Oleh: Sutoyo Abadi
Dalam forum Dialog Kebangsaan Menuju Indonesia Cerdas dan Sejahtera, di Hotel UTC Semarang, 28/10/2025, dalam orasinya Anies Baswedan (ARB) memberikan pesan moralnya :
Ormas Gerakan Rakyat (GR) agar tetap menggelorakan semangatnya, dalam kondisinya Indonesia sedang di timpa berderet masalah dan harus bisa diselesaikan.
Untuk menyelesaikan tidak hanya dibutuhkan keahlian teknis tetapi integritas harus hadir, agar dipercaya rakyat, bisa di kerjakan dan diselesaikan bersama rakyat.
Pendiri bangsa kaum intelektualnya sedikit tetapi militan dan memiliki integritas kejujurannya, moral, etika yang utuh tanpa pamrih demi rakyat, bangsa dan negara. Terjaga kejujuran, ketulusan dan transparansinya setiap pengambilan kebijakan.
ARB memghimbau agar rezim pegang teguh dan kembalikan sistem meritokrasi dalam penyelenggaraan negara. Tanggung jawab harus diberikan kepada pejabat negara berdasarkan kompetensi bukan atas koneksi dan transaksi.
Sisi lain memberikan peringatan bahwa negara akan gagal kalau rezim menganggap rakyat sebagai objek bisnis dieksploitasi habis – habisan
Negara tidak boleh berjalan pada jalan yang salah, semua serba transaksional, negara berdagang dengan rakyaknya. Rakyat itu pemegang kekuasaan, harus mendapatkan hak dasarnya tanpa kecuali.
Pelayanan pendidikan dan kesehatan cenderung memarginalkan masyarakat lemah dan miskin. Rakyat di anggap objek bisnis penguasa berkolaborasi dengan kapitalis.
Kemiskinan yang terus menurun pada anak cucu ada didepan mata. Mengatasi masalah dan solusi harus tersambung secara cerdas.
Jangan biarkan pesimisme menukar, semua masalah harus ada jalan keluarnya. Masalah datang silih berganti selalu berubah ubah dan sangat beragam, sementara masyarakat terpolarisasi akibat beda pilihan politik memecah belah keakraban rakyat.
Jangan terlalu banyak kritik tetapi kita tagih tanyakan check realitasnya. Menagih janji tidak bisa di kriminalisasi karena hak rakyat menagih janjinya kepada penguasa.
Berjuanglah dengan hati terbuka, rendah hati, mau mendengarkan. Dari situ akan hadir alternatif solusinya, solusi bisa beragam tetapi tujuannya sama untuk kebaikan rakyat.
Kita harus terus bergerak untuk perubahan, hindari model politik transaksional, kalau itu terjadi ujungnya oligarki yang akan menguasai dan mengendalikan keadaan.
Ekonomi dibawah tanah, ilegal dan tidak dilaporkan telah mencapai angka 24 sampai 26 % semua akan mengakibatkan transaksi gelap merusak tata kelola negara.
Kita membutuhkan proses internalisasi yaitu ide bersenyawa dengan nilai dan keyakinan tentang prinsip keadilan dan kebenaran. Nilai keadilan harus nempel pada kepribadian setiap derap perjuangan, gerakan rakyat.
Orang baik sering kali sulit kerjasamanya, tetapi tetap harus bisa kerjasama dalam suasana keberasamaan. Kita sering menyebut kebersamaan, persatuan tetapi jarang kita mengenal kata rukun, disitu ada perbedaan dan kebersamaan.
Hukum di Indonesia sedang tidak menentu, kriminalisasi banyak terjadi pada setiap kejadian ketika berlawanan dengan penguasa. Semua harus bersabar dan tetap berjuang demi kebaikan dan perbaikan rakyat, bangsa dan negara.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kecerdasan Spiritual Fondasi Kebahagiaan

Kubu Jokowi TawarkanMediasi Kepada Roy cs

Bukan Sekadar Layar: Kehadiran yang Membentuk Hati Anak

TNI AL Amankan Dua Kapal Pengangkut Nikel Ilegal di Perairan Morowali–Konut

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (8) : Penghargaan Dunia Dan Jejak Diplomasi Global Indonesia

Apa Mungkin Selama Ini Negara Tidak Tahu?

Buntut Pemusnahan Dokumen, Taufiq Ancam Laporkan Semua Komisioner KPU Surakarta

Kasus Lapangan Terbang Morowali Hanya Kasus Kecil

Habib Umar Alhamid Ingatkan Jangan Ada UU dan Kebijakan “Banci” di Pemerintahan Prabowo

Bravo, Prasiden Prabowo Beri Rehabilitasi ke Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi!




No Responses