Tiongkok menyatakan siap mempercepat ekspor ‘mineral tanah jarang’ ke Uni Eropa

Tiongkok menyatakan siap mempercepat ekspor ‘mineral tanah jarang’ ke Uni Eropa
Mineral tanah jarang (rare earth minerals)

TIONGKOK – Menteri Perdagangan Wang dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Sefcovic, bertemu di Paris saat kedua belah pihak membahas sengketa brendi dan kendaraan listrik, kata Tiongkok

Tiongkok menyatakan siap mempercepat ekspor tanah jarang ke Uni Eropa

Pekan ini, Tiongkok menyatakan bersedia mempercepat persetujuan ekspor mineral tanah jarang ke Uni Eropa, sebuah langkah yang bertujuan meredakan ketegangan perdagangan menjelang keputusan penting terkait tarif dan putusan anti-dumping.

“Tiongkok sangat memperhatikan kekhawatiran Uni Eropa dan bersedia membangun jalur hijau bagi aplikasi yang memenuhi syarat untuk mempercepat proses persetujuan,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok, menurut pernyataan kementerian yang dikeluarkan pada hari Sabtu.

Menteri Perdagangan Wang Wentao juga mendesak Uni Eropa untuk bekerja sama: “Kami berharap Uni Eropa akan mencapai kesepakatan dan mengambil langkah-langkah efektif untuk memfasilitasi, melindungi, dan mempromosikan perdagangan produk teknologi tinggi yang patuh ke Tiongkok.”

Pada hari Selasa, Wang bertemu di Paris dengan Maros Sefcovic, Komisioner Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi. Keduanya membahas pengendalian mineral tanah jarang serta investigasi yang sedang berlangsung terhadap ekspor brendi Uni Eropa dan kendaraan listrik Tiongkok.

Mengenai brendi, juru bicara tersebut mengatakan produsen dan asosiasi industri Prancis telah mengajukan aplikasi komitmen harga kepada Beijing. Tiongkok telah menyetujui persyaratan-persyaratan utama dengan mereka, dan jika persyaratan tersebut lolos peninjauan, keputusan akhir diperkirakan akan dikeluarkan sebelum 5 Juli.

Tiongkok meluncurkan penyelidikan anti-dumping awal tahun ini, dengan alasan kekhawatiran atas praktik penetapan harga oleh produsen Uni Eropa.

Wang dan Sefcovic juga membahas investigasi anti-subsidi Uni Eropa terhadap kendaraan listrik Tiongkok, yang telah menyebabkan tarif impor yang lebih tinggi dari Tiongkok. Menurut juru bicara tersebut, kedua belah pihak hampir menyelesaikan konsultasi komitmen harga mereka, meskipun beberapa masalah masih belum terselesaikan.

Uni Eropa mengusulkan untuk menjajaki “jalur teknis baru,” kata juru bicara tersebut, seraya menambahkan bahwa Beijing sedang meninjau proposal tersebut.

Perundingan ini terjadi di tengah upaya Brussel dan Beijing untuk meredakan ketegangan terkait kebijakan perdagangan dan subsidi industri, di tengah meningkatnya persaingan dalam kendaraan listrik, semikonduktor, dan rantai pasokan mineral penting.

SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K