Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 3), Episode: Jin Korek Api

Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 3), Episode: Jin Korek Api
Ilustrasi artikel: Gunung Arjuno, Jawa Timur

Ditulis Ulang Oleh: Ir. HM Djamil, MT

 

Setelah beberapa hari di rumah, wali Paidi berencana melakukan suluk nyepi ke gua di gunung Arjuna sesuai saran Habib Pahang. Hari Minggu bakda Subuh wali Paidi mulai berkemas untuk berangkat ke gunung Arjuna. Ber pak-pak rokok kretek telah disiapkan dari berbagai merk yang beken sudah lengkap, tidak ketinggalan satu blek kecil kopi bubuk juga dibawanya.

Setelah sampai di kaki gunung Arjuna, wali Paidi mulai mendaki mencari gua yang dimaksud. Pada hari itu juga wali Paidi sampai di gua tersebut walau waktunya sudah agak sore. Mulut gua itu kecil tertutup ilalang tapi dalamnya luas. Di pojok kiri ada sumber mata air dan di pojok kanan ada batu yang menyerupai meja kemungkinan oleh si penemu gua ini (wali pendahulu), dulu dipakai untuk tempat sholat.

Wali Paidi menaruh barang bawaannya di sebelah batu tersebut, dan pergi menuju ke mata air untuk mandi dan berwudlu. Ketika mandi hati wali Paidi dengan sendirinya berzikir cepat dan otomatis, pengetahuan ruhani wali Paidi semakin bertambah, hatinya berbunga-bunga tanpa dapat ia cegah, Nur Bashirohnya semakin terang benderang.

Setelah berwudlu Wali Paidi sholat di atas batu yang mirip meja itu, entah sholat apa yang dikerjakan. Habis sholat terus berdzikir sampai lupa membuat kopi dan merokok kesukaannya. Terus berdzikir sampai masuk Maghrib hingga menjelang isyak dia turun untuk berwudhu dan meneguk air sumber di gua itu.

Walaupun yang diteguk air sumber biasa, tapi bagi wali Paidi rasanya seperti minum air Zam zam. Sejak habis magisak (sholat maghrib dijamak isyak) terus menerus sholat dua roka’at salam, dan entah telah berapa puluh atau ratus roka’at tanpa terasa telah berlalu. Dan wali Paidi baru sadar ketika lamat-lamat terdengar ayam berkokok.

Wali Paidi turun menuju tempat perbekalannya untuk membuat kopi dan supermi, niatnya untuk sahur (puasa Senin) sambil duduk santai merokok menunggu waktu Subuh tiba. Panci sudah di keluarkan serta Supermi dan rokok telah di siapkan.

Tapi alangkah kagetnya ia ketika mencari korek api tidak ada. Ia keluarkan semua isi tasnya tapi tetap saja korek api tidak ditemukan, ”waduh cilakak ini,” mungkin koreknya tertinggal waktu dia santai merokok di mushola kampung sewaktu selesai sholat Dhuhur di awal pendakian kemarin siang.

Dia melihat kopi satu blek yang aromanya begitu harum dan rokok berbagai merk tergeletak di samping kopi dan Supermi. ”Muspro semua ini, kok bisa koreknya hilang,” kata Wali Paidi kesal.

Namun tekadnya untuk berpuasa Senin yang menjadi kebiasaannya tak mungkin dia batalkan, dengan tujuh teguk air dari sumber dalam gua itu sudah lebih dari cukup baginya.

Sepanjang berpuasa Senin hari itu dia lalui dengan nikmat, Sholat, berdzikir, tidur, membaca Qur’an, tertidur lagi, pokoknya nikmat walaupun hanya sahur minum air sumber.

Namun setelah waktu berbuka tiba ia berbuka dengan air sumber lagi, setelah sholat magisak Wali Paidi mulai tidak tahan. Hatinya gundah melihat Supermi, kopi dan rokok terkulai tak berguna, “mubadzir” katanya dalam hati dan mubadzir itu kawannya Setan.

Wali Paidi tak mau berkawan dengan Setan, maka ia pun membaca hizb mantra, kemudian ia megusapkan telapak tangan pada matanya dan byarr… Seluruh alam jin dan makhluk halus lainnya tampak sangat jelas, terlihat olehnya segerombolan jin diluar gua sebelah kiri. Kira-kira 10 meter dari mulut gua.

Wali Paidi segera keluar dan mendatangi gerobolan jin yang sedang berdiskusi dekat mulut gua tadi, gerombolan jin yang melihat Wali Paidi datang, tampak ketakutan dan buyar lari pontang panting.

Wali Paidi mendatangi kelompok yang lain guna minta korek api, tapi belum sempat bertanya mereka sudah kabur pontang panting, hingga tersiar Wali Paidi ngamuk dan mengobrak abrik tempat para Jin. Gemparlah seluruh bangsa jin di gunung Arjuna melihat tingkah Wali Paidi yang sebenarnya hanya ingin minta atau pinjam korek api.

Akhirnya tibalah wali Paidi di pusat kerajaan Jin Gunung Arjuno. Wali Paidi disambut oleh dua prajurit jin yang memang diperintahkan oleh rajanya untuk menyambut Wali Paidi. Tampak wajah-wajah ketakutan dari prajurit jin ini ketika melihat Wali Paidi. Dalam istana raja jin yang bernama Ismoyo ini sudah menunggu kedatangan Wali Paidi.

Gunung Arjuno, Jawa Timur

Raja Ismoyo turun dari singgasananya menyambut langsung Wali Paidi dan mempersilahkannya untuk duduk di sampingnya. Dengan sopan raja Ismoyo ini bertanya, ” Hamba dengar tuan Wali telah membuat geger kerajaan hamba, tuan telah mengobrak abrik seluruh wilayah kerajaan tanpa ada yang tahu sebab perkaranya, apakah gerangan yang tuan cari, sehingga tuan murka begini, mungkin hamba bisa membantu?”

Wali Paidi menjawab, ”Aku tidak marah dan tak pula mengobrak abrik rakyatmu, aku hanya mencari korek api, apakah anda punya?”.

Raja Jin merasa heran dengan pertanyaan ini sebab di dunia Jin tidak dikenal yang namanya korek api, namun dengan sopan beliau bertanya kembali.

“Maaf kalau hamba boleh tahu, untuk apa Korek api itu?…”

”Untuk menyalakan rokokku ini, dan juga untuk menyalakan api guna memasak air untuk membuat kopi dan Super Mie, .. punya korek api ndak?….”

”Lho kalau hanya untuk membuat api cukup begini saja,” ujar Raja Jin itu sambil mengacungkan telunjuknya yang menyala seperti korek api…..

”Oh maaf tuan Raja saya lupa kalau bangsa sampiyan ini terbuat dari api,” kata Wali Paidi sambil mendekatkan mulut plus Rokoknya ke telunjuk Raja Jin.

Sambil merokok dan duduk dekat Raja, mereka berdua asyik ngobrol dan diskusi segala masalah yang ada di Kerajaan Jin ini.Dari situlah wali Paidi menjadi tahu bahwa Masyarakat Jin di wilayah ini belum Islam, dan banyak manusia yang datang ke tempat ini untuk minta pertolongan agar dapat menggandakan Uang dan pertolongan untuk bisa menjadi Pejabat.

Sambil tertawa Raja Jin itu mengatakan bahwa apa yang dilakukan anak buahnya adalah tipuan belaka, mereka tidak dapat menggandakan Uang, mereka hanya mampu dengan cepat memindahkan uang orang lain.Jadi kalau si Peminta mengira Uangnya tergandakan, di tempat lain ada yang kehilangan. Begitu pula dengan pertolongan yang lain hanya tipuan belaka.

“Sampeyan dan rakyat sampeyan harus Islam… menyembah Allah sang maha Perkasa dan pengatur Jagad raya ini…. sampeyan pernah dengar nama Ifrid, raja Jin yang Duk Deng itu… dia saja menyembah Allah,..”.. ujar wali Paidi sambil menatap wajah raja dalam dalam…

“Yaa kami semua yang disini Pengikut Ifrit yang Agung… kami memujanya,” ujar raja Jin itu…

”Apa Ifrid pernah kemari … dan mengajarkan sesuatu pada negeri Jin ini…?” tanya wali Paidi.

“Kami tidak tahu, kami hanya mendengar dari nenek moyang kami yang pernah berkelana sampai ke Negeri Bagdad… dan kami selalu taat pada tetua tetua kami… apa ini salah?…” sahut raja jin menunduk.

“Ndak salah-salah amat… tapi sampeyan dan rakyat sampeyan harus mengikuti agama Ifrid..bukan menyembah dan mengagungkannya, yaitu agama Islam,” kata wali Paidi

“Maaf tuanku… apakah tuntunan yang disampaikan Ifrid Yang Agung… harus diganti dengan tuntunan Islam?…” tanya raja jin lagi.

“Begini lho mas Raja… Ifrid itu Pengikutnya Nabi Sulaiman… Nabi Sulaiman ini Putra Daud penerus Nabi Musa… sedang Nabi Musa itu Penerus agama Ibrahim… agama yang lurus… menyembah Allah… dan diteruskan sampai Nabi Muhammad S.A.W…..”

“Jadi Ifrid itu sudah Islam sebelum Muhammad S.A.W diutus… Sudah segini dulu nanti kapan-kapan saya akan kemari lagi dan mengajari sampeyan dan rakyat sampeyan menjadi Islam… saya pamit dulu sebab belum berbuka,…” kata wali Paidi sambil beranjak berdiri dari kursi..

Legalah masyarakat Jin setelah mereka tahu bahwa Wali Paidi tidak marah dan tidak berniat untuk mengobrak abrik Kerajaan Jin. Masyarakat yang tadinya lari berlindung ke kerajaan, mereka pada pulang ke kampungnya masing-masing.

Sedang Wali Paidi kembali ke Gua digendong oleh seorang Jin yang diperintahkan oleh sang raja untuk mengawal sekaligus difungsikan sebagai korek api.

Bila dilihat kasat mata orang awam, wali paidi seperti terbang dengan duduk bersila.

Serta bila saat menyalakan korek api, tampak kasat mata orang awam seperti wali Paidi sedang sulapan.

“Api”, wali Paidi berkata, maka tiba – tiba muncullah api, untuk merokok atau menghidupkan kompornya.

 

EDITOR : REYNA

Last Day Views: 26,55 K

4 Responses

  1. Serial Wali Paidi (Bagian 2): Sejarah Wali Paidi, Episode 1: Menerima Lampu Petromaks - Berita TerbaruJanuary 28, 2022 at 8:50 pm

    […] Baca Juga: Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 3), Episode: Jin Korek Api […]

  2. Serial Wali Paidi (Bagian 2): Sejarah Wali Paidi, Episode 5: Mantra Jin - Berita TerbaruFebruary 25, 2022 at 8:33 pm

    […] Serial Wali Paidi (Bagian 1, Seri 3), Episode: Jin Korek Api […]

  3. บาคาร่าเกาหลีDecember 21, 2024 at 2:02 pm

    … [Trackback]

    […] There you can find 15617 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/serial-wali-paidi-bagian-1-seri-3-episode-jin-korek-api/ […]

  4. chat roomsDecember 26, 2024 at 4:10 pm

    … [Trackback]

    […] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/serial-wali-paidi-bagian-1-seri-3-episode-jin-korek-api/ […]

Leave a Reply