Oleh: Muhammad Chirzin
Kearifan Semesta adalah salah satu dari beberapa judul buku penulis yang telah diterbitkan oleh Gramedia. Judul selengkapknya, Kearifan Semesta: Inspirasi untuk Kesuksesan dan Kebahagiaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015).
Buku ini memuat daftar isi, prakata, salam kepada fajar, dan delapan kelompok kearifan: (1) Keinsafan; (2) Keberadaan; (3) Kepribadian; (4) Kewaspadaan; (5) Kebajikan; (6) Keberanian; (7) Keteladanan; (8) Kebahagiaan, dilengkapi daftar pustaka dan tentang penulis.
Buku ini mengandung butir-butir kearifan dari para pemikir, pelaku sejarah, dan praktisi yang dapat menemani kita dalam menjalani kehidupan hari demi hari. Seuntai kearifan, insyaallah cukup untuk mendukung semangat dan mempertahankan vitalitas hidup kita selama 24 jam, di mana pun kita berada. Dengan itu, semoga hidup kita hari ini menjadi lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik ketimbang hari ini. Ya Tuhan, anugerahilah kami rahmat dari hadirat-Mu, dan berikanlah kepada kami dalam perkara kami jalan yang benar (Al-Quran 18:10).
Berikutnya, Salam Kepada Fajar.
Pandanglah hari ini
Sebab inilah hidup, hidup yang benar-benar hidup
Dalam jangkanya yang singkat ini
Terletak semua kebenaran dan kenyataan eksistensimu:
Kebahagiaan pertumbuhanmu
Kemuliaan perbuatanmu
Kemegahan karyamu
Sebab kemarin hanyalah mimpi
Dan besok hanyalah bayangan
Tapi hari ini sungguh ada dan membuat
kemarin jadi mimpi Bahagia
Dan besok jadi bayangan yang berpengharapan
Oleh karena itu, pandanglah hari ini.
(Kalidasa)
Sebelum memasuki bagian pertama, keinsafan, penulis mengutip sebuah puisi anonim dan kata mutiara dari Helen Keller.
Hidup manusia laksana sebuah buku
Halaman depan tanggal lahir
Halaman belakang tanggal pulang
Tiap lembarnya hari-hari dalam hidup ini
Ada buku yang tebal, ada pula yang tipis
Ada buku yang menarik untuk dibaca
Dan ada yang tidak sama sekali
Seburuk apa pun halaman sebelumnya
Selalu tersedia halaman berikutnya yang baru
Putih, bersih, tiada cacat.
Para pujangga dari semua negara adalah para penerjemah keabadian.
(Helen Keller)
Pada cover belakang buku ini tertera: dari Sokrates hingga Soekarno. “Seringkali dalam kegelapan yang menutupi manusia, terbitlah cahaya pengharapan baru.” – Sokrates.
Buku ini merangkai dan mengabadikan hikmah pujangga dari Timur dan Barat, di antaranya Aristoteles, Albert Einstein, Abraham Lincoln, Ahmad Yani, Abu Bakar Shiddiq, Benjamin Franklin, Baharuddin Lopa, Cicero, Charles Dickens, Cipto Mangunkusumo, Doewes Dekker, Erasmus, Eisenhower, Elizabeth B. Browning, Evita Peron, Franklin de Roosevelt, George Bernard Shaw, Al-Ghazali, Goethe, Helen Keller, Himory Shinya, HB Jassin, Henry David Thoreau, Isa Almasih, Immanuel Kant, Ibnu Khaldun, Imam Syafi’i, Jean Paul Sartre, John Locke, Jalaluddin Rumi, John F. Kennedy, Kongfuzi, Kalidasa, Kahlil Gibran, Kazuo Inamori, KHA Dahlan, Laozi, Lord Boden Powel, Luqman Al-Hakim, Mencius, Martin Luther King, Muhammad saw, Muthahhari, Napoleon Bonaparte, Nehru, Neil Armstrong, Omar Khayyam, Plato, Paulus, Pouw Kioe An, Paulo Coelho, Pramoedya Ananta Toer, Rabindranath Tagore, Robert F Kennedy, RA Kartini, Sokrates, Sidharta Gautama, St. Augustine, Soekarno, Shakespeare, Taqiyuddin, Thomas Alva Edison, Tony Buzan, The Liang Gie, Theresa, Umar bin Khathab, Virginia Woolf, Vincent van Gogh, Winston Churchill, dan Yahya bin Mu’adz.
“Aku pernah minta kepada Tuhan dan aku diberi; bagaimana aku tidak percaya.” -Soekarno
Kata-kata mutiara dalam buku ini dihimpun dari berbagai buku, majalah, dan catatan lepas sebagai berikut.
Cindy Adam, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, terjemah Abdul Bar Salim (Jakarta” Gunung Agung, 1966);
Muhammad Al-Ghazali, Perbarui Hidupmu, terejmah Hamid Luthfi (Bandung: Gema Risalah Press, 1995);
Imam Ja’far Ash-Shadiq, Lentera Ilahi, terjemah Rahmani Astuti (Bandung: Mizan, 1991);
Mahatma Gandhi, Sebuah Otobiografi, terjemah Gd. Bagoes Oka (Denpasar: Yayasan Bali Santi Sena, 1975);
Kahlil Gibran, Cinta, Keindahan, Kesunyian, terjemah Dewi Candraningrum,
Ahmad Lintang Lazuardi, Ahmad Norma (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1998),
Kazuo Inamori, Kegairahan Menggapai Sukses, terjemah Agusta Tamara (Jakarta: Abdi Tandur, 1996),
Maryam Jamilah, Para Mujahid Agung, terjemah Hamid Luthfi (Bandung: Mizan, 1984),
Helen Keller, The Story of My Life: Kisah Nyata Perempuan Buta, Bisu, dan Tuli yang Mengguncang Dunia, terjemah M. Rudi Atmoko dan Salahuddin Gz (Jakarta: Genta Pustaka, 2011),
Soekarno, Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perdjoeangan Republik Indonesia (Yogyakarta: Panitia Penerbitan Buku-buku Karangan Presiden Sukarno, 1963).
Virginia Woolf dkk., Hidup Matinya Sang Pengarang, terjemah Toety Heraty (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001),
Majalah bulanan Intisari, November 1972 Nomor 112 sampai dengan April 1977 Nomor 405, dan beberapa nomor berikutnya.
Puluhan nomor majalah Intisari lawas diperoleh di pasar loak, dan sebagian lainnya diperoleh di kios buku bekas yang terletak di Kawasan Shopping Center Yogyakarta dengan harga bervariasi. Beberapa Majalah Intisari yang baru dibeli atas dasar kata-kata mutiara di dalamnya, tanpa mempertimbangkan tema maupun isi lainnya.
Langkah pembukuan diawali dengan menggunting dan menempel kata-kata mutiara dari majalah-majalah Intisari pada kertas hvs. Berikutnya menyalin kata-kata mutiara yang terdapat dalam berbagai buku satu per satu. Biasanya halaman buku-buku yang mengandung kata-kata bijak telah dilipat untuk mempermudah dalam menemukannya. Selanjutnya catatan dipotong-potong dan digabungkan dengan kata-kata mutiara dari majalah Intisari yang telah ditempel lebih dahulu. Himpunan kata-kata mutiara tersebut lalu diketik untuk ditawarkan kepada Penerbit.
Penulis memilih dan mengklasifikasi himpunan kata-kata mutiara tersebut dalam delapan tema. Penerbit Kanisius Yogyakarta menerbitkannya tema demi tema sejak 2004 hingga 2007 dalam buku saku dalam arti yang sesungguhnya, karena masing-masing buku dikemas dalam ukuran kecil yang dapat dimasukkan ke dalam saku baju. Buku-buku tersebut pernah penulis persembahkan kepada para tamu undangan sebagai kado pernikahan salah seorang putra kami. Entah berapa waktu, tenaga, dan pikiran, serta uang yang tercurah untuk menyusun buku itu.
Beberapa tahun berikutnya penulis memperoleh ide untuk menggabungkan kedelapan buku saku menjadi satu. Penulis segera memohon ijin kepada penerbit Kanisius untuk menerbitkannya kembali pada penerbit lain, dalam hal ini Gramedia, supaya beredar lebih luas dan lebih banyak pembaca yang memperoleh manfaatnya.
Delapan kearifan pilihan mewakili delapan tema dalam buku ini adalah sebagai berikut.
“Orang yang tidak mencari nasihat adalah bodoh. Kebodohan itu membuatnya buta terhadap kebenaran, dan membuatnya menjadi jahat, keras kepala, dan ancaman bagi orang-orang di sekelilingnya,” (Kahlil Gibran)
“Hasrat dan kemauan adalah tenaga yang terbesar di dunia ini; ia lebih berharga daripada uang dan kekuasaan.” (Shakespeare)
“Orang jadi mulia atau sengsara bukan karena keturunannya, melainkan karena kelakuannya.” (Sidharta Gautama)
“Makin besar kekuasaan, makin besar pula bahaya penyalahgunaannya.” (Edmund Burke)
“Kerendahan hati adalah pangkal segala kebajikan.” (Muthahhari)
“Kekuatan senjata dapat menaklukkan segala-galanya, tetapi kemenangannya tak akan kekal.” (Abraham Loncoln)
“Mumpung berkuasa, berbaktilah kepada rakyat.” (Evita Peron)
“Bahagia itu adalah suatu kesenangan yang dicapai oleh manusia menurut kehendaknya masing-masing.” (Aristoteles)
Hobi mengoleksi kata-kata bijak tetap berlanjut. Kapan saja menemukan pesan-pesan mencerahkan, penulis berusaha mencatatnya. Berikut beberapa mmutiara kata lainnya yang belum termuat dalam buku ini.
“Semua orang yang sukses, dengan berbagai macam profesi, seperti arsitek, fashion designer, penyanyi, aktor/aktris, pengusaha besar dan kecil, termasuk penjual bakmi, dan masih banyak bidang profesi lain, saya selalu melihat ada kecintaan yang sangat mendalam dari mereka terhadap apa yang mereka kerjakan; dengan kata lain, mereka sangat passionate terhadap pekerjaan dan profesi mereka. Ini adalah kunci dari keberhasilan mereka.” (Barry Lesmana)
“Orang bijak selalu mengatakan, lakukanlah apa yang engkau cintai, tetapi sebagian besar kita justru tersesat pada pekerjaan yang kita butuhkan untuk hidup, dan kadang tak sesuai dengan passion kita. Namun kita pantang menggerutu, karena masih ada pilihan: putar arah, atau cintai saja apa yang kau lakukan, maka kau tak akan pernah merasa bekerja sedetik pun.” (Rhenald Kasali)
“Kerja tanpa passion sama dengan kerja tanpa karya.” (Rene Suhardono)
“Tinggi rendahnya peradaban sebuah bangsa ditentukan oleh kekuatan elemen internal dan eksternalnya. Pembangunan internal berkaitan dengan pembentukan kultur sebuah bangsa. Posisi ideologi dan kekuatan tokoh sangat menentukan keberhasilan sebuah bangsa dalam membentuk kesepakatan umum yang menentukan arah kemajuannya.” (Bambang Setiawan)
“Jangan menjadi manusia dubuk (hyena), binatang jenis anjing atau serigala yang selalu muncul dalam gerombolan. Kerja mereka hanya merampok hasil kerja keras binatang lain. Ciri utama kaum dubuk adalah kepengecutan. Bangsa dubuk hanya mengenal perebutan dari kerja keras orang-orang lain. Mereka menunggu keberhasilan orang lain yang akan dijarah-rayah habis-habisan secara bergerombol. Hanya mereka yang berani bekerja keras, mandiri, biasa mengasah kecerdasan, tahan banting, dan pantang menyerah akan memenangi persaingan. Siapa saja yang bermental dubuk, pemalas, konsumtif, dan pendidikan tanggung akan kalah dalam persaingan dan kekerasan dunia modern.” (Jakob Sumardjo).
Benar kata orang bijak, kata-kata mutiara adalah kalimat-kalimat pendek dari pengalaman hidup yang panjang.(m)
Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan pegiat literasi Sahabat Pena Kita.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Pasang Badan

Relawan Sedulur Jokowi Tegaskan Tetap Loyal Kepada Jokowi

Bobibos: Energi Merah Putih Dari Sawah Nusantara Yang Siap Guncang Dunia

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Patianrowo Nganjuk dan Komite Diduga Lakukan Pungli, Terancam Dilaporkan ke Polres Nganjuk

Aksi Selamatkan Hiu: Pemuda Banyuwangi Kembangkan Aplikasi Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Identifikasi Spesies Hiu Secara Akurat

Pemilu Amerika 2025: Duel Sengit AI vs Etika di Panggung Politik Dunia

Jakarta 2030: Ketika Laut Sudah di Depan Pintu

Dari Wayang ke Metaverse: Seniman Muda Bawa Budaya Jawa ke Dunia Virtual

Operasi Senyap Komisi Pemberantasan Korupsi: Tangkap Tangan Kepala Daerah dan Pejabat BUMD dalam Proyek Air Bersih





No Responses