai setiap orang
Mengamalkan semua ilmunya
Andai setiap warga negara
Peduli nasib bangsanya
Kehidupan bersama menjadi lebih baik
Dalam segala.
Kalau seseorang memilih pemimpin
Bukan karena kualitasnya
Bukan karena ilmunya
Bukan karena akhlaknya
Bukan karena pengalamannya
Bukan karena prestasinya
Bukan karena kejujurannya
Bukan karena kesungguhannya
Bukan karena tanggung jawabnya
Lalu karena apanya?
EDITOR: REYNA
Related Posts

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Seni Tergores, Komunitas Bangkit: Bagaimana Dunia Seni Indonesia Pulih Usai Protes Nasional

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Api di Ujung Agustus (Seri 34) – Gelombang Balik



No Responses