Oleh: Soegianto
Pertanyaan: Siapa yang tidak pernah mendengar nama-nama seperti Marco Polo, Christopher Columbus, Vasco Da Gama, Ferdinand Magellan, James Cook, dan Hernan Cortes? Semua nama ini adalah penjelajah Eropa yang terkenal karena prestasi mereka dalam penjelajahan, dan mereka semua tercatat dalam buku sejarah yang kita pelajari di sekolah. Namun, benarkah orang-orang Nusantara sudah lebih dahulu melakukan penjelajahan samudra sebelum orang-orang Eropa tersebut?
Jawaban: Memang benar bahwa penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa seperti Marco Polo, Columbus, dan lainnya telah mendominasi narasi sejarah dunia. Namun, ada klaim bahwa orang-orang dari Nusantara sudah lebih dahulu melakukan penjelajahan samudra. Klaim ini didukung oleh temuan-temuan arkeologis, seperti rempah-rempah dari Nusantara yang ditemukan dalam proses mumifikasi di Mesir. Meski demikian, bukti langsung mengenai penjelajahan antarbenua oleh bangsa Nusantara sebelum era Eropa masih terbatas dan sering kali didasarkan pada interpretasi bukti-bukti arkeologis yang masih bisa diperdebatkan.
Pertanyaan: Apakah benar bahwa pada masa kejayaannya, orang-orang di Nusantara dikenal dengan kapal raksasa yang disebut jong atau jung, yang sudah menaklukkan samudra jauh sebelum bangsa Eropa?
Jawaban: Jong atau jung memang merupakan kapal besar yang digunakan oleh bangsa Nusantara, terutama pada era Majapahit. Kapal ini terkenal akan ukurannya yang besar dan kekuatannya dalam navigasi laut. Namun, klaim bahwa mereka menaklukkan samudra sebelum bangsa Eropa perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas. Sumber sejarah menunjukkan bahwa kapal-kapal jong digunakan dalam perdagangan dan ekspedisi maritim di Asia Tenggara, tetapi bukti bahwa mereka melakukan penjelajahan global seperti yang dilakukan oleh Columbus dan Magellan masih sangat terbatas. Informasi ini sering kali dikaitkan dengan catatan-catatan dari pengamat asing, seperti orang Portugis, yang mencatat kehebatan kapal-kapal ini dalam lingkup regional, bukan penjelajahan antarbenua.
Pertanyaan: Apakah benar bahwa rempah-rempah dari Nusantara, seperti lada, ketumbar, damar, dan kapur barus, ditemukan dalam mumifikasi Mesir kuno, yang menunjukkan bahwa jalur pelayaran Nusantara sudah ada ribuan tahun sebelum Masehi?
Jawaban: Klaim bahwa rempah-rempah dari Nusantara ditemukan dalam proses mumifikasi di Mesir kuno memang menarik dan mengindikasikan adanya jalur perdagangan yang sangat luas. Namun, bukti arkeologis yang mendukung klaim ini masih kontroversial. Sementara ada kemungkinan bahwa rempah-rempah tersebut mencapai Mesir melalui jalur perdagangan panjang yang melibatkan banyak perantara, tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa bangsa Nusantara sendiri yang mengirimkan barang-barang ini ke Mesir. Dengan demikian, klaim bahwa jalur pelayaran Nusantara telah ada ribuan tahun sebelum Masehi perlu diteliti lebih lanjut dan tidak bisa dianggap sebagai fakta sejarah yang mutlak.
Pertanyaan: Benarkah leluhur orang Nusantara, yakni penutur Austronesia, sudah bermigrasi dari kepulauan Formosa ke Nusantara sekitar tahun 3000 sebelum Masehi, dan bahwa bukti arkeologis menunjukkan kebiasaan berlayar ini berlangsung jauh sebelum itu?
Jawaban: Migrasi penutur Austronesia ke Nusantara sekitar 3000 SM merupakan teori yang didukung oleh banyak sejarawan dan arkeolog. Bukti arkeologis seperti lukisan perahu di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa aktivitas maritim telah menjadi bagian integral dari budaya leluhur bangsa Nusantara sejak zaman prasejarah. Namun, klaim bahwa kebiasaan berlayar ini berlangsung jauh sebelum migrasi Austronesia masih memerlukan bukti yang lebih kuat. Sebagian besar bukti yang ada lebih terkait dengan periode setelah migrasi Austronesia, meskipun ini memang menunjukkan bahwa kemampuan maritim orang-orang Nusantara telah berkembang sangat awal.
Pertanyaan: Apakah benar bahwa sistem navigasi di Nusantara sudah sangat maju pada zaman Majapahit, termasuk penggunaan kompas, magnet, dan kartografi yang sudah berkembang, serta bahwa peta Jawa dinilai sebagai peta terbaik oleh orang Portugis pada awal tahun 1500-an?
Jawaban: Sistem navigasi di Nusantara memang telah mencapai tingkat yang sangat maju, terutama pada era Majapahit. Penggunaan kompas, magnet, dan teknik kartografi menunjukkan bahwa orang-orang Nusantara memiliki pengetahuan maritim yang mumpuni. Peta-peta yang dibuat oleh masyarakat Jawa pada masa itu memang diakui oleh pengamat asing, termasuk orang Portugis, sebagai peta yang sangat detail dan akurat. Meski begitu, perlu diingat bahwa penilaian tentang “terbaik” ini merupakan perspektif dari orang Portugis yang mungkin mengagumi teknologi yang mereka temui di Nusantara, tetapi tidak berarti peta Jawa lebih superior daripada semua peta lain di dunia pada masa itu.
Pertanyaan: Benarkah kapal raksasa dari Nusantara, seperti jong atau jung, mampu mengangkut ribuan orang dan barang dalam jumlah besar, dan bahwa kapal ini bahkan menjadi momok bagi kapal-kapal Cina pada zamannya?
Jawaban: Kapal jong atau jung dari Nusantara memang dikenal karena ukurannya yang besar dan kemampuannya mengangkut banyak penumpang dan barang. Catatan dari pelaut Eropa dan Cina menggambarkan kapal ini sebagai kapal yang tangguh dan sering kali mengesankan. Namun, klaim bahwa kapal ini menjadi momok bagi kapal-kapal Cina dan mampu mengalahkan 20 kapal Cina sekaligus mungkin berlebihan dan harus dipahami dalam konteks cerita-cerita sejarah yang cenderung memperbesar kemampuan musuh sebagai bentuk penghormatan atau kekaguman. Selain itu, perbandingan ini juga harus dilihat dari perspektif teknologi kapal pada era tersebut, di mana ukuran dan kemampuan kapal sangat dipengaruhi oleh teknik pembuatan dan bahan yang digunakan.
Pertanyaan: Apakah benar bahwa ukuran jong Jawa hampir sebanding dengan kapal induk modern, dengan panjang hingga 391,5 meter dan tonase hingga 2000 ton?
Jawaban: Klaim bahwa jong Jawa memiliki ukuran hampir sebanding dengan kapal induk modern seperti USS Gerald R. Ford dengan panjang lebih dari 300 meter dan tonase hingga 2000 ton adalah sangat berlebihan. Kapal jong memang besar, tetapi catatan yang menyebutkan ukurannya kemungkinan didasarkan pada interpretasi yang berlebihan atau salah tafsir. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ukuran jong mungkin lebih besar dari kapal Eropa pada zamannya, tetapi tidak mungkin sebesar kapal induk modern yang menggunakan teknologi dan material yang jauh lebih maju.
Pertanyaan: Apakah benar bahwa kapal jong Jawa diproduksi di dua tempat khusus di sekitar Jawa dan pesisir selatan Kalimantan karena membutuhkan keahlian dan material khusus?
Jawaban: Pembuatan kapal jong Jawa di tempat-tempat tertentu seperti di sekitar Cirebon, Rembang-Demak, dan Banjarmasin memang menunjukkan bahwa pembuatan kapal ini memerlukan keahlian dan material khusus yang tidak bisa ditemukan di sembarang tempat. Ini adalah salah satu alasan mengapa produksi kapal besar seperti jong dibatasi pada lokasi-lokasi tertentu yang memiliki akses ke kayu jati berkualitas tinggi dan tenaga ahli dalam pembuatan kapal. Namun, klaim bahwa hanya dua tempat ini yang memproduksi jong harus dilihat dengan hati-hati, karena bukti historis mengenai lokasi-lokasi lain yang juga memproduksi kapal besar di Nusantara masih bisa ditemukan.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Informaliti

Puisi Kholik Anhar: Benih Illahi

Tak Kuat Layani Istri Minta Jatah 9 Kali Sehari, Suami Ini Pilih Cerai

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang


No Responses