SURABAYA – Puluhan Warga Kota Kediri, Kamis (29/8/24) demo di depan Mapolda Jatim. Mereka menuntut keadilan, menuntut kerja profesional aparat kepolisian. Fiat justitia ruat caelum, keadilan harus tegak meski langit akan runtuh. Demikian tekad korban kekerasan yang terjadi di Masjid Al Muttaqun, Manisrenggo Kota Kediri, Rabu 13 Desember 2023 pukul 18.00 Wib silam.
“Ironis, memang, korban malah menjadi tersangka. Justru yang diduga pelaku kekerasan dibiarkan leha-leha. Untuk itu, korban justru minta ditahan sekalian. Ini memang aneh, ajaib, ada korban jadi tersangka,” tegas H Tjetjep Mohammad Yasien, SH MH, kuasa hukum korban seperti dilansir duta.co, usai demo Mapolda Jatim.
Mereka membentang spanduk tuntutan. Pesannya singkat: KEDIRI DARURAT HUKUM. Melawan Kriminalisasi oleh Polresta Kediri terhadap Relawan Peduli Palestina. KEADILAN MATI TERKOYAK AKIBAT APARAT YANG BERPIHAK. “Sampai kapan pun kami akan berteriak. Ini kedholiman nyata,” tambah Gus Yasien panggilan akrabnya.
Menurut Gus Yasien, penanganan kasus kekerasan ini jungkir balik. Oknum aparat bertindak sewenang-wenang. “Kami tidak akan diam. Sampai kapan pun akan kami lawan. Kalau gagal pembalasan di dunia, yakin kedholiman mereka akan diadili, kembali dijungkir-balik oleh Allah SWT,” tegasnya.
Bukan hanya Mapolda Jatim yang didemo. Rabu (17/7/24) lalu, korban kekerasan juga mendesak KAPOLRI melakukan investigasi efektif, menyeluruh, imparsial, transparan dan tuntas atas kerja Reskrim POLRESTA Kediri.
“Alhamdulillah, saya bisa ikut serta. Kami merasa selama ini ada rekayasa atas kasus yang tidak beradab, tidak bermoral, pengeroyokan dan penganiayaan Relawan Bela Palestina Kediri Raya yang hendak jamaah salat Maghrib di Masjid tersebut,” tegas Gus Yasien saat itu.
Menurutnya, korban dan kuasa hukum serta keluarga tidak akan berhenti menuntut keadilan. “Tekad kami, pantang pulang sebelum tegak keadilan. Kita desak polisi untuk bekerja profesional. Jangan tebang pilih, jangan sampai ada perlakuan istimewa kepada mereka yang jelas-jelas melakukan kekerasan,” tegasnya.
Divisi Propam POLRI, tegas Gus Yasien, sudah berjanji akan turun ke Kediri. Ini melegakan. Kami tidak ingin citra polisi runtuh gegara oknum. “Karena itu, kita tunggu Propam di Kediri. Kita tunjukkan bukti-bukti. Ini lebih dari cukup untuk menegakkan keadilan. Kita tunggu,” terangnya.
Demo di Mapolda Jatim kemarin, menurut Gus Yasien, bukan yang terakhir. Sepanjang aparat penegak hukum tidak memberikan pelayanan yang professional, selama itu pula demo akan terus dilakukan. “Kamin tidak akan pernah menyerah. Sepanjang belum tegak keadilan dalam kasus kekerasan di dalam masjid itu, kami akan turun jalan,” demikian janji Gus Yasien dalam sejumlah aktivis pro Palestina merdeka ini. (mky)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Aliansi Masyarakat Tirak Nilai Seleksi Perangkat Desa Cacat Hukum, Akan Bawa ke DPRD dan PN

Isolasi Dalam Sunyi – Gibran Akan Membeku Dengan Sendirinya

Pertalite Brebet di Jawa Timur: Krisis Kepercayaan, Bukan Sekadar Masalah Mesin

Ini 13 Ucapan Kontroversial Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Bogor ke Kursi Keuangan — Jejak Seorang Insinyur yang Menjadi Ekonom Kontroversial

The Guardian: Ketika Bendera One Piece Jadi Lambang Perlawanan Generasi Z Asia

Kolaborasi Manusia Dan AI: Refleksi Era Digital di IdeaFest 2025

Digital Counter-Revolution: Mengapa Pemerintah Indonesia Berbalik Takluk pada Media Sosial?

Otonomi Yang Melayani : Menanggapi Cak Isa Anshori dengan Kacamata Tata Kelola Islam

Komik Edukasi Digital dari ITS Jadi “Senjata” Literasi Anak di Daerah Terpencil”



No Responses