Tindakan Tidak Terhormat Di Ruang Terhormat.

Tindakan Tidak Terhormat Di Ruang Terhormat.
Presiden Ukraina Zelenskyy (kiri) Presiden Donald Trump

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

The Oval Office yang berada di Gedung Putih (the White House) adalah ruang kerja formal Presiden Amerika Serikat yang terhormat, di mana seorang Presiden AS itu bertemu dengan tamu-tamu kepala negara, diplomat, stafnya, dan pejabat tinggi lainnya; dan di mana Presiden juga sering berbicara kepada rakyat Amerika dan dunia di televisi atau radio; juga di mana presiden berurusan dengan isu-isu penting strategis baik dalam negeri maupun luar negeri hari ini. Saya kebetulan pernah masuk diruangan Oval Office itu ketika mengikuti tour dari Deplu AS.

Dunia terkejut ketika hampir semua saluran TV menayangkan Breaking News tentang kejadian yang tidak terhormat diruang Oval Office yang terhormat dan mensimbolkan kedigjayaan negara Amerika Serikat di panggung global tersebut. Kejadian yang tidak terhormat itu muncul ketika presiden Ukraina, Presiden dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat saling berbicara dengan nada tinggi dan memojokkan Presiden Ukraina Zelensky.

Kejadian tanggal 28 Februari 2025 itu ditonton dunia ketika Presiden AS Donald Trump dan Wapres Vance memarahai Presiden Ukraina dengan nada suara tinggi. Belum pernah sebelumnya seorang presiden Amerika menyerang tamunya seorang kepala negara secara verbal dengan nada tinggi seperti yang dilakukan Trump kepada Zelensky itu, yang menyebabkan putusnya hubungan antara Washington dan Kyiv hampir real-time.

Presiden Trump dan Wapresnya Vance mengecam Zelensky karena tidak menunjukkan rasa terima kasih yang cukup atas dukungan Amerika, Trump dan Wakil Presiden JD Vance meninggikan suara mereka sambil tangannya menunjuk-nunjuk Zelensky menghalangi perjanjian damai dengan Rusia. Kemudian setelah itu, dia pada dasarnya diusir dari Gedung Putih dan pergi dengan ekspresi muram di wajahnya.

“Anda sekarang, tidak benar-benar dalam posisi yang sangat baik. Anda telah membiarkan diri Anda berada dalam posisi yang sangat buruk,” kata Trump kepada presiden Ukraina. Meninggikan suaranya, setelah lebih banyak bolak-balik, Trump berkata, “Anda berjudi dengan nyawa jutaan orang. Anda berjudi dengan Perang Dunia III.”

Pada satu titik, Wapres Vance menuduh Zelensky “tidak sopan” terhadap tuan rumahnya di Amerika. “Anda tidak menunjukkan rasa terima kasih,” tambah Trump. “Apakah anda pernah mengatakan ‘terima kasih’ sekali saja?” Vance bertanya pada Zelensky.

Setelah itu, Trump berkumpul dengan penasihat utamanya di dalam Oval Office untuk menilai situasi, termasuk Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Saat itulah Trump akhirnya memutuskan Zelensky “tidak boleh berada di tempat untuk bernegosiasi.” Dia mengarahkan Rubio dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz untuk menyampaikan pesan: sudah waktunya bagi Zelensky untuk pergi keluar dai Gedung Putih.

Delegasi Ukraina berkumpul di dekat ruangan terpisah, yang merupakan standar ketika seorang pemimpin asing mengunjungi Gedung Putih. Biasanya, mereka pergi ke ruangan lain, lalu berkumpul kembali untuk makan siang. Tetapi Ukraina tidak akan makan di Gedung Putih pada hari Jumat. Sepiring salad hijau musim semi, ayam panggang rosemary, dan crème brûlée tidak tersentuh oleh para tamu Ukraina.

Ketika makanan siap saji berada di dekat lorong di luar kantor sekretaris pers, orang-orang Ukraina diperintahkan untuk pergi keluar.

Baru kali ini saya melihat dalam sejarah seorang tamu kepala negara diusir dari ruang pertemuan oleh Presiden AS.

Zelensky memang membuat Presiden dan Wapres AS tersinggung dengan cara bicaranya yang sering membantah dengan keras, lagian Zelensky juga menunjukkan adab sebagai tamu negara dengan sekali-kali bersedekap tangan. Saya jadinya ingat bagaimana Presiden Suharto tersinggung dengan cara Michel Camdessu direktur IMF berdiri dan bersedekap tangan menyaksikan Presiden Suharto menandatangani perjanjian dengan IMF pada tanggal 15 Januari 1998 ketika krisis ekonomi yang hebat melanda Indonesia.
Tidak hanya sikap Zelensky yang ngotot (bahasa Jawa nya ngengkel) yang membuat pejabat tinggi AS tersinggung, tapi juga cara berpakaian Zelensky yang hanya dilengkapi dengan kaus hitam yang menampilkan trisula Ukraina bersulam, celana panjang hitam dan sepatu bot, dia secara substansial berpakaian kurang pantas dibandingkan dengan Trump, wakilnya dan para pejabat tinggi AS lainnya.

Seorang anggota pers bertanya kepadanya mengapa dia tidak mengenakan setelan jas saat mengunjungi kantor “tingkat tertinggi” di negara itu. “Kenapa kamu tidak memakai jas?,” katanya. “Banyak orang Amerika memiliki masalah dengan Anda yang tidak menghormati ruangan ini.”

Dunia melhat seorang Presiden Ukraina yang negaranya hancur luluh dibombardir pasukan Rusia dengan persenjataan canggih, hampir satu juta pasukannya mati dan luka-luka berat, 2 juta warganya melarikan diri dari negara, ekonominya kolap – dihina, dipermalukan, diusir oleh tuan rumah kepala negara Amerika Serikat yang sebelumnya merupakan sekutu kuatnya.

Betul kata mantan Menlu AS Henry Kissinger “menjadi musuh Amerika Serikat itu bahaya, tapi menjadi kawan Amerika Serikat itu fatal”.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K