Oleh : Agus Mualif Rohadi
Tidak cukup dengan penghancuran Masjidil Aqsha, istana dan kota Yerusalem, tentara Imperium Roma juga diperintah mengejar dan membunuh siapa saja yang mengaku keturunan Raja Dawud.
Bahkan raja Agrippa II yang selalu berusaha menekan pemberontakan dan mengupayakan perdamaian tidak luput dari pemberangusan kekuasaan, meskipun masih tetap diperbolehkan menggunakan gelarnya namun hanya diberi kekuasaan di wilayah kecil di Galilea.
Setelah kematiannya, wilayah Galilea akan menjadi bagian dari propinsi penuh imperium Roma. Semua propinsi akan dipimpin Gubernur Roma. Tidak ada raja lagi di wilayah bani Israel. Tidak ada lagi bentuk kekuasaan sekecil atau serendah apapun bagi bani Israel – kaum yahudi.
Yerusalem hanya menjadi markas legiun Romawi yang sebagian besar justru tidur di tenda-tenda karena tidak ada lagi bangunan yang tersedia.
Tempat pemukiman kaum yahudi hanya tersisa di perbukitan di bagian selatan Yerusalem. Mereka disana membangun beberapa sinagoga yang menjadi tempat ibadah kecil bagi beberapa kaum yahudi. Sinagoga berfungsi sebagai pengganti tempat peribadatan Haikal Sulaiman.
Untuk itu, dengan dipimpin Rabbi Yohanan bin Zakkai, para rabbi yang berasal dari kaum Farisi ini membuat kitab hukum baru yaitu Misyna, yaitu kitab yang menjadi petunjuk dalam melaksanakan ibadah di sinagoga. Dengan Misyna, kaum yahudi dapat menghadirkan shekineh atau kedamaian di sinagoga sebagaimana yang mereka dapatkan di Haekal Sulaiman.
Setelah keadaan menjadi tenang, Simeon dengan beberapa pengikut Nashara Awal datang dari Pella kembali bermukim bersama kaum Yahudi di wilayah selatan kota Yerusalem. Namun kaum Kristen tidak ikut bergabung dalam pemukiman tersebut, dan juga tidak nampak di Yerusalem.
Penulisan Injil Kristen
Pada saat kondisi sudah mulai tenang, kaum Kristen tidak tinggal di Yerusalem, namun mereka tersebar ke kota-kota lainnya di wilayah Yudea dan Samaria. Kaum Kristen, belajar dari kehancuran Yerusalem dan Haikal Sulaiman, kemudian ada yang mulai menuliskan injil bagi kaum Kristen.
Pada akhir tahun 70-an hingga tahun 90-an, muncul Injil Kristen yang mengacu pada aqidah Paulus. Empat orang menuliskan injil kaum Kristen yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Sangat mungkin karena Paulus dan penganut Kristen awal berasal dari kaum gentile yang kebanyakan berbahasa Yunani, maka penulisan injil tidak dituliskan dalam Bahasa ibrani, namun ditulis dalam bahasa Yunani. Meskipun Yesus maupun Maryam berbicara dalam bahasa ibrani dan Aram, namun penulisan injil Kristen berbahasa Yunani.
Related Posts
Pungutan Liar 30% di Balik Sewa Kapal Tanker: Terbongkar Sumber Korupsi Ratusan Triliun di Tubuh Pertamina
Kapal Hantu, Dana Siluman, dan Perusahaan Cangkang: Skandal Korupsi PIS 285 Triliun Dibongkar
Mr. Presiden Jangan Datang Ke Chicago!
Rizal Fadilah: From Noel To Null
Menjaga Nyala Api Kemerdekaan Dalam Hukum
Mengapa Harus Kembali Ke UUD 1945
Empat Makna Penting Ibadah Haji
Genealogi Politik Dan Kosmologi Poltik Indonesia (Bagian 8)
Muhammad Chirzin: Pesan Kearifan Semesta
Rahasia Potensi Diri Yang Akan Terjadi
slot wallet คลิกเดียวโบนัสแตกOctober 22, 2024 at 8:05 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-hukuman-kedua-bagi-bani-israel-dan-kristen-naik-sepenggalah-bagian-2/ […]
you can check hereDecember 2, 2024 at 7:24 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-hukuman-kedua-bagi-bani-israel-dan-kristen-naik-sepenggalah-bagian-2/ […]
protein shakesDecember 27, 2024 at 9:15 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-hukuman-kedua-bagi-bani-israel-dan-kristen-naik-sepenggalah-bagian-2/ […]