Tanya Jawab Soal Ijazah Jokowi

Tanya Jawab Soal Ijazah Jokowi
Muhammad Chirzin

Oleh: Muhammad Chirzin

Assalamualaikum.

Dalam kasus ijazah palsu, kenapa Dosen dan Mahasiswa UGM diam-diam saja, bagaimana pendapat Prof?

Saya berpendapat sebagian dari mereka diam-diam saja karena mencari aman, dan selamat. Mungkin mereka merasa berada pada posisi maju kena dan mundur juga kena. Bicara tentang kasus itu akan dianggap salah, karena mengandung risiko mempermalukan almamaternya, tetapi diam itu sendiri sudah salah, karena sama saja dengan menyembunyikan kebenaran dan/atau kesalahan.

Dalam kasus ijazah palsu tersebut, patut diduga mereka berprinsip diam itu emas, padahal dalam hal ini berbicara itu berlian; berani mengatakan yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah.

Akan tiba saatnya kebenaran mengemuka, dan kesalahan akan terbuka.

Pengamat sosial Memet Hakim menulis, Bambang Tri Mulyono adalah wartawan investigasi yang pertama kali mengungkap dugaan kepalsuan Ijazah Jokowi dalam buku ‘Jokowi Undercover’. Alih-alih isi bukunya dibedah, malah penyusunnya ditahan polisi dan dihukum 3 tahun, dengan pengorbanan yang sangat berat atas istri dan anaknya. Ia kembali dipenjara selama 6 tahun pada tahun 2023 bersama Gus Nur.

Alasan pertama, ia dinilai melanggar UU tentang Penghinaan terhadap Penguasa. Alasan kedua, dakwaan menyebarkan ujaran kebencian soal berita ijazah palsu Presiden Jokowi hingga menimbulkan keonaran.

Siapa pun yang berani menyentuh masalah ijazah palsu Jokowi seolah akan ditindas lewat polisi dan keputusan pengadilan.

Kedua alasan tidak menyentuh esensi pelaporan dalam buku yang diterbitkan. Pembuktian atas buku tersebut justru tidak dibahas. Sampai kini isu tentang hal tersebut terus mumcul, bahkan semakin ramai dan tajam.

Bukti ilmiah semakin kuat, bahkan Rismon dan Roy Suryo sebagai alumni UGM meyakini ijazah Jokowi tersebut palsu. Sayangnya, pimpinan UGM malah menghindar saat didatangi untuk klarifikasi.

UGM membantah tuduhan ijazah palsu itu pada Maret 2025, setelah Jokowi tidak lagi menjabat presiden. Penjelasan pejabat UGM itu menambah keraguan publik.

Agar tidak berlarut-larut, mengapa UGM sebagai penerbit ijazah Jokowi tidak membuat Tim Pencari Fakta yang terdiri atas Alumni UGM yang menemukan kepalsuan ijazah itu dan Alumni UGM yang mengakui keabsahan ijazah tersebut, ditambah ahli forensik dari Perguruan Tinggi terkemuka.

Untuk menjaga integritas kebenaran keilmuan, tim dibersihkan dari unsur politik atau pengaruh politik serta tekanan dari mana pun. Dengan demikian isu pro dan kontra ijazah palsu akan berakhir secepatnya.

Rektor harus menjaga netralitas tim ini dari tekanan politik atau materi dari pihak mana pun. Jika serius, tidak lebih dari dua pekan kebenaran akan terungkap. Kita tunggu niat baik Rektor untuk membawa UGM menjadi Universitas besar berintegritas. Jangan hancurkan UGM demi melindungi mantan Presiden.

Betul sekali. Pada saatnya kebenaran akan mengemuka, dan kesalahan akan terbuka.

Kami hanya bisa berdoa, semoga Allah swt menyegarakannya.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K