Oleh: Yusuf Blegur
Belum pernah ada dagelan paling kocak sekaligus miris di dunia, selain dalam kasus Whoose. Seorang presiden yang berkoar-koar soal anti korupsi, malah mematahkan komitmen dan keberanian itu, yang dilakukan justru dari menteri yang notabene sebagai pembantunya
Bukan malah kasihan atau prihatin terhadap Menteri Keuangan RI Purbaya Yudha Sadewa. Publik malah makin simpati dan respek, sebab Purbaya telah menunjukan nyali dan komitmen kuat untuk menjadi orang baik dan benar. Sikap Purbawa yang berani dan tanpa kompromi terhadap penyalahgunaan keuangan negara umumnya, dan utang beraroma korupsi Whoose khususnya, tetap terhormat walau akhirnya dipangkas atasan dan yang memberikan perintahnya sendiri, sang presiden.
Prabowo itu memang bukan pemimpin sejati. Bicaranya selalu lebih heboh dari tindakan nyata. Selalu kontradiktif dan terus mengangkangi nilai-nilai.
Dalam hal pemberantasan korupsi, Prabowo tak beda jauh dengan KPK dan Kejaksaan yang selama ini tebang pilih. Galak dan bengis terhadap yang lemah namun longgar dan takluk pada yang kuat mempermainkan hukum. Bukan lagi sekedar tajam ke bawah dan tumpul ke atas, kebijakannya bagai membangun “safe house” bagi koruptor kakap dan nomor Wahid.
Terkait kebijakan Purbaya yang tegas dan pembelaan Prabowo terhadap warisan proyek KCJB Jokowi yang sarat utang dan indikasi korupsi. Justru membuat Prabowo semakin kentara hanya sebagai pemimpin boneka dan omon-omon saja. Dengan gampangnya bicara demi kepentingan rakyat namun sesungguhnya hanya untuk kepentingan orang-perorang dan kelompok tertentu.
Sebaliknya dengan Purbaya, apapun resiko dan akhir perjalanan tugasnya di kementerian keuangan, akan membuat Purbaya dikenal dan dikenang sebagai seseorang yang punya kemauan dan prinsip menjunjung tinggi memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Tentang Prabowo dan semua kebijakan ambivalensinya. Mau bilang apalagi, memang sudah seperti itu dan dari awal sudah ditunjukkan karakter sesungguhnya Prabowo. Tak ada pemimpin yang benar dan baik kalau lahirnya dari proses kecurangan dan kejahatan. Terlebih sekedar menumpang pada kejahatan besar dan konspiratif. Jadilah pemimpin boneka yang seram, menjijikan dan bengis meski terlihat manis, lucu dan menggemaskan.
Ayo korupsi berjamaah, dijamin cepat dan aman. Tak terlihat dan tak terasa. Hus, hus, hus, ayo cepat bergabung, sebelum ketinggalan kereta, kereta cepat yang menakjubkan. Pasti ada cara hebat menutupi dan melindungi korupsi, terutama yang dilakukan secara massal dan cawe-cawe penguasa.
Untuk Purbaya, nikmati saja perjalanan panjang Indonesia walau tak menggunakan kereta cepat, jangan takut melewati hutan belantara dan banyak serigala seperti yang diungkapkan salah satu anggota DPR RI. Karena ikut dan hanya bertanggungjawab kepada presiden, nikmati dan anggap saja sedang melakukan “tour of duty”.
Betapapun tidak komitmen dan tidak konsistennya, orang-orang dan sistem termasuk pemimpin yang terlibat mengelola negara. Jalan terus dan fokus, namun tetap waspada dan hati-hati, jangan sampai jadi korban. Jangan sampai seorang Purbaya dimakan “Buaya”.
Bekasi Kota Patriot.
14 Jumadil Awal 1447 H/5 November 2025.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Pengakuan Kesalahan Oleh Amien Rais Dalam Amandemen Undang‑Undang Dasar 1945

Menemukan Kembali Arah Negara: Dari Janji Besar ke Bukti Nyata

Informaliti

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat



No Responses