Refleksi Dan Aksi Kemerdekaan

Refleksi Dan Aksi Kemerdekaan
Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Oleh: Muhammad Chirzin

 

Refleksi, Aksi, dan Kemerdekaan adalah konsep-konsep yang saling terkait dalam konteks pembangunan dan perubahan sosial.

Refleksi adalah proses introspeksi dan evaluasi diri untuk memahami pengalaman, kekuatan, dan kelemahan. Dalam konteks kemerdekaan, refleksi membantu memahami posisi dalam struktur kekuasaan dan bagaimana berperan dalam menciptakan perubahan.

Aksi adalah tindakan nyata yang diambil untuk mencapai tujuan atau menciptakan perubahan.

Kemerdekaan adalah kebebasan untuk membuat pilihan dan menentukan nasib sendiri. Dalam konteks pembangunan, kemerdekaan dapat berarti kebebasan dari kemiskinan, penindasan, atau ketidakadilan, kebebasan untuk membuat pilihan dan menentukan nasib sendiri.

Merdeka berarti memiliki kemampuan untuk berpikir, bertindak, dan membuat keputusan tanpa tekanan atau paksaan dari luar, memiliki hak-hak dasar seperti kebebasan berbicara, beragama, dan berasosiasi, termasuk memiliki akses ke sumber daya dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Aksi untuk mengisi kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah dengan membangun karakter bangsa melalui pendidikan dan pengembangan karakter, membekali masyarakat dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang baik untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, mengembangkan ekonomi kerakyatan, dan memiliki akses ke sumber daya dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Negeri ini tidak kekurangan orang pandai, tetapi kekurangan orang-orang yang benar, jujur, dan adil. Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang pandai, berpendidikan tinggi, memiliki kemampuan intelektual dan professional, namun, kekurangan orang-orang yang memiliki integritas dan karakter yang kuat, prinsip dan nilai-nilai yang baik, dan tidak tergoda untuk melakukan tindakan yang tidak etis.

Korelasi antara refleksi dan aksi sangat erat. Refleksi adalah proses introspeksi dan evaluasi diri yang membantu individu atau masyarakat memahami pengalaman, kekuatan, dan kelemahan. Aksi adalah tindakan nyata yang diambil untuk mencapai tujuan atau menciptakan perubahan.

Refleksi membantu individu atau masyarakat untuk mengidentifikasi masalah dan kelemahan yang perlu diperbaiki., membantu mengembangkan strategi dan rencana aksi untuk mencapai tujuan, dan meningkatkan kesadaran tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Refleksi tanpa aksi berarti bahwa kita hanya memikirkan dan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, tetapi tidak mengambil tindakan nyata untuk mengatasinya. Ini seperti hanya berbicara tentang kemerdekaan tanpa melakukan apa-apa untuk mencapainya.

Dalam konteks kemerdekaan bangsa Indonesia, refleksi tanpa aksi berarti kita hanya memperingati hari kemerdekaan tanpa melakukan upaya nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengatasi kemiskinan, dan membangun infrastruktur yang baik.

Aksi tanpa refleksi berarti kita mengambil tindakan tanpa memikirkan dan menganalisis dampaknya terlebih dahulu, seperti melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensi dan hasilnya. Aksi tanpa refleksi berarti melakukan tindakan yang tidak terarah dan tidak efektif dalam mencapai tujuan kemerdekaan.

Bangsa Indonesia telah memasuki era kemerdekaan. Setiap orang niscaya bekerja sesuai dengan profesionalitasnya. Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS 17:84)

Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertobat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat dari-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya. (QS 30:32-33)

Setiap orang memperoleh penghargaan sesuai dengan usahanya. Bahwa seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwa usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwa kepada Tuhanmulah kesudahan segala. (QS 53:39-42)

Umat niscaya senantiasa berdoa:

“Tuhan, masukkanlah aku ke jalan masuk yang benar dan keluarkanlah aku dari jalan keluar yang benar dan berilah aku dari pihak-Mu kekuasaan yang dapat menolongku.”

“Tuhan, jadikanlah negeri ini aman, dan jauhkanlah kami dari menyembah berhala, sungguh berhala-berhala itu menyesatkan kebanyakan manusia.”

“Tuhan, berikanlah rezeki kepada penduduknya yang beriman kepada Engkau dan hari kemudian.”

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K