Retorika Provokativ Sebelum Penembakan

Retorika Provokativ Sebelum Penembakan

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Pasca upaya pembunuhan kepada mantan presiden Donald Trump perbincangan di Amerika Serikat terutama dari pejabat dan pendukung partai Republik adalah soal kenapa Donald Trump tidak mendapatkan perlindungan yang maksimal padahal panitia rapat umum di Pennsyilvania itu sudah mengajukan permintaan pada pemerintah agar ditambah jumlah anggota Secret Service atau Dinas Rahasia AS dalam acara itu, namun belum ada tanggapan. Banyak juga yang mempertanyakan kenapa perimeter atau kawasan rapat umum yang dihadiri Donald Trump itu tidak disterilkan karena kok begitu mudahnya almarhum pembunuh yang bernama Thomas Matthew Crook itu riwa-riwi menenteng senapan panjang dan naik ke atap bangunan yang jaraknya hanya 150 meter dari podium Trump. Bahkan saksi-saksi mengatakan pada media bahwa mereka sudah melaporkan kepada aparat keamanan kalau ada orang yang mencurigakan merayap di atas bangunan.

Para pendukung Trump itu tidak hanya menyoalkan soalnya kurangnya perlindungan keamanan kepada Trump tapi juga mempersoalkan beberapa retorika yang bersifat provokatif dari para penentang Trump terutama para pejabat partai Demokrat termasuk presiden Joe Biden sendiri. Retorika yang negative inilah yang menyebabkan terpengaruhnya seseorang untuk melakukan tindakan pembunuhan.

Retorika yang negative itu antara lain para staff Gedung Putih menyebut Donald Trump dengan julukan “the Hitler Pig”. Selain itu para penentang Donald Trump juga menyebutnya dictator, “Puttin’s Asset” atau agen spionasenya presiden Rusia dan sebagai seorang fasis.

Pernyataan presiden Biden juga dianggap memprovokasi orang lain untuk bertindak brutal terhadap Donald Trump. Ketika Joe Biden berbicara dihadapan para donatur kampanye nya tanggal 8 Juli 2024 dia mengatakan: “Saya punya satu pekerjaan, yaitu mengalahkan Donald Trump. Saya benar-benar yakin saya adalah orang terbaik untuk bisa melakukan itu. Jadi, kita sudah selesai berbicara tentang debat, saatnya untuk menempatkan Trump tepat sasaran (bullseye),” kata Biden. Bullseye – bacanya “bulzai” adalah “the center of the target in sports such as archery, shooting, and darts” atau pusat target anak panah, target penembakan atau target permainan dart.

Beberapa senator juga mengatakan bahwa mereka faham Joe Biden tentu tidak memaknai kata bullseye secara harfiah. Namun kata itu adalah kata yang bersifat menghasut.

Senator Carolina Selatan Tim Scott, calon wakil presiden lainnya dan sekutu utama Trump, mengatakan pada X: “Mari kita perjelas: Ini adalah upaya pembunuhan yang dibantu dan didukung oleh media Kiri dan korporat radikal yang terus-menerus menyebut Trump sebagai ancaman bagi demokrasi, fasis, atau lebih buruk. “Manajer kampanye Trump Chris LaCivita mengatakan pada Xbahwa Biden, donor Demokrat dan aktivis sayap kiri selama bertahun-tahun telah membuat komentar “menjijikkan” yang menargetkan Trump dan harus dimintai pertanggungjawaban – “cara terbaik adalah melalui kotak suara,” tulisnya.

Editor :Reyna

Last Day Views: 26,55 K