Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Pada hari Senin tanggal 6 Oktober 2025 semua media mengabarkan istri Wakil Presiden ke-4 RI Umar Wirahadikusumah, Karlinah Umar Wirahadikusumah binti Djaja Atmadja, meninggal dunia. Almarhumah dikabarkan wafat di usia 95 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Senin (6/10) pukul 04.33 WIB.
Di bukunya Bapak Wakil Presiden ke-4 yang berjudul “Umar Wirahadikusumah, Dari Peristiwa Ke Peristiwa” dihalaman 101 dikisahkan tentang pertemuan almarhumah denga Bapak Umar Wirahadikusumah. Kisah yang diberi judul “Cinta Kilat” itu menjelaskan ketika pak Umar ditinggal ayahnya pada bulan Januari 1944 dan berpisah dengan kakaknya R. Marjun, maka beliau menanggung adik-adiknya yang masih kecil. Mungkin karena kondisi seperti ini pak Umar meskipun pangkat nya di militer sudah Letnan Kolonel, beliau masih membujang.
Di buku beliau itu dikisahkan pada akhir desember 1956 sang Letkol berkenalan dengan gadis cantik kelahiran bandung bernama R. Karlina atau sering dipanggil Lien, putri dari keluarga Jayaatmaja. Setelah pertemuan itu pada tanggal 2 Februari 1957 Letkol Umar mempersunting ibu Lien sebagai istri. Kedua nya akhirnya dikaruniai dua putri Rina Arlani dan Nila Shanti. Saya ingat ketika kuliah S2 di Inggris saya berkesempatan bertemu dengan putri bungsu Pak Umar dan Bu Karlina yaitu Nila Shanti di beberapa pertemuan mahasiswa Indonesia dan keluarga mereka. Nila waktu itu kuliah di University of Kent di Canterbury dan saya sedang kuliah matrikulasi di Universitas ini sebelum melanjutkan ke University of London tahun 1987.
Di Bukunya Pak Umar Wirahadikusumah itu ditunjukkan Surat Penunjukkan Istri dan Anak-Anak yang menerima pensiun dari Angkatan Darat – yang juga menjelaskan nama dan tanggal lahir serta tahun perkawinan Bu Lien. Tertulis nama: R. Karlina Djajaatmadja, lahir tanggal 30 Juli 1930 di Bandung, dan tanggal perkawinan beliau 2 Februari 1957 di Bandung. Menarik di Surat Penunjukkan ahli waris penerima pensiun itu gaji pokok bapak Wapres ke-4 ketika berpangkat Letnan Kolonel itu yaitu Rp 1.100 (Seribu seratus rupiah).
Putrinya, Rina Ariani, kepada awak media menyampaikan bahwa sang ibu merupakan pribadi yang penuh semangat dan pantang menyerah. “Ibu adalah sosok yang tangguh dan aktif. Bahkan ketika kesehatannya menurun, beliau tetap ingin beraktivitas seperti biasa,” ujar Rina mengenang.
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, selamat jalan Bu Lien.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Potret ‘Hutan Ekonomi’ Indonesia

Prof. Djohermansyah Djohan: Biaya Politik Mahal Jadi Akar Korupsi Kepala Daerah

Muhammad Taufiq Buka Siapa Boyamin Sebenarnya: Kalau Siang Dia LSM, Kalau Malam Advokad Profesional

Purbaya Dimakan “Buaya”

Pengakuan Kesalahan Oleh Amien Rais Dalam Amandemen Undang‑Undang Dasar 1945

Menemukan Kembali Arah Negara: Dari Janji Besar ke Bukti Nyata

Informaliti

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia



No Responses