Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Judul tulisan saya diatas adalah penggalan dari ucapan Zohran Mamdani yang memenangi pemilihan walikota di New York Amerika Serikat dalam pidatonya didepan para pendukungnya setelah dia mengantongi suara kemenangan 50,4% mengalahkan pesaingnya dari partai Republik yang didukung penuh presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan perolehan suara 41,6%.
Amerika Serikat di awal bulan November ini sedang ramai-ramainya ada pemilihan Gubernur dan Walikota di beberapa negara bagian; semua media melaporkan pertarungan sengit antara calon-calon yang didukung partai Demokrat dan partai Republik. Namun hanya pemilihan di kota New York yang mengoncang publik tidak hanya di New York tapi diseluruh negara Amerika Serikat. Kenapa begitu?, karena pemenangnya si Zohran Mamdani ini orang masih muda umur 34 tahun dan orang Islam.
Selama ini kata Islam, Muslim menjadi “momok” bagi sebagian warga Amerika Serikat akibat propaganda yang terus menerus disuarakan oleh politisi dan media. Orang Islam selalu diberi label “jihadist”, atau “terrorist” dan haal-hal yang buruk laainnya. Ditengah-tengah suara miring tentang Islam itu Zohran Mamdani di pidatonya dengan lantang mengatakan: “I am young and I am a Muslim. I refuse to apologise for being a Muslim.” Dan “No more will New York be a city where you can traffic in Islamophobia and win an election.”
Mamdani banyak memperoleh suara di wilayah-wilayah penting di kota New York seperti Bronx, Brooklyn, Manhattan dan Quens. Meskipun secara berani dia mengakui bahwa dia seorang Muslim, banyak warga Yahudi yang mendukungnya. Perlu diketahui kota New York merupakan kota dimana banyak penduduknya yang keturunan Yahudi. Hal ini yang memantik kemarahan Donald Trump dengan mengatakan bahwa orang Yahudi di New York yang memilih Mamdani adalah “orang goblok” karena berlawanan dengan kepentingannya sendiri.
Trump memang sering mengatakan hal-hal yang buruk tentang orang Islam. Pada saat kunjungan resmi kenegaraannya di Inggris, dia didepan media terang-terangan mengkritik walikota London yang beragama Islam dan khawatir dibawah kepemimpinan walikota Muslim in London menjadi kota yang harus mengikuti hukum Syariah Islam.
Trump, yang telah mencap Mamdani sebagai wajah dari apa yang mereka sebut sebagai Partai Demokrat radikal. Trump telah berulang kali mengancam akan memotong pendanaan federal ke New York City – dan bahkan mengambil kendalinya – jika Mamdani menang.
Seperti diketahui pemerintahan Trump baru-baru ini memblokir miliaran dolar dalam pendanaan untuk proyek infrastruktur Kota New York. Bulan lalu, direktur anggaran Gedung Putih Russell Vought mengatakan pemerintah menghentikan sekitar $ 18 miliar dalam pendanaan untuk Proyek Terowongan Hudson dan Kereta Bawah Tanah Second Ave.
Zohran Mamdani dipilih oleh berbagai spektrum masyarakat New York, ada masyarakat kulit putih, kulit berwarna, Yahudi, Kristen, keturunan latin, Asia dsb. Mereka tertarik memilih Mamdani karena dia berani melawan kekuasaan para Oligarki, para pemilik modal raksasa yang menyetir kota New York dengan modal kekuasaan uangnya. Mamdani berjanji membuat semua lapisan masyarakat bisa hidup dengan sejahtera di kota New York.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Presiden Pasang Badan Untuk Jakowi Dan Luhud B. Panjaitan

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita



No Responses